
Bandung Side, Kabupaten Bogor – Literasi digital berpengertian kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk dari berbagai sumber yang sangat luas yang diakses melalui piranti komputer.
“Tak bisa kita dipungkiri dampak dari dunia digital ini luar biasa banyak. Dari rumah kita bisa belanja dan belajar namun kemudahan akses itu yang membuat kita lupa akan budaya,” kata Anggi Auliyani, Duta Bahasa Jawa Barat saat webinar Literasi Digital wilayah Jabar I, Kabupaten Bogor Senin (28/6/2021).
Lebih jauh Anggi mengatakan saat berada di dunia digital dibombardir dengan teknologi, namun semua itu sia-sia kalau tidak dibarengi dengan pemahaman budaya dan karakter.
Budaya literasi sendiri dijelaskan Anggi dari sumber Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2016 merupakan pembudayaan literasi yang mengembangkan, menumbuhkan keingintahuan, dan melestarikan budaya setempat.
Sementara literasi digital berpengertian sendiri tidak hanya berupa kemampuan mengakses informasi dari teknologi saja.
Tapi juga termasuk menganalisis dan mengevaluasi, merefleksi yang ada kaitannya dengan proses berpikir reflektif serta bertindak untuk membagi pengetahuan secara individual dan kolaboratif.
“Kita bisa berkirim dan menerima What’sApp namun harus bisa menganalisis informasi yang dibaca atau didengar. Ini dari siapa? Benar atau tidak ? Apakah ada program bagi-bagi hadiah? Apa nama perusahaan yang menaungi What’sApp ?,” kata Anggi.
Dari sana menurut Anggi pengguna juga menjadi berpikir lebih kritis hingga bertindak atau memutuskan untuk lebih hati-hati menyaring informasi.
Memberitahu keluarga dan kerabat untuk lebih hati-hati, melapor kepada pihak berwajib supaya tidak ada yang ditipu lagi, hingga berani melapor ke patroli siber.
Dengan adanya fenomena yang ada sekarang ini, Anggi pun menilai masyarakat Indonesia belum utuh dalam tingkatan literasi berpikir dan bertindak.
“Ketika berliterasi digital tapi tak berbudaya, yang terjadi adalah seperti survei yang menyebut netizen Indonesia sebagai yang paling tidak sopan. Padahal Indonesia terkenal dengan keramahtamahannya oleh turis asing, sehingga ini jadi ironi juga di dunia digital mengapa budaya dilupakan, digital telah menggeser budaya kita yang sebenarnya,” tutur Anggi lagi.
Webinar Literasi Digital Jabar I Kabupaten Bogor merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Hadir pula nara sumber seperti Founder The Enterpreneur Society Klemes Rahardja, Florencia Irena seorang Psikolog Anak & Remaja, dan Ardie Halim Wijaya Kaprodi Manajemen Informatika Universitas Buddhi Dharma.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama.
Di antaranya digital skills, digital ethics, digital safety dan digital culture untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.***