Pendekatan Rumah Bersih Menjadi Prioritas Nakes Desa Saguling, Kab Bandung Barat

Pendekatan Rumah Bersih Menjadi Prioritas Nakes

Bandung Side, Saguling – Pendekatan Rumah Bersih menjadi salah satu prioritas sosialisasi Nakes Desa Saguling, Kab. Bandung Barat guna menekan angka Stunting dan Disabilitas dari Program BISA atau Better Invesment for Stunting Alleviation.

Prioritas Nakes tersebut merupakan keberlanjutan kegiatan Workshop Supervisi Fasilitatif Implementasi Inklusi Disabilitas Dalam Emo Demo & Pendekatan Rumah Bersih Bagi Fasilitator Kabupaten & Bidan Desa, Kabupaten Bandung Barat yang diinisiasi Tim Program BISA dari Save The Children dan Nutrition International direalisasikan pertama kali di Desa Saguling, Kecamatan Saguling, Kab. Bandung Barat.

Kegiatan maraton usai digelar Workshop Supervisi kepada Fasilitator Kabupaten dan Bidan Desa pada tgl 23-24 Januari 2024 lalu di Santika Hotel Pasir Koja langsung dipraktekkan di Desa Saguling yang melibatkan perangkat desa, kader Posyandu dan tokoh masyarakat di Aula Kantor Desa Saguling, Jumat, 26 Januari 2024.

Dipandu oleh Fasilitator Tenaga Pelaksana Gizi Puskesmas Saguling dan Bidan Desa yakni Ulfah N. AMd.Keb., Ihat Solihat AMd.Keb., Serly Octoviany AMd.Gz., secara bergantian menyampaikan materi Pendekatan Rumah Bersih dan Rencana Dialog Masyarakat disertai game interaktif khas pendekatan EMO DEMO.

Menurut Oktavia Mariance, Social Behavior Change Communication Specialist dari tim BISA Nasional Tenaga Kesehatan atau Nakes dari Puskesmas Saguling sudah memahami Lima Aksi pada materi Pendekatan Rumah Bersih saat menyampaikan kepada audiens.

Dari 5 Aksi terkait air bersih, sanitasi dan kebersihan yang diantaranya Pembuangan Tinja yang Aman, Cuci Tangan Pake Sabun, Penyimpanan Pengelolahan Air Minum Rumah Tangga yang Aman, Kebersihan Makanan dan Jauhkan anak dari Tanah dan Kotoran Hewan tersampaikan juga secara lengkap pada game interaktif, lanjut Mariance.

Pendekatan Rumah Bersih Menjadi Prioritas Nakes
Materi Pendekatan Rumah Bersih disampaikan dengan cara game interaktif 3 botol air minum.

Pada game interaktif 3 botol air kemasan, Nakes dapat berkomunikasi dengan efektif dengan 3 orang relawan yang terlibat dalam simulasi air minum yang sehat untuk rumah tangga.

Dari 3 botol air kemasan yang sudah dilepas labelnya tampak bening, bersih dan segar. Namun sebelumnya botol pertama sudah dicampurkan 2 sendok makan garam, botol kedua dicampur 2 sendok makan gula dan botol ketiga tidak dicampur dua unsur garam dan gula.

Saat ke-3 botol mulai diminum bersamaan, ekspresi ketiga relawan memberikan reaksi yang berbeda, mereka memberi jawaban berbeda dari setiap botolnya.

“Hal tersebut memberi presentasi bahwa meskipun air tampak bening belum tentu layak untuk diminum sebelum direbus hingga matang, rasa asin manis dan tawar mencerminkan bahwa air belum aman untuk dikonsumsi kecuali yang tawar,” jelas Mariance.

Begitu juga dengan game interaktif bubuk kunyit cair di telapak tangan, bahwa game tersebut berlaku untuk 3 relawan saja yang telapak tangannya dilumuri bubuk kunyit, sementara peserta yang lain tidak mengetahui.

Dengan diiringi lagu “Aku Sahabatmu” peserta berpasangan saling berjabat tangan, bergenggaman tangan menyesuaikan lirik lagunya yang selanjutnya bergantian pasangan.

Pada akhirnya yang semula hanya 3 relawan yang dilumuri bubuk kunyit setelah bergantian pasangan menjadi hampir seluruh peserta mengalami kuning telapak tangannya.

“Game bubuk kunyit tersebut dipresentasikan bahwa kuman atau penyakit begitu cepatnya tersebar dilingkungan yang tidak bersih. Sehingga Lima Aksi dari Pendekatan Rumah Bersih tersebut dapat tersampaikan secara utuh dan diterima peserta dengan cepat setelah dipraktekkan dengan game interaktif EMO DEMO,” pungkas Oktavia Mariance.

Pendekatan Rumah Bersih
Foto Bersama Peserta Workshop Pendekatan Rumah Bersih oleh Nakes Puskesmas Saguling bersama Kepala Desa Saguling, Lia Mutiara.

Pendekatan EMO DEMO Sangat Tepat di Desa Saguling
Pemerintahan Desa Saguling sejak Lia Mutiara S.Pd., menjabat sebagai Kepala Desa anggaran untuk pengentasan stunting sudah ada.

Tapi dalam perjalanannya, saya sangat termotivasi dengan Program BISA ini, dan saya sangat mengapresiasi setinggi-tingginya pada TIM BISA dari Save The Children karena memotivasi para kader-kader kami tentunya.

Sebagai Pemerintah di desa, sangat terpanggil untuk menganggarkan Pengentasan Stunting diangka 15 juta pertahun, belum lagi anggaran untuk kapasitas kadernya dengan beda pos pada anggaran APBDes.

“Jadi tahun 2024 pun sama anggarannya baik untuk Pemberian Makanan Tambahan (*PMT), logistik masing-masing kader kisaran diangka 20 jutaan dan tentunya juga anggaran untuk kapasitas kadernya juga akan kami tingkatkan, karena kader kami genjot untuk dapat meningkatkan wawasannya,” ujar Lia Mutiara.

Hal ini dilakukan karena kader yang secara langsung terjun kelapangan, baik sosialisasi maupun saat proses Dialog Masyarakat mengenai Stunting dengan pendekatan-pendekatan yang sudah diprogramkan oleh BISA.

“Secara geografis, Desa Saguling memiliki wilayah pemukian yang berjauhan sehingga hal tersebut juga salah satu kendala kader untuk menjangkaunya saat akan melakukan sosialisasi atau saat berkunjung ke rumah sasaran,” jelas Lia Mutiara.

Dari pengalaman saat Pemerintah Desa Saguling bekerjasama dengan Indonesia Power (*IP) pada tahun 2023 tentang Pemberian Makanan Tambahan yakni berbentuk makanan siap saji setiap hari di pagi dan sore terkendalanya oleh jangkauan, sehingga distribusi agak lama, lanjut Lia.

“Alhamdulillah berkat kerjasama dengan IP, program-program kesehatan di Desa Saguling yang APBDes nya tidak mengakomodir dapat disupport. Hal tersebut berkat terbangunnya komunikasi yang baik antara Pemerintah Desa dan Indonesia Power yang tujuannya untuk kepentingan warga dan masyarakat khususnya Program Pengentasan Stunting,” ungkap Lia Mutiara.

Menurut Lia, setelah mengetahui Program BISA yang dalam pelaksanaannya dengan pendekatan EMO DEMO sangat efektif pesannya sampai ke masyarakat, rencana akan kami realisasikan di anggaran perubahan.

Dengan pendekatan EMO DEMO, kader kami wawasannya lebih terbuka, lebih nambah pengetahuan dan ilmunya, sehingga memotivasi kader untuk terus bersemangat dan pendekatannya lebih tepat karena prakteknya turun langsung kesasaran dengan dua arah komunikasi.

“Semoga Program Pengentasan Stunting di Desa Saguling dapat terealisasi perkembangannya sehingga angka Stunting dapat ditekan. Baik kader maupun masyarakat Desa Saguling persentasinya akan manfaat kebersihan bertambah setelah Pendekatan Rumah Bersih dan Dialog Masyarakat tersosialisasikan dengan segera,” pungkas Lia Mutiara.***

loading...
Facebook Comments

Tinggalkan Balasan