Masyarakat Indonesia Majemuk Terapkan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika

masyarakat indonesia

Bandung Side, Kabupaten Indramayu – Masyarakat Indonesia majemuk, multikultural, dan demokratis merupakan gambaran tentang budaya yang beragam yang disebut sebagai multikulturalisme.

Akan tetapi, perbedaan ini menjadi sebuah kekayaan dan pemersatu karena adanya Bhinneka Tunggal Ika.

Sebagai sebuah gagasan, Bhinneka Tunggal Ika juga dijadikan realita dasar masyarakat dalam berbangsa dan bernegara di ruang publik.

Dalam ruang publik yang sehat ini terdapat kebebasan berpendapat yang tetap berada dalam koridor berpikir kritis. Dengan menerima perbedaan masayarakat Indonesia majemuk, berarti kita juga menjaga keberagaman nilai.

“Di dunia digital, jika Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika diterapkan dalam kebebasan berekspresi, maka tidak akan muncul hoaks, ujaran kebencian, cyberbullying, penghinaan,” tutur Didno, Ketua RTIK Indramayu dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Rabu (17/11/2021).

Dengan demikian, masyarakat Indonesia majemuk kita butuh menerapkan nilai-nilai yang pada Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.

Didno menyampaikan, nilai utama pada sila pertama ialah cinta kasih, saling menghormati perbedaan kepercayaan di ruang digital.

Kedua, nilai kesetaraan untuk memperlakukan orang lain dengan adil dan manusiawi di ruang digital.

Ketiga, nilai harmoni yang mengutamakan kepentingan Indonesia di atas kepentingan pribadi dan golongan.

Keempat, demokratis dalam memberikan kesempatan yang sama bagi orang lain untuk bebas berekspresi.

Kelima, gotong royong di ruang digital untuk membangun ruang digital yang aman dan etis bagi setiap pengguna.

“Menjadi masyarakat digital kita bisa memproduksi konten, distribusi, serta partisipasi aktif dalam aktivitas digital berlandaskan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika,” ungkap Didno.

Dampak rendahnya pemahaman Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika yakni minimnya pemahaman mengenai batasan-batasan dalam berekspresi di ruang digital.

Kemudian, tidak bisa membedakan antara keterbukaan informasi dengan pelanggaran privasi di ruang digital.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Siberkreasi.

Webinar wilayah Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Rabu (17/11/2021) juga menghadirkan pembicara, Lucia Palupi (Digital Content Music Producer Tukik Studio), Pendi Susanto (KASI Kurikulum dan Peserta Didik Bidang SMP), Nindy Tri jayanti (Entrepreneur & Bisnis Owner), dan Maichel Kainama sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital.
Kegiatan literasi digital ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.***

loading...
Facebook Comments

Tinggalkan Balasan