STIMLOG Kembangkan Kurikulum Hadirkan Prodi Baru

STIMLOG Kembangkan Kurikulum

Bandung Side, Sariasih – Sekolah Tinggi Manajemen Logistik Indonesia (STIMLOG) kembangkan kurikulum berbasis industri dengan metode Developing a Curriculum (Dacum) hadirkan Program Studi (prodi) baru Teknik Bisnis Digital menggelar workshop secara daring, Senin (25/1/2021) dan Sabtu (30/1/2021).

STIMLOG, perguruan tinggi akademik pertama di Indonesia yang fokus pada keilmuan transportasi dan logistik, selalu mengikuti perkembangan teknologi untuk meningkatkan kualitas pendidikannya.

“Kurikulum Pendidikan Tinggi  merupakan amanah institusi untuk dilaksanakan dan seyogyanya mampu mendorong peningkatan mutu pembelajaran yang berkelanjutan, memotivasi semangat belajar, adaptif terhadap tuntutan kemajuan zaman serta utamanya dapat mewujudkan capaian pembelajaran,”  kata Ketua STIMLOG, Rachmawati Wangsaputra, Ph.D.

Untuk dapat adaptif terhadap kemajuan zaman, kurikulum harus senantiasa diperbaharui sesuai dengan perkembangan kebutuhan di dunia industri atau pun dunia usaha dan IPTEKS, tambah Ketua STIMLOG, Rachmawati Wangsaputra, Ph.D.

Untuk meningkatkan link and match antara lulusan pendidikan tinggi dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) agar lulusan lebih siap pakai serta masa depan yang semakin cepat mengalami perubahan, pada awal tahun 2020 ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan beberapa kebijakan yang dituangkan dalam PERMENDIKBUD No. 3 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, Permendikbud No. 7 2020  PERMENDIKBUD No. 7 Tahun 2020 tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri (PTN), dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta (PTS) serta konsep Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Menurut Buku Panduan Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi Di Era Industri 4.0 Untuk Mendukung Merdeka Belajar-Kampus Merdeka, yang diterbitkan Direktorat Jenderal Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2020, bahwa Perguruan tinggi dalam menyusun atau mengembangkan kurikulum, wajib mengacu pada Kerangka Kualifikasi NasionaI Indonesia (KKNI) dan Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

Hal yang utama lainnya adalah lulusan harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan DUDI, tingkat relevansi pendidikan dan kebutuhan tenaga kerja harus sangat tinggi, lanjut Rachmawati

Banyak program tentunya untuk mewujudkan link and match, salah satunya adalah memiliki kurikulum efektif sesuai kebutuhan tenaga kerja.

Inilah tujuan STIMLOG menyelenggarakan workshop DACUM untuk mengembangkan kurikulum yang berorientasi erat pada dunia industri dan dunia usaha, sebagai langkah nyata STIMLOG melakukan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan pasar.

Dampak nyata adanya ketidaksesuaian/ketidakselarasan Pendidikan -DUDI adalah peningkatan pengangguran lulusan pendidikan tinggi dari waktu ke waktu.  Ini tanggungjawab besar dunia pendidikan agar lulusan perguruan tinggi memiliki kompetensi untuk masuk ke pasar kerja, tambah Rachmawati

STIMLOG kembangkan kurikulum
Proses Dacum dengan menghadirkan expert worker dalam menggali kebutuhan industri tercatat dalam salah satu platform digital Aidematic.

“Tantangan yang dihadapi oleh perguruan tinggi dalam pengembangan kurikulum di era Industri 4.0 adalah menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan literasi baru meliputi literasi data, literasi teknologi, dan literasi manusia yang berakhlak mulia,” ujar Rachmawati.

Workshop DACUM – STIMLOG dilatarbelakangi oleh 3 MoU yaitu: (i) MoU STIMLOG dengan Kuehne Foundation (KF), (ii) MoU STIMLOG dengan Indonesian Supply Chain and Logistics Institute (ISLI) dan (iii) MoU antar ISLI  (Institute of Supply Chain dan Logistics in Indonesia) dan Skill for Competitiveness  (S4C).

Berawal dari kegiatan review tahunan terkait kegiatan MoU STIMLOG-Kuehne Foundation, Blessy Trinandha dari KF mengenalkan STIMLOG dengan Christine von Harr dari S4C yang saat itu sedang merancang kegiatan DACUM di Indonesia bersama ISLI.

Akhirnya Ketua ISLI yaitu Prof. Dr. I. Nyoman  Pujawan dan Christine von Harrach dari S4C sepakat memilih STIMLOG sebagai perguruan tinggi akademik pertama di Indonesia yang akan menerapkan DACUM, sebelumnya telah dilakukan beberapa pengembangan dan implementasi DACUM di perguruan tinggi vokasi,  sehingga terwujudlah kegiatan workshop DACUM-STIMLOG ini.

Ditinjau dari metodologi pengembangan kurikulum hampir sama baik untuk jenjang S1 ataupun jenjang D3/D4 yang berbeda adalah level KKNI-nya dimana untuk S1 adalah minimal level 6.

Kegiatan utama dari MoU ISLI-S4C adalah pengembangan dan penerapan DACUM di perguruan tinggi di Indonesia, 2 institusi pilot project untuk penerapan DACUM di Indonesia adalah Sekolah Tinggi Manajemen Logistik Indonesia (sebagai perwakilan perguruan tinggi akademik) dan Politeknik APP Jakarta (sebagai perwakilan perguruan tinggi  vokasi).

Sementara itu, S4C adalah lembaga dari Swiss CONTACT dan Kuehne Foundation mendukung penuh  kegiatan ISLI dengan S4C untuk STIMLOG ini.  KF memiliki visi dan misi untuk memajukan logistik di berbagai negara salah satunya adalah Indonesia.

Metoda DACUM ini sudah dikembangkan selama hampir hampir 40 tahun dan berpusat di Center on Education and Training for Employment (CETE) dari the Ohio State University.  S4C ditunjuk oleh Ohio State University untuk pengembangan dan penerapan DACUM di Indonesia.

“DACUM adalah metoda pengembangan  kurikulum yang efektif diawali dengan menganalisa jabatan/job terlebih dahulu.  Pada pengembangan kurikulum program studi, setiap prodi akan menentukan profil lulusan, yaitu jabatan (baik jabatan struktural atau pun jabatan fungsional) atau pekerjaan tertentu yang menjadi target para lulusan prodi tersebut,” kata Rachmawati Wangsaputra, Ph.D, Ketua STIMLOG.

Pada workshop DACUM-STIMLOG ini prodi Teknik Bisnis Digital dipilih sebagai objek /prodi yang dikembangkan kurikulumnya.  Pada tahapan awal metoda DACUM adalah menggali informasi dari para pekerja ahli yang cakap, trampil atau expert worker untuk merefleksikan keahlian yang selama ini dilakukan di dunia industri atau di dunia kerja lainnya, ke dalam susunan kompetensi,” kata Ketua STIMLOG.

Wakil Ketua I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan STIMLOG, DR. Melia Eka Lestiani, M.T. mengatakan bahwa STIMLOG sebagai institusi pendidikan yang sedang berkembang, harus dapat dengan cepat beradaptasi dgn perubahan jaman.

Agar pencapaian lulusan tepat sasaran maka penyusunan kurikulum harus dapat dilakukan secara benar dan tepat, tambah Melia Eka Lestiani.

“Pendekatan metode DACUM yang akan difasilitasi oleh lembaga S4C (Swiss For Competitiveness) dan ISLI (Indonesian Supply Chain and Logistics Institute), ini akan mampu mengidentifikasi kebutuhan pengguna terhadap lulusan prodi baru kami,” kata Wakil Ketua I STIMLOG.

STIMLOG Kembangkan Kurikulum
Diagram proses Dacum yang melatar belakangi fasilitator dalam mengembangkan kurikulum STIMLOG dalam menghadirkan Prodi Teknik Bisnis Digital

Metode DACUM berjalan dalam 3 tahapan, ujar Melia Eka Lestiani, yakni DACUM Chart Workshop, pada tahap  pertama ini personil program studi dipimpin oleh fasilitator DACUM mengobervasi terlebih dahulu dari para expert dengan cara menggali informasi kebutuhan industri atas sumber daya manusia yang profesional.

Analisa job pada tahap pertama ini hingga menentukan duties dan task dari sebuah pekerjaan.  Pada saat Analisa Job, para expert dari industri  bersama-sama dengan fasilitator akan merinci semua major duties dan task dari setiap job.

Setelah Analisa Job selesai, baru kemudian dilanjutkan menentukan kompetensi (pengetahuan, sikap dan skill) yang dibutuhkan untuk job tersebut. Kompetensi inilah nanti yang dijadikan acuan saat prodi mengembangkan atau me-review kurikulum yang sudah ada.

Tahap kedua yakni DACUM Package merupakan penajaman dari hasil informasi pihak expert worker kedalam kurikulum dalam sebuah prodi.

Selanjutnya melangkah ketahapan ketiga yaitu DACUM Development of Semester Learning Plant.  DACUM Development of Semester Learning Plant merupakan tahapan final membuat kurikulum yang menjadi prodi baru di STIMLOG yakni Teknik Bisnis Digital.

Workshop DACUM Chart menghadirkan 7 panelis yaitu para expert worker untuk bidang Teknik Bisnis Digital yaitu Zaldy Ilham Masita; Direktur Utama  PT. Paxel Unggul Algorita, Khaira Al Hafi; Vice President  On-Trucks (PT Phos Tekno Indonesia), Purwadi; Bea Cukai sebagai pengembang National Logistics Environment, Bobby Chahya Utama S.; Chief Information Officer (CIO) Kaaba Virtual Experience (PT. Hijrah Bersama Kaaba), Riharsono Prastyantoro; PT Pos Indonesia, Muhammad Isarino Waldhemar Manager HRD ; PT. Cipta Krida Bahari (CKB Logistics Group) dan Teguh; Chief Operating Officers (COO)  On-Trucks (PT Phos Tekno Indonesia).

Sebagai fasilitator workshop DACUM dari Skill 4 Competencies (S4C- Swisscontact Indonesia) adalah Bakhtiyar Salam dan Laras Widyawati  dan juga Eduardus Dimas, S.T., M.T. dari Politeknik Manufaktur Astra.

Pada workshop ini sebagai wakil dari ISLI adalah Dr. Ir. Andi Cakravastia dan Dr. Ir. Amelia Santoso  dan sebagai wakil dari Kuehne Foundation adalah Blessy Trynandha.

Selanjutnya ada 5 observer, yaitu para dosen dari STIMLOG: Rizqi Permana Sari, S.Si., M.T., Dimas Yudhistira, M. Hum, Johan Ramadhan Nuwardana, S.Psi., M.T., Teguh Tuhu Prasetyo, S.T., M.T., Ir. Tulus Martua Sihombing, M.T.

Kelima dosen ini adalah tim kurikulum untuk pengembangan kurikulum prodi Teknik Bisnis Digital, prodi baru di STIMLOG.   Para dosen ini juga merupakan dosen tetap di prodi STIMLOG yang sudah berjalan.

Rizqi Permana Sari, Dimas Yudhistira dan Tulus M. Sihombing  adalah dosen tetap di prodi Manajemen Logistik, sedangkan Johan N. Ramadhan dan Teguh T. Prasetyo adalah dosen tetap di prodi Manajemen Transportasi.

“Para observer ini kelak di-plot untuk menjadi facilitator DACUM, sehingga mereka menjadi tim inti training metoda DACUM baik di internal STIMLOG maupun ke perguruan tinggi lainnya,” tutup Wakil Ketua I STIMLOG, DR. Melia Eka Lestiani, M.T.

“STIMLOG sedang kembangkan kurikulum untuk Program Studi (prodi) baru yakni Teknik Bisnis Digital, prodi yang masih jarang ditemui di Indonesia”, kata Rizqi Permana Sari, observer dalam workshop DACUM dan juga koordinator penyelenggara workshop DACUM- STIMLOG.

Sebagai institusi pendidikan, lanjut Rizqi, ketika kita memberi pendidikan yang baik tentunya harus ada links and macth (berkaitan dan cocok) dengan bidang industri.

“Kegiatan workshop Developing a Curriculum (Dacum) digunakan untuk menjembatani apa yang akan dibutuhkan oleh industri dari lulusan yang dihasilkan oleh Prodi Teknis Bisnis Digital ini,” ungkap Rizqi.

STIMLOG Kembangkan Kurikulum
Rizqi Permana Sari salah satu observer STIMLOG dalam workshop Dacum kembangkan kurikulum siapkan prodi baru

“Mendasari workshop Dacum ini, STIMLOG bekerjasama dengan Swiss contak yang merupakan lembaga yang memfasilitasi kegiatan Dacum kami mengundang para panelis atau expert worker yakni orang-orang profesional atau pekerja ahli dibidang yang terkait dengan Teknik Bisnis Digital,” papar Rizqi.

“Bila sudah diperusahaan kalau nanti ada mahasiswa yang lulusannya Teknik Bisnis Digital mereka akan ditempatkan keposisi apa, bertanggung jawab akan apa, pekerjaannya seperti apa, ini kita gali dari para panelis atau expert worker,”jelas Rizqi.

Pada tahap pertama ini, yaitu tahap pembuatan DACUM Chart,  para observer STIMLOG  yang terlibat berfungsi sebagai pemerhati terlebih dahulu dalam proses diskusi tersebut.***

loading...
Facebook Comments

Tinggalkan Balasan