Prioritas 10 Destinasi Wisata Indonesia

Pertama kali rapat kerja yang pernah dilakukan dilingkungan Kementerian Pariwisata Indonesia, baru kini Menterinya tidak semenit juga meninggalkan rapat kerja memperhatikan jalannya rapat dan mencatat semua masukan yang disampaikan dari berbagai Propinsi yang datang dari Indonesia.

Sejak dibuka sampai akhir penutupan tidak sekalipun Menpar meninggalkan venue rapat kerja. sungguh luar biasa kalau demikian kiranya pariwisata Indonesia dapat mencapai program akselerasi percepatan untuk mencapai target yang diharapkan kunjungan wisatawan 20 juta di tahun 2019, hal tersebut juga perlu diikuti oleh SKPD Pariwisata dari seluruh Indonesia, yang memiliki program dan strategy bagi masing-masing daerah se Indonesia. the wonderful minister yang kini sedang memimpin pariwisata Indonesia.

Acara pembukaan diawali dengan pangelaran angklung orchestra dari Ujo dan mendapatkan sambutan luar biasa, dimana anggklung Ujo merupakan salah satu award dari 10 award yang berhasil diraih oleh Indonesia.

Guna mewujudkan pencapaian target pembangunan kepariwisataan dan kunjungan wisatawan mancanegara sampai dengan tahun 2019 sebanyak 20 juta Kementrian Pariwisata pada tanggal 26 s/d 27 Januar 2016 mengadakan Rapat Kerja Koordinasi Pariwisata Nasional dengan tema : “Akselerasi Pembangunan Kepariwisataan Dalam Rangka Pencapaian Target 19 Juta Wisman dan 260 juta wisnus di tahun 2016“, yang diselenggarkan di Jakarta. Dalam laporan panitia hadir dalam kegiatan tersebut sebanyak 350 terdiri dari SKPD Pariwisata Propinsi se Indonesia dan stakeholder seperta GIPI – ASITA – PHRI – HPI serta assosiasi lainnya.

MENPAR
Rapat Koordinasi Nasional Kementrian Pariwisata 2016 dibuka oleh Meteri Pariwisata Dr.Ir. Arief  Yahya sekaligus sebagai Key Note Speaker diawali dengan memberikan materi tentang harus bagaimana semua pihak turut peran serta untuk mencapai target tersebut dengan berbagai clue–clue pencapai keberhasilan.

Dalam paparannya Menpar Arief Yahya mengatakan Presiden Jokowi menetapkan tahun 2016 sebagai tahun percepatan akselerasi, guna mewujudkan percepatan pembangunan di masing – masing sektor. sedangkan akselerai sektor pariwisata harus dilakukan mengingat target lima tahun kedepan 2019 besarannya dua kali lipat atau sekitar 20 juta wisman dibadingkan tahun – tahun sebelumnya.

Banyak isu menarik guna mencapai keberhasilan oleh Menpar diantaranya; adalah masalah branding – advertising and sales dimana Menteri merasa bersukur bahwa Indonesia telah mampu mengalahkan Malaysia 10 – 2 dari award total branding dikompetisikan. Indonesia menang 10 – 2 sebelumnya selalu Indonesia selalu kalah dengan Malaysia. sedangkan Index daya saing Indonesia tahun 2015 index daya saing naik significant 20 point menjadi rangking 50 dari 141 negara.

Pariwisata harus menjadi leading sector karena diharapkan sektor pariwisata dapat menghasilkan dan kontribusi terhadap PDB nasional serta devisa negara cukup besar dan menciptakan lapang kerja yang luas, diharapkan sektor pariwisata harus dapat memberikan kontribusi pada PDB nasional sebesar 8 % dengan penghasilan devisa sebanyak Rp 240 triliun, menciptakan lapangan kerja untuk 13 juta orang dan kunjungan wisatawan 20 Juta wisman.

Untuk tahu 2016 kontribusi pariwisata terhadap PDB Nasional diproyeksikan sebesar 4 % dengan devisa yang dihasilkan sekitar Rp. 155 triliun dan menciptakan lapangan kerja 11,3 juta orang, diharapkan sampai dengan akhir tahun Indonesia mampu meraih kunjungan wisatawan sebanyak 10 juta. sedangkan di tahun 2017 diproyeksikan mampu memberikan kontribusi sebesar 5 % pada PDB Nasional dengan menghasilkan devisa sebanyak Rp. 172 triliun, penciptaan lapangan kerjas sebanyak 11,7 juta dan kunjungan wisatawan 12 juta orang.

Berbagai upaya untuk mencapai target tersebut Kementrian Pariwisata melakukan berbagai terobosan diantaranya adalah dalam hal regulasi, antara lain dengan memberikan Bebas Visa Kunjungan untuk 90 negera dan menghapus Clearance approval for Indonesia Territory (CAIT) – dimana CAIT ini tentu meningkatkan jumlah kunjungan yacht ke Indonesia karena Indonesia di proyeksikan dalam 5 tahun kedepan jumlah yacht akan mencapai 5.000 kapal pesiar dengan perolehan devisa sebesar US$ 500 juta.

Dalam paparan Mempar Arief Yahya menjelaskan bahwa target pertumbuhan yang ingin dicapai diperlukan adanya adanya suatu akselerasi dan dilakukan pendekatan great spirit, grand strategy agar mampu menghasilkan yang luar biasa dengan cara yang tidak biasa we must out of the box kita perlu memiliki spririt bahwa pariwisata Indonesia mampu mengalahkan Malaysia dan Thailand dan harus menghasilkan devisa utama bagi bangsa Indonesia.

Disampaikan; bahwa selama 5 tahun terakhir Indonesia belum mampu mengejar 3 negara pesaing seperti Malaysia, Singapore, Malaysia, dimana ke tiga negara tersebut telah mampu meraih Malaysia 24,7 wisatawan, Thailand 19,2 Juta Singapore 13,1 juta sedangkan Indonesia baru mampu meraih kunjungan wisatawan di tahun 2015 sebesar 10 juta.

Ditahun 2015 performance kunjungan wisatawan melewati Malaysia, Singapore : Pertumbuhan Indonesia 7,2 % sedangkan pertumbuhan di negara ASEAN 5,1% di Dunia 4,4%. sedangkan Performansi Wonderful Indonesia di negara-negara Asia berada di peringkat 47 mengalahkan Thailand [ 83 ] dan Malaysia [ 96 ]. stategy Branding WI untuk penetrasi secara online, masih lebih bagus dibandingkan Thailand dan Malaysia. Namun masih kalah dengan Singapore sub pilar ini dinilai dengan mempertimbangkan 1. Indikator dan NTO yang terfokus pada Digital Demand [ D2 ] 2.

Positioning strategy dan promosi pariwisata yang berhubungan dengan brandtags. 3 Jumlah total pencarian online dari wisatawan mancanegara Common Enemy Indonesia kenyataannya tidak bisa mengejar Malaysia sebagai benchmarking untuk daya tarik destinasi pulau. Indonesia memiliki pulau Bintan, Kepulauan Riau yang memiliki highlight attraction, amenitas dan event yang jauh lebih menarik dibandingkan Phuket dan pulau Lengkawi dalam memperoleh wisman. Pulau Bintan hanya dikunjungi 500 ribu wisatawan sedangkan Phuket 4 juta wisman dan Langkawi 3,5 juta wisman, begitu juga dengan destinasi heritage Kota Tua Jakarta.

UNESCO nominee hanya dikunjungi 116 ribu wisatawan sedangkan Sukhothai Old City UNESCO heritage site mampu menarik 1 juta wisman dan Kota Malaka dikunjungi 3,9 juta wisman. Indonesia berhasil mengalahkan 10 – 2 dalam peraihan gelar Internation di tahun 2015 – 2016. Indonesia berhasil meraih 1 award County Branding WEF 2015 [ 47 ], 3 award World Halal Travel Award 2015, 3 UNWTO Award 2016 serta 3 ASEANTA Award 2016. sedangkan Malaysia hanya mampu merai 2 ASEAN Award 2016 saja.

Perlu Adanya Terobosan

Langkah percepatan akselerasi bidang pariwisata dalam pengembangan pariwisata di 10 distinasi diperlukan adanya prioritas dengan suatu concept single destination with single management dan dibentuk suatu Badan Otorita Toba, Borobudur yang mencakup Sangiran, Karimun Jawa, Dieng dan Joglo Semar. untuk badan tersebut sebagai dewan pengarah Menko Maritim, dengan ketua harian

Menpar beserta anggota menteri-menteri terkain termasuk Penpan. Pembentukan Badan Otoritas sebagai terobosan regulasi dalam mempercepat kenaikan kunjungan wisman, karena dari pengalaman selama ini sistem single destination dengan multy management menjadi penghambat terhadap peningkatan wisman ke obyek wisata. Menteri memberikan contoh perbandingan benchmarking Koamboja memiliki destinasi culture Ankot Wat { world heritage site } dikunjungi 1,7 juta, sementara Indonesia memiliki destinasi Taman Wisata Candi Borobudur, Pramban dan Ratu Boko sama-sama world heritage site hanya dikunjungi sebanyak 471 ribu wisman dan 5 juta wisnus, salah satu sebab rendahnya kunjungan wisman ke Borobudur karena destinasi tersebut dikelola oleh banyak otoritas single destination with multy management.

Prioritas 10 Destinasi Wisata
Kementrian Pariwisata Indonesia menetapkan 10 Destinasi Wisata sebagai prioritas diantaranya adalah Borobudur, Mandalika, Labuahan Bajo, Bromo – Tengger – Semeru, Kepulauan Seribu, Toba, Wakatobi, Tanjung Lesung, Morotai, dan Tanjung Kelayang – Belitung. Terobosan ini diharapkan mampu mengembangkan destinasi yang dimiliki daya saing global tinggi. Pembangunan 10 destinasi prioritas ini merupakan yang dimiliki akan diharapkan mampu memperoleh 8,5 juta.

Terobosan Regulasi
Pemerintah telah memperbanyak pemberian Bebas Visa Kunjungan ( BVK) yang saat ini sebanyak 90 negara melalui Perpres No. 104 Tahun 2011. Tahun 2016 ini direncanakan akan ditambah menjadi 174 negara dengan melalui kebijakanan BVK dan diproyeksikan akan meningkatkan 1 juta wisman dengan harapan mampu mencapai US$ 1 milyar. sementara itu deregulasi terhadap asas cabotage untuk cruise asing dengan membolehkan penumpang naik turun di lma pelabuhan di Indonesia, yaitu;

Belawan ( Medan), Tanung Periok ( Jakarta ), Tanjung Perak ( Surabaya ), Benoa ( Bali) dan Makasar. dengan penetapan ini akan mendorong naiknya kunjungan wisman Kapal Pesiar ke Indonesiayang diproyeksikan di tahun 2019 jumlah kunjungan cruise ke Indonesia mencapai 1.000 kapal pesiar dengan perolehan devisa mencapai US$ 300 juta.

Nara Sumber

Rakornas pariwisata yang diselenggarakan dari tanggal 26 – 27 Januari 2016 menghadirkan sejumlah nara sumber diantaranya para marketing thinker seperti Herman Kartajaya dari Mark Plus, Sarah Mattew ( Trip Advisor). dan Marianne ( Ogilvy). Dalam acara rakornas tersebut dilakukan juga penandatangan MOU antara Kemenpar dengan Kementrian / lembaga terkait dalam rangka percepatan akselasrai pembangunan sektor pariwisata.

Saat ini ada ratusan festival yang berlangsung di berbagai daerah. Kementrian Pariwisata akan mendukung festival yang diselenggarakan pemerintah daerah hal tersebut diungkapkan oleh Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esty Reko Astuti saat memberikan paparan dalam rapat koordinasi Kementrian Pariwisata 2016 di Jakarta, namun diakui bahwa festival-festival yang masuk dalam program prioritas masih berbentuk tentatif, hal tersebut juga diungkapkan oleh Menteri bahwa banyak callender of event yang ada di daerah belum dapat menunjukan kepastian baik waktu dan tanggal.

Ada beberapa festival yang diajukan dalam program pemasaran nusantara oleh Kementerian Pariwisata pada tahun 2016;

1. Festival Grebeg Sudiro – Solo, Jawa Tengah pada 17 Januari  2016.

2. Dukungan Wisata Religi Dzikir Nasional – DKI Jakarta pada 21 Februari 2016.

3. Gerhana Matahari Total – Palu, Sulawesi Tengah pada 9 Maret 2016.

4. Festival Tambora Dompu – Nusa Tenggara Barat pada 11-15 April 2016.

5. Festival Kuliner Nusantara – DKI Jakarta pada 21-23 April 2016.

6. Lake Toba Ultra Toba – Sumatera Utara pada 19 September 2016.

7. Tour De Singkarak – Padang, Sumatera Barat, pada Agustus 2016.

8. Jakarta Marathon – DKI Jakarta pada 23 Oktober 2016.

9. Bono Surfing Expedition – Pekanbaru, Riau pada 16-22 November 2016.

10. Musi Triboatton – Palembang, Sumatera Selatan pada Mei 2016.

Target Presiden RI
Presiden Joko Widodo, sebagaimana diungkapkan dalam Rakor Pariwisata oleh Menteri, bahwa tahun 2016 ditetapkan sebagai tahun percepatan akselerasi dalam rangka mewujudkan pencapaian target pembangunan di masing-masing sektor. Pada 2016 ini, bidang pariwisata ditargetkan mencapai 12 juta kunjungan wisman dengan devisa diproyeksikan sebesar Rp 172 triliun, jumlah perjalanan wisnus sebanyak 260 juta perjalan dengan uang yang dibelanjakan sebesar Rp 223,6 triliun, kontribusi pariwisata terhadap PDB nasional akan meningkat menjadi 5%; dan jumlah lapangan kerja yang diciptakan menjadi 11,7 juta tenaga kerja.

Ditahun 2015 performance pencapaian kunjungan wisatawan sebesar 10 juta jumlah perjalanan wisnus 255 juta; kontribusi pariwisata terhadap PDB Nasional sebesar 4%; devisa yang dihasilkan sekitar Rp 155 triliun, sedangkan lapangan kerja yang diciptakan sebanyak 11,3 juta ; angka indek daya saing naik signifikan 20 poin menjadi ranking 50 dari 141 negara.

Guna mencapai target dan program pariwisata menurut Menpar dalam paparannya menjelaskan, target pertumbuhan pariwisata tahun ini sebesar 20% berarti empat kali lipat dari pertumbuhan perekonomian nasional sehingga percepatan akselerasi harus dilakukan dengan pendekatan great spirit, grand strategi, yakni bagaimana mendapatkan hasil yang luar biasa dengan cara yang tidak biasa.

“Kita harus bangun spirit bahwa pariwisata Indonesia bisa mengalahkan pariwisata Malaysia dan Thailand. Pariwisata harus menjadi penghasil devisa utama bagi bangsa Indonesia,”kata Menpar.

Dalam Sejarah Indonesia Baru Saat ini Berhasil mengejar tiga negara Pesaing selama lima tahun terakhir ini Indonesia belum mampu mengejar tiga negara pesaing yakni; Malaysia, Thailand, dan Singapura. Tahun 2011 jumlah kunjungan wisman ke Indonesia 7,6 juta, sedangkan Malaysia meraih 24,7 juta wisman, Thailand 19,2 juta wisman, dan Singapura 13,1 juta wisman. Tahun 2015, wisman ke Indonesia baru 10 juta, sedangkan ke Malaysia 29,2 juta, Thailand 29,7 juta, dan Singapura 16,1 juta.

Menurut Menpar, potensi pariwisata Indonesia jauh lebih besar, namun pada kenyataannya tidak bisa mengejar Malaysia yang menjadi common enemy. Sebagai perbandingan (benchmarking) untuk daya tarik destinasi pulau (island) Indonesia mempunyai Pulau Bintan, Kepulauan Riau, yang memiliki hightlights attraction, amenitas, dan event yang jauh lebih menarik dibandingkan Phuket (Thailand) dan Pulau Langkawi (Malaysia).

Dalam memperoleh wisman Pulau Bintan hanya dikunjungi 500 ribu wisman, sedangkan Phuket 4 juta wisman dan Langkawi 3,5 juta wisman. Begitu pula destinasi heritage Kota Tua Jakarta (UNESCO nominee) hanya dikunjungi 116 ribu wisman, sedangkan Sukhothai Old City (UNESCO heritage site) mampu menarik 1 juta wisman dan Kota Malaka (UNESCO heritage site) dikunjungi 3,9 juta wisman.

Salah satu langkah percepatan akselerasi bidang pariwisata adalah dalam pengembangan 10 destinasi wisata prioritas dengan mengggunakan pendekatan konsep single destination single management. Dalam waktu dekat ini akan lahir Badan Otorita Toba, kemudian diikuti Badan Otorita Borobudur bisa mencakup Sangiran, Karimun Jawa, Dieng dan Joglo Semar. Dalam struktur badan tersebut sebagai Dewan Pengarah Menko Maritim, Ketua Harian Menpar dengan anggota menteri- menteri terkait termasuk Menpan.

Pembentukan Badan Otorita sebagai trobosan regulasi dalam mempercepat kenaikkan kunjungan wisman, karena dari pengalaman selama ini sistem pengelolaan single destination dengan multy management menjadi penghambat terhadap peningkatan wisman ke obyek wisata.

Menpar memberi contoh perbandingan (benchmarking) Kamboja memiliki destinasi culture Angkor Wat (world heritage sites) dikunjungi 1,7 juta, sementara Indonesia memiliki dan detinasi Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (world heritage sites) dikunjungi sebanyak 471 ribu wisman dan 5 juta wisnus. Rendahnya tingkat kunjungan wisman ke Borobudur karena destinasi tersebut dikelelola oleh banyak otoritas (single destination dengan multy management).

Dijelaskan, pembangungan 10 destinasi wisata prioritas (Borobudur, Mandalika, Labuhan Bajo, Bromo-Tengger-Semeru, Kepulauan Seribu, Toba, Wakatobi, Tanjung Lesung, Morotai, dan Tanjung Kelayang) merupakan trobosan dalam mengembangkan destinasi yang memiliki daya saing global tinggi.

“Pembangunan 10 destinasi prioritas Ini merupakan percepatan akselerasi dalam mencapai target 20 juta tahun 2019, karena dari 10 destinasi prioritas ini kita akan diperoleh 8,5 juta wisman,” katanya.

Deregulasi pariwisata dengan menghapus Clearance Approval for Indonesia Teritory (CAIT/Perpres 105 Tahun 2015) akan meningkatkan jumlah kunjungan perahu pesiar (yacht) ke Indonesia. Diproyeksikan dalam lima tahun ke depan jumlah kunjungan yacht akan mencapai 5.000 perahu pesiar dengan perolehan devisa sebesar 500 juta dolar.

Sementara itu deregulasi terhadap asas cabotage untuk cruise atau kapal pesiar asing, dengan membolehkan penumpangg naik turun di lima pelabuhan di Indonesia yaitu; Belawan, (Medan), Tanjung Priok (Jakarta), Tanjung Perak (Surabaya), Benoa (Bali) dan Soekarno – Hatta (Makassar), akan mendorong naiknya kunjungan wisman kapal pesiar ke Indonesia yang diproyeksikan tahun 2019 jumlah kunjungan cruise asing ke Indonesia mencapai 1.000 kapal pesiar dengan perolehan devisa mencapai 300 juta dollar.

 

Key Success Factor

Guna mencapai keberhasilan diharapkan pelaku wisata dapat melakukan peraihan pasar dengan berbagai strategy diantaranya adalah :

– Dengan Singapore dan Malaysia perlu dibangun Border Tourism dan perbanyak event di perbatasan.
– Dengan China dilakukan : a. deal dengan wholesaler (C trip) – b. memperbanyak direct flight c. Bunding Paket Wisata.
– Dengan Australia : perlu dipercepat free visa.
– Dengan Europa dan US : lakukan a. dibangun Join Package – b. lakukan kerjasama dengan wholesaler ASEAN country.
– Dengan India : lakukan pembukaan direct flight.

Dengan demikian, berbagai startegi yang telah diuraikan diatas harus benar-benar memanfatkan kekuatan teknologi komunikasi dan informasi yang baik.***Nico Lumanauw

loading...
Facebook Comments

Tinggalkan Balasan