
Bandung Side, Aula Timur ITB – Kongres Luar Biasa IA ITB 2025 digelar dalam rangka menyempurnakan Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga (AD/ ART) untuk mendapatkan ketua umum yang baru, Sabtu, 15 maret 2025 di Aula Timur, Kampus Ganesha.
Kongres Luar Biasa yang dibuka oleh Rektor ITB, Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, M.T., digelar secara luring dan daring yang diikuti oleh 175 peserta dari elemen pengurus daerah, pengurus jurusan atau program studi, pengurus komisariat dan pengurus luar negeri.
Disampaikan oleh Rektor ITB, Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, M.T bahwa ITB adalah representasi keberagaman, mahasiswa ITB dating berasal dari Aceh sampai Papua, sudah terbiasa pada jaman dulu orang Bandung masuk ITB tidak bicara hanya dengan Bahasa Sunda, tapi terdengar bicara Bahasa Batak dan Bahasa Jawa yang paling dominan pada masa itu.
“Jadi ITB sudah terbiasa interaksi lintas budaya, sehingga hal tersebut mempresentasikan keberagaman dan keguyuban dari ITB. Saya berharap ikatan alumni itu juga mempresentasikan keguyuban dalam keberagaman dapat menjadi satu organisasi yang tumbuh bebas dari konflik-konflik, kepentingan, tidak ada intrik-intrik untuk menjadi support grup,” kata Tatacipta Dirgantara.

Yang terpenting, sambung Tatacipta, alumni ITB juga representasi dari karakter lulusan ITB, kalau alumninya berhasil atau sukses pasti kita senang, menjadi tokoh yang hebat, tapi jangan menjadi tokoh yang celaan.
Ikatan alumni dapat membantu menjadi reputasi dan integritas ITB karena kita bagian dari satu keluarga yang mempresentasikan Indonesia, tambah Tata.
ITB sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi terbaik, bila alumninya saja untuk guyub tidak bisa, berbeda pandangan dalam beragaman saja ribut, apalagi yang diluar sana, kalau alumni ITB tidak bisa memiliki integritas yang bisa kita teladani, apalagi yang diluar sana,
Jadi mudah-mudahan dengan kita bisa melakukan kegiatan berorganisasi, bersama dalam suatu organisasi yang baik dan kita melaksanakan aktifitas-aktifitasnya dengan baik, mudah-mudahan bisa menjadi contoh bagi organisasi-organisasi yang lain, organisasi kemasyarakatan yang lain bahwa “ini lo, kita ini beda”, “kita ini hadir disini untuk bersama-sama bergandengan tangan untuk memberikan kontribusi terbaik pada masyarakat, berbakti kepada Tuhan, berbakti kepada bangsa, berbakti kepada almamater”.
“Mudah-mudahan apa yang kita lakukan sekarang ini menjadi niat yang baik untuk menuju sesuatu yang baik kedepannya,” pungkas Tatacipta Dirgantara.

Gembong Primadjaja, Ketua IA ITB Periode 2021-2025 saat memberikan keterangan pers mengatakan bahwa Kongres Luar Biasa (KLB) salah satu yang harus dilakukan dalam rangka menyempurnakan AD/ ART didalam pemilihan ketua yang baru.
“Kegiatan KLB merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan pemilihan ketua umum baru diantaranya yang lainnya ada olah raga yaitu lari dan seni yaitu pasar seni sampai nanti puncaknya Kongres IA ITB dalam rangka pemilihan Ketua yang baru.
KLB dalam bahasannya diantaranya menurut AD/ ART yang sekarang ini, alumni yang mau menjadi calon ketua alumni yang pernah aktif didalam organisasi IA ITB, hal ini mau dirubah menjadi tidak perlu ada aktifitas sebelumnya di IA ITB juga bisa mencalonkan sebagai ketua umum IA ITB.
IA ITB menyelenggarakan KLB secara independent dan bekerjasama dengan ITB, kami ingin peran alumni sebagai supporting membantu ITB dalam menyelenggarakan pendidikan tinggi yang terbaik dan kalau bisa yang termurah,” pungkas Gembong Primadjaja.
Pada kesempatan memberikan keterangan pers, Ketua Sidang KLB, Jalu Pradhono Priambodo mengatakan pelaksanaan Kongres Luar Biasa IA ITB 2025 ini memiliki dinamika yang cukup baik, dan juga bermanfaat untuk meningkatkan awareness alumni ITB.

Yang tadinya tidak mengetahui bahwa tahun ini adalah tahun pergantian ketua umum menjadi hidup wacananya, mudah-mudahan berlanjut terus sampai pelaksanaan kongres pemilihan ketua baru alumni tetap ramai, tetap guyub, tetap semangat untuk membahas ikatan alumni ITB sampai Bulan Juni nanti.
“Kogres Luar Biasa (KLB) IA ITB sudah menetapkan beberapa hal diantaranya terkait dengan perubahan Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Pasal 7 ayat 2 yang menyepakati untuk syarat calon ketua tidak diharuskan menjadi pengurus terlebih dahulu, bisa warga negara Indonesia dan juga anggota biasa IA ITB, cukup itu saja,” ujar Jalu Pradhono Priambodo.
Kemudian, terkait dengan mekanisme pemilihan apakah akan one man one vote atau musyawarah disepakati untuk dipending dan nanti akan dibahas oleh tim ad hoc dengan membuat kajian yang akan dipresentasikan nanti ketika Kongres Nasional.
Selanjutnya, terkait dengan pembatasan Ketika masa jabatan sudah habis dan belum berhasil diselenggarakan kongres maka ketua dapat memperpanjang dengan mengajukan izin pada dewan pengawas dan disetujui oleh dewan pengawas beserta ketua pengurus daerah, ketua pengurus jurusan atau program studi, ketua pengurus komisariat dan ketua pengurus luar negeri.
Kongres Luar Biasa ini juga menyepakati bahwa kajian ole tim ad hoc dilakukan oleh pengurusan saat ini, yaitu Haryo Waluyo ditunjuk sebagai ketua tim ad hoc dan anggotanya dapat berkoordinasi dengan Ketua Umum sekarang yaitu Pak Gembong Primadjaja sehingga nanti di Bulan Juni sudah ada hasil yang dipresentasikan.
“Kongres Luar Biasa juga menetapkan atau mengukuhkan pelaksanaan kongres pemilihan ketua umum di bulan Juni dengan mekanisme yang sudah disepakati termasuk juga tidak ada perubahan untuk mekanisme pemilihan umum tetap diselenggarakan one man one vote dan akan dipilih ketua umum baru IA ITB di Bulan Juni tersebut,” pungkas Jalu Pradhono Priambodo.***