Bandung Side, Kota Bandung – Prioritaskan aktivitas di internet terkadang menimbulkan efek kecanduan pada penggunanya, berdampak pada penurunan fungsi eksekutif yang berperan dalam mengurangi daya berpikir.
Secara psikologis juga dapat membuat gangguan tidur depresi dan gangguan konsentrasi.
Sementara itu gangguan fisik lainnya karena kurang bergerak dan sering mengkonsumsi makanan instan bisa menurunkan sistem kekebalan tubuh.
Secara fisik dapat dirasakan yakni badan yang pegal atau sering keram akibat melakukan hal yang sama di waktu yang lama dirasakan kurang prioritaskan aktivitas.
Untuk mengatasi kecanduan internet memang sebenarnya kita tidak bisa jauh langsung dari internet.
Karena secara tidak langsung kita juga memang membutuhkan internet untuk kehidupan sehari-hari berkomunikasi hingga prioritaskan aktivitas seperti berbelanja, transportasi hingga transaksi keuangan.
Namun yang harus diperhatikan adalah bagaimana kita bisa membatasi waktu dalam berinternet.
Defira Novianti Crisandy, Ketua RTIK Kota Sukabumi mengatakan, sebaiknya mematikan notifikasi sehingga kita tidak selalu melihat ke gadget.
“Jika ada notifikasi, padahal itu tidak semuanya penting untuk segera dijawab,” kata Defira.
Jika sesuatu itu memang penting pasti akan menelepon dan notifikasi telepon itu akan terlihat.
“Jadi sebaiknya memang bermotif notifikasi lain memang sebaiknya dimatikan saja,” ungkap Defira Novianti Crisandy saat mengisi webinar Gerakan Nasional Literasi Digital di Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (28/9/2021).
Gunakan timer pada gawai kita, bisa juga menggunakan alarm. Jadi kita balik lagi seperti anak kecil yang memiliki tenggat waktu untuk melakukan aktivitas di gawai.
Memang kita harus sadari ketika sedang berselancar di dunia maya atau membuka media sosial tidak terasa waktu yang kita habiskan itu lama.
Jadi sekarang, kita dapat mencegahnya dengan menggunakan timer atau alarm. Ketika alarm itu berbunyi berarti waktu kita sudah habis untuk ada di ruang digital.
Buat hari detoksifikasi tanpa internet, Anda dapat membuat hal itu sesuai dengan jadwal. Mungkin bisa saja saat akhir pekan, Anda dapat mematikan gadget.
Orang lain juga bisa tahu Anda sedang libur sehingga tidak masalah jika tidak menjawab panggilan mereka.
Jangan lupa untuk perbanyak interaksi dengan orang sekitar terutama dengan keluarga atau anak ketimbang kita selalu di depan gawai.
“Tidak ada salahnya untuk melakukan hobi yang sesuai dengan keinginan atau keahlian kita. Hal ini berguna untuk membuat kita sibuk sehingga jauh dari penggunaan internet yang berlebihan,” tambah Defira.
Mengatur kembali prioritas online sepertinya memang harus dilakukan, lanjut Defira.
Jadi memang bukannya tidak 100% keluar dari ruang digital, tetapi kita bisa memprioritaskan apa-apa saja yang harus dilakukan saat berinternet.
Gunakan ruang digital dengan kegiatan produktif di internet misalnya menjadi freelancer digital, jualan online, belajar skill digital, mengikuti pelatihan online. Menjadi konten kreator dan mengikuti webinar berbagai tema.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Siberkreasi
Webinar wilayah Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (28/9/2021) juga menghadirkan pembicara Al Akbar Rahmadillah (Founder Sobat Cyber Indonesia), Oktavian Jasmine (pemilik bisnis F&B), Chaira Chaisman (analyst Merchandiser), dan Ida Rhynjsburger sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital.
Kegiatan literasi degital ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.***