Bandung Side, Sari Asih – Fasilitasi gratis untuk UKM Jawa Barat tema yang diusung dari sinergi dan kolaborasi antara Universitas Logistik dan Bisnis Internasional (ULBI) dan PT Pos Indonesia dengan Yayasan BIG Indonesia.
Kegiatan Fasilitasi Gratis untuk UKM Jawa Barat digelar di Auditorium ULBI, jl. Sari Asih No. 54, Kota Bandung, Minggu (13/11/2022) secara terbuka memberi layanan berupa pembinaan kepada usaha kecil dan menengah (UKM) agar bisa mendapatkan sertifikasi halal dan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta talkshow dari praktisi UKM.
Talkshow dengan narsumber diantaranya Direktur Bisnis Kurir & Logistik PT Pos Indonesia (Persero), Siti Choiriana; Ketua Umum BIG Indonesia, Dwi Andayani; Praktisi ekspor-impor Wisnu Effendi dan Rulit Candra; Auditor Halal oleh Ratni Ernita; Fasda Jawa Barat, Hartoyo serta Ammar Zoni dari PT. Halal Ekspor Indonesia (HEI).
Wisnu Wiratnajaya Efendi, Praktisi ekspor-impor sekaligus Pembina Big Indonesia mengatakan bahwa Big Indonesia berdiri berawal untuk pemberdayaan pemuda, namun kemudian berkembang yang sekarang membantu teman-teman UKM untuk melakukan up grading yang dikenal dengan skill-up.
“Ada Dua fokus dari kegiatan Big Indonesia yakni pertama teman-teman UKM produknya bisa masuk kepasar modern dan yang kedua produk UKM bisa masuk ke pasar ekspor,” ujar Wisnu.
Salah satu cara untuk memenuhi target kami tentunya harus berkolaborasi karena ada banyak hal yang tidak bisa kami kerjakan sendiri. Salah satunya adalah tentang sektor logistik yang menjadi salah satu persoalan dalam rantai pasok di Indonesia sebagai negara kepulauan bahwa logistik mempunyai peranan yang sangat penting.
Maka dari itu, kami berkolaborasi dengan PT Pos Indonesia yang luar biasa usianya tidak terkalahkan sudah lebih dari 200 tahun yaitu berdiri pada tanggal 26 Agustus 1746, dengan infrastruktur yang begitu lengkap, dari Aceh sampai Papua.
“Maka momentum kolaborasi saat ini bahwa biarkanlah urusan logistik di handle oleh PT Pos Indonesia, karena mereka ahlinya. Adapun bidang logistik tentunya bila ada kekurangan sehingga kami akan saling melegkapi, misalkan Pos kekurangan apa, kami akan memberi masukan dan sebaliknya Pos akan menutupi kekurangan kami,” ujar Wisnu.
“Kolaborasi Big Indonesia dengan PT Pos Indonesia dalam bentuk kerjasama, saling memberdayakan, saling menutupi, saling memberikan kelebihan, saling memberikan benefit satu sama lain, ungkap Wisnu.
Big Indonesia fasilitasi UKM dari sisi pemasarannya yang didalamnya ada penjualan, artinya distribusi dan penjualan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan, nah khusus untuk bagian logistiknya kita serah kan pada PT Pos tapi untuk pemasaran dan penjualan itu Big Indonesia yang akan meng-handle.
Big Indonesia memiliki master-master coach yang memiliki keahlihan dan sebagai praktisi puluhan tahun di Fast Moving Consumer Goods atau FMCG yakni perusahaan yang menjual produk secara cepat dengan harga produk yang relatif murah.
Mereka berkontribusi melalui Big Indonesia dengan mendampingi pelaku UKM untuk masuk ke pasar modern dan masuk ke pasar ekspor.
Hal teknis seperti kemasan yang kurang pas akan dibantu dibuatkan yang ciamik, desain yang mantap, pilihan warna kemasan yang menarik dan atraktif, plus teknik mengambil foto yang akan dimuat di market place sehingga dapat memperluas pasarnya.
Sesuai Permendag nomer 23 Tahun 2021 tentang Pedoman Pengambangan, Penataan, dan Pembinaan Pusat Perbelanjaan dan Toko Swalayan, diantaranya bahwa disyaratkan 30% barang yang didisplay pada pasar modern adalah produk UKM.
“Jadi sebetulnya produk UKM sangat dibutuhkan, sehingga pasar modern bila tidak memenuhi kuota akan diberikan teguran dari pemerintah,” kata Wisnu.
Untuk ekspor, UKM tidak perlu kuatir akan kondisi buyer, karena data buyer yang disediakan oleh Atase Perdagangan dan mereka siap beli, persoalannya adalah apakah produk kita sudah sesuai dan siap masuk ke standar buyer.
“Makanya Big Indonesia titik beratnya akan lebih banyak fokus kepada teman-teman UKM untuk menstandarisasi produk UKM,” pungkas Wisnu Wiratnajaya Efendi.
Percepatan Sertifikasi Halal dan Izin Edar BPOM hingga Oktober 2024
Siti Choiriana, Direktur Bisnis Kurir & Logistik PT Pos Indonesia (Persero) mengatakan, acara ini bertujuan membantu pelaku UKM mengerti cara dan prosedur sertifikasi halal dan izin edar BPOM.
Selain itu untuk mendukung program pemerintah terkait kebijakan seluruh produk olahan pangan harus bersertifikasi halal sampai 17 Oktober tahun 2024, tambah Siti Coiriana yang akrab disapa Ana.
“Para pelaku UKM harus diarahkan mau pengajuan sertifikasi halal melalui program self-declare,” ungkap Ana.
Self declare merupakan proses sertifikasi halal yang dikelola oleh Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) sebagaimana diamanatkan undang-undang. Tujuannya, untuk memberikan kemudahan bagi para pelaku UKM untuk mengurus sertifikat halal.
Edukasi Tips dan Trik melalui platform untuk pengembangan UKM
Sementara Ammar Zoni menjelaskan tentang PT Halal Export Indonesia (HEI) yang merupakan sebuah platform pengembangan UKM untuk siap ekspor dengan memberikan konten edukasi yang lengkap.
HEI juga memberi pendampingan, akselerasi kesiapan, kapasitas dan akses hingga ekspor, serta agregasi yang memberikan layanan dan dukungan untuk mensinergikan produk dan pasar di destinasi ekspor.
“Harapannya, dengan hadirnya platform HEI para profesional dan wirausahawan yang tergabung didalamnya dapat ikut memperkuat ekosistem ekspor di Indonesia dan mampu mendorong dan membuka peluang bagi semakin banyak UKM untuk bisa ekspor,” kata Ammar Zoni.
Sertifikasi Halal dan Izin Export yang dibutuhkan UMKM
Ketua Umum Yayasan BIG Indonesia, Dwi Andayani mengatakan, para pelaku UKM membutuhkan sertifikasi halal tersebut untuk pemasaran produknya.
Mengingat di beberapa objek pemasaran seperti minimarket maupun supermarket, seringkali mempertimbangkan sertifikat ini untuk menerima suatu barang untuk ikut diperjualbelikan.
Selain itu, untuk meyakinkan konsumen bahwa produk yang mereka beli sudah layak konsumsi serta telah lulus sertifikasi halal, tambah Dwi Andayani.***