
Bandung Side, Kedung Asem – KWT Guyub Rukun, RW 5 Wisma Kedung Asem Indah, Kel. Kedung Baruk, Kec. Rungkut, Surabaya Kembali panen sayur Sawi Pakcoy budidaya hidroponik diborong Alumni SMPN 23 Surabaya, Angkatan 87, Jumat, 28 Juni 2024.
Kelompok Wanita Tani Guyub Rukun (KWT Guyub Rukun) RW 5 Wisma Kedung Asem Indah telah melakukan pembudidayaan tanaman sayur dengan menggunakan teknologi hidroponik yang memang cocok untuk daerah perkotaan.
“Istilah kata Urban Farming, dengan teknologi hidropik masih dapat melakukan penanaman sayuran dengan memanfaatkan lahan kosong yang terbatas, sehingga dapat memaksimalkan ruangan tanpa membutuhkan lahan luas atau ditanam di tanah,” ujar Kun Maryati perwakilan KWT Guyub Rukun.
Menanam sayuran dengan cara hidroponik sangat cocok untuk rumah diperkotaan yang lahan tanah untuk menanam sudah sangat terbatas.
Selain meminimalisir hama tanaman, hemat air, lebih cepat panen juga mengurangi penggunaan peptisida, jadi mengelola makanan menggunakan tanaman sayur hidroponik sangat sehat, tambah Kun Maryati.

“Alhamdulillah, saat ini panen kembali tanaman sayur Sawi Pakcoy satu rak atau satu instalasi hidroponik diborong oleh Alumni SMPN 23, Angkatan 87 yang merupakan generasi ke-3 sejak SMPN 23 beroperasional pada tahun 1985,” ujar Kun Maryati yang juga pernah mengajar di SMPN 23 Surabaya tersebut.
Selain memperoleh manfaat ekonomis dengan menanam sayur cara hidroponik juga memberi edukasi kepada Alumni SMPN 23 Surabaya agar juga mencoba menanam sendiri dirumah, agar kebutuhan sayuran dapat terpenuhi.
Menanam sayur dengan cara hidroponik, seperti Selada, Tomat, Bawang Merah, Paprika, Kangkung, Bayam, Buncis, Brokoli, Pakcoy, Mentimun, Seledri, Melon, Semangka, Anggur, Stroberi sangat mudah, tanpa harus memikirkan pupuk sebagai asupan nutrisi dan obat hama, hanya menggunakan air yang mengalir dan pupuk cair untuk nutrisinya.
“Hari ini selain menerima manfaat panen sayur Sawi Pakcoy yang termasuk tanaman favorit dan selalu sold out bila panen, juga menjadi ajang silahturahmi kembali dengan anak-anak didik yang ternyata tidak lupa dengan gurunya,” ujar Kun Maryati sambil tersenyum merekah.
“Ada yang masih diingat, ada yang sudah lupa dengan wajah-wajahnya, akhirnya jadi ajang nostalgia dengan bercerita masa lalu saat di SMPN 23,” ungkap Kun Maryati sambal tertawa.

“Alhamdulillah panennya dilarisi oleh anak-anak dengan petik sediri, akan menambah semangat anggota KWT Guyub Rukun untuk kembali menanam,” pungkas Kun Maryati.
Salah seorang Alumni SMPN 23 Surabaya, Angkatan 87, Any Mahardhiani mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh Ibu Kun Maryati dan teman-temannya pada KWT Guyub Rukun sangat menginspirasi.
“Selain menginspirasi, ada keinginan belajar banyak untuk menanam dirumah juga kembali bersilahturahmi dengan Bu Kun Maryati yang sudah seperti orang tua sendiri bagi kami Alumni,” ujar Any Mahardhiani.
“Saat memasuki usia pensiun, malah mempunyai aktifitas yang luar biasa dan Bu Kun Maryati terlihat sehat. Antara beraktifitas yang bermanfaat sehingga menjadi hiburan tersendiri atau karena aktifitas menanam membuat badan selalu bergerak sehingga sehat terus ya ?” pungkas Any Mahardhiani tersenyum sumringah.***