Pendekatan Rumah Bersih dan Upaya Deteksi Dini Stunting

Pendekatan Rumah Bersih

Bandung Side, jl. Peta – Pendekatan Rumah Bersih dilakukan kader Posyandu guna mengetahui tingkat kebersihan lingkungan rumah sasaran dalam mencegah tumbuhnya kuman dan penyakit.

Kader Posyandu dapat melakukan kegiatan Pendekatan Rumah Bersih saat berkunjung ke rumah sasaran dengan melakukan 5 Aksi terkait pemenuhan air bersih, sanitasi dan kebersihan makanan.

Kader Posyandu dalam 5 Aksinya dapat melakukan komunikasi secara efektif melalui pertanyaan seputar Penyimpanan dan Pengelolahan air minum rumah tangga apakah berasal dari sumber yang aman. Selanjutnya Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun saat melakukan aktifitas.

Kemudian tentang Kebersihan Makanan baik saat mengelola sampai memberikan asupan makanan pada anak balitanya. Lokasi Pembuangan Tinja yang aman dan Jauhkan anak dari tanah dan kotoran hewan.

Materi Pendekatan Rumah Bersih yang disampaikan oleh oleh Octavia Mariance, Social Behavior Change Communication Specialist dari tim BISA Nasional pada Hari Kedua Workshop Supervisi Fasilitatif Implementasi Inklusi Disabilitas Dalam Emo Demo bagi Fasilitator dan Bidan Desa Kabupaten Bandung Barat, Rabu, 24 Januari 2024 di Santika Hotel jl. Peta, Kota Bandung.

Pendekatan Rumah Bersih
Diskusi Pendekatan Rumah Bersih atas temuan dirumah sasaran guna mencari solusi Tindakan Kecil.

“Dalam Lima Aksi, kader Posyandu dapat memastikan bahwa air minum berasal dari sumber air yang aman dan terlindungi,” kata Octavia Mariance.

Saat pemberian air minum kepada anak baduta, lansia, ibu hamil dan menyusui serta orang sakit, pastikan juga berasal dari air minum yang diola atau direbus hingga matang dan menggunakan gelas atau cangkir yang bersih, tambah Mariance.

Selalu pastikan Mencuci Tangan Pakai Sabun di air mengalir sebelum dan sesudah melakukan aktifitas, khususnya saat memberi Makan sehingga dapat menjamin Kebersihan Makanan.

Saat anak bermain, upayakan diberi alas agar terhindar dari bersentuhan dengan tanah secara langsung dan mainan anak juga dalam keadaan bersih setelah dicuci. Selain itu hindarkan anak dari kotoran hewan peliharaan seperti kucing, burung, domba, sapi, anjing dan lainnya.

“Dalam 5 Aksi Pendekatan Rumah Bersih, kader Posyandu dapat melakukan deteksi dan intervensi dini akan status gizi pada sasaran stunting dan disabilitas yang kaitannya dengan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (*STBM),” ungkap Mariance.

Diagram F
Diagram F guna memberi presentasi tentang transmisi kuman dan penyakit (from Wagner and Lanoix)

Deteksi dan Intervensi Dini Perubahan Perilaku
Intervensi perubahan perilaku tidak hanya berfokus pada pemberian informasi saja, kita tahu bahwa hal tersebut hanya menyentuh sebagian kecil otak.

Dengan mempunyai tujuan terjadinya perubahan perilaku yang efektif menggunakan dasar pendekatan Behavior Centered Design (BCD), Emo-Demo melibatkan beberapa bagian penting otak.

Menggunakan Teori Diagram F Kader Posyandu akan mengetahui hubungan 5 Aksi dengan sebaran kuman dan penyakit berawal dari kotoran/ tinja yang tidak diperlakukan dengan baik (Gambar Diagram F) atau yang disebut 5 Pilar STBM untuk mencegah diare.

Hal tersebut dapat mengakibatkan status gizi dan perkembangan otak pada baduta atau sasaran stunting juga disabilitas tidak akan mengalami perubahan yang berakibat tumbuh kembang anak terganggu.

“Kader Posyandu dapat menyampaikan hasil temuan dari Pendekatan Rumah Bersih dari kunjungan rumah agar mendapatkan tindakan sederhana atau tindakan kecil yang dapat dilakukan,” ujar Mariance

Hasil temuan dari Pendekatan Rumah Bersih dapat didiskusikan secara kelompok oleh Kader Posyandu sehingga mempunyai solusi pada tindakan kecil yang bisa dilakukan nantinya oleh sasaran.

Sebagai contoh tindakan kecil tentang ketersediaan air minum yang sehat dengan cara direbus hingga 100 derajat selsius, namun jangan segera diangkat tapi dibiarkan dulu 1 – 2 menit bergolak.

Pendekatan Rumah Bersih
Simulasi Dialog Masyarakat salah satu perencanaan Pendekatan Rumah Bersih.

Air minum untuk baduta hendaknya direbus di suhu 70 derajat selsius sudah cukup agar terhindar dari kuman, begitu juga dengan peralatan minum juga makannya harus direbus terlebih dahulu sebelum digunakan.

Upaya Pendekatan Rumah Bersih dengan 5 Aksi yang kemudian mendapatkan temuan dilapangan akan mendapatkan reaksi tindakan kecil saat didiskusikan, selanjutnya solusi tersebut dapat didorong pada perencanaan Dialog Masyarakat sebagai cara sosialisasi kepada masyarakat lebih luas.

Dialog Masyarakat dengan Pendekatan Rumah Bersih dapat melibatkan perangkat desa, babinsa, kantibmas, PKK desa, tokoh masyarakat, Ulama, RT/ RW, dusun dan lain-lain yang termasuk komponen didalam masyarakat.

Perencanaan Dialog Masyarakat juga dapat melalui pendekatan EMO DEMO saat mensosialisasikan 5 Aksi pada Pendekatan Rumah Bersih dengan harapan persentasi kesadaran masyarakat meningkar,” pungkas Octavia Mariance.

Shinta Noerhayani, A.Md.Keb salah seorang Bidan Desa di Puskesmas Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat peserta workshop supervisi mengatakan bahwa materi yang disampaikan dalam workshop supervisi ini sangat bermanfaat.

“Bahan atau materi supervisi nantinya sebagai bahan acuan maupun evaluasi pada saat kunjungan rumah bersama kader Posyandu, harapannya nanti melalui komukasi yang efektif dan dialog masyarakat bisa merubah perilaku masyarakat yang belum sesuai dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau PHBS,” ujar Shinta.

“Dilapangan memang akan menemukan kendala, salah satunya sulit menggali data secara terbuka kepada tenaga kesehatan atau sasaran. Namun dengan pendekatan EMO DEMO insya Allah dapat sampai pesannya,” pungkas Shinta Noerhayani.***

Tinggalkan Balasan