Memajukan Pariwisata Desa Melalui Media Digital

memajukan pariwisata

Bandung Side, Kabupaten Cirebon – Memajukan pariwisata desa sekarang nyatanya tidak sulit untuk membuat tempat wisata, yang penting instagramble atau ada spot foto bagus. Walaupun secara keseluruhan tempatnya kurang memadai tapi ada spot foto dengan sendirinya masyarakat akan datang.

Itulah kekuatan media sosial, setiap orang ingin membuat konten foto yang bagus dari tempat jalan-jalan. Benarkah sesederhana itu dalam membangun pariwisata di desa?

Muhammad Arifin Kabid Komunikasi Publik Relawan TIK yang sering mendampingi desa-desa untuk go digital, memang dibutuhkan komitmen untuk membangun pariwisata desa oleh seluruh pihak yang ada di desa tersebut.

Mulai dari kepala desa, warga, pemuda karang taruna, Bumdes dan seluruh unsur masyarakat lainnya harus sepakat untuk membangun potensi desa terkait sektor wisata.

Selanjutnya melakukan tata kelola sumber daya manusia atau melakukan manajemen kemudian melakukan sinergi dan kolaborasi dengan berbagai stakeholder.

Ada dinas pariwisata, organisasi yang khusus mendampingi pegiat desa agar pariwisatanya maju yaitu Generasi Pesona Indonesia yang dibuka Kementerian Pariwisata.

“Harus berkolaborasi jangan merasa sendiri, buka akses kumpulkan masyarakat desanya, buat proposal pikirkan konsep apa yang dapat dibangun dari desa kita ini. Semua akan bersama-sama bergandengan tangan,” ujar Muhammad Arifin dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Senin (16/8/2021).

Manfaat dibangunnya pariwisata di desa yakni dapat menumbuhkan ekonomi kreatif, para pemuda atau ibu-ibu dapat membuat oleh-oleh khas daerahnya untuk dijual kepada wisatawan.

Bagi pemerintahan desa, jika menggiring, memfasilitasi anak-anak muda agar mengadakan diskusi diskusi seperti ini bisa meningkatkan pendapatan asli desa yang tidak selalu berorientasi pada dana desa.

Ini juga menjadi sarana untuk membantu masyarakat para pelaku UMKM apapun itu terlebih untuk usaha kuliner karena mereka akan banyak kedatangan tamu, banyak orang datang ke desa membawa uang, dia ingin menikmati liburan sekaligus berwisata kuliner.

Otomatis desa wisata ini membuka lapangan pekerjaan juga, bisa sebagai sebagai tukang parkir, manajemen pemandu wisata, sosial media branding banyak sekali tenaga kerja yang didapat dari lokal desa.

Sementara itu untuk platform digital, setiap desa wisata disarankan memilki website sendiri agar lebih terfokus pada satu pintu, seluruh data ada di website.

Media sosial juga pastinya penting untuk semakin mempromosikan desa wisata ini yang paling banyak yakni Instagram dan Facebook. Promosi lain juga dapat dibuat di YouTube bahkan aplikasi untuk memudahkan.

“Aplikasi sebenarnya tidak harus buat aplikasi sediri tapi kita bisa bergabung dengan aplikasi yang sudah ada. Daftarkan desa kita ke aplikasi wisata miliki daerah maupun swasta,” ujar Muhammad Arifin.

Jika semua sudah dijalani, dan desa wisata ingin lebih digital, menurut Arifin harus dicoba untuk cashless atau menggunakan sistem non tunai dalam transaksi. Aplikasi non tunai sudah banyak yang dapat dimanfaatkan bahakn dari BUMN sudah menyiapkan yakni Qris.

Transaksi non tunai ini dapat menegaskan lagi kepada wisatawan untuk dapat berwisata secara praktis dan lebih mudah, ini dapat membuat nilai plus dan menambah nilai desa mereka sudah go digital.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi.

Webinar wilayah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Senin (16/8/2021) juga menghadirkan pembicara Bowo Suhardjo (Konsultan Bisnis), Heni Mulyati (MAFINDO), Wahyu Tjiptaningsih (Wakil Bupati Cirebon) dan drg. Anwina Pradini sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital.

Kegiatan literasi digital ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.***

loading...
Facebook Comments

Tinggalkan Balasan