
Bandung Side, Braga – Grey Art Gallery hadir dikawasan jalan Braga, Bandung yang kental memiliki histori indah bagi seniman tanah air dalam mengunduh inspirasi yang tertuang dalam karya lukis atau seni rupa dibuka hari ini, Jumat, 3 Februari 2023.
Grey Art Gallery digagas oleh Elia Yoesman, Grace Christianti, dan Jessica Wijaya yang didasari atas ketertarikan mereka terhadap dunia seni rupa yang sudah mendasari jiwa sebagai potensi terpendam.
Pada proses persiapan kehadiran Grey Art Gallery serta perkembangannya, tiga serangkai pendirinya dibantu oleh Angga Atmadilaga, Arya Sudarajat serta Hani Handayani saat berinteraksi dengan ekosistem dunia seni grafis.
Pada perhelatan pertama GREY, mengusung judul “Hitam” (dengan titik dan tertulis miring) dipilih sebagai tema pameran yang secara umum menawarkan kesederhanaan dalam mematok titik tolak, yakni dari istilah hitam ke jendela makna yang lebih luas.

“Keikutsertaan sebagian besar peserta pameran didapat melalui metode open call,” ujar Chief Manager Grey Art Gallery.
Metode open call sendiri dapat dipahami sebagai program keikutsertaan suatu kegiatan yang bersifat terbuka untuk diikuti oleh publik luas melalui jalur penyeleksian karya.
Adapun tujuan menerapkan open call, lanjut Angga, yakni untuk membuka kesempatan seluas luasnya bagi para seniman yang berada di luar jangkauan pengamatan kami untuk menunjukan potensi-potensi karya kreatif mereka.
Open call ini diikuti 800 seniman, yang terseleksi menjadi 112 seniman dengan beragam media seni, diantaranya drawing, lukisan, Seni Instalasi, Patung, Printmaking, Video Art, dan juga Performance art.
“Selain seniman yang lolos seleksi, kami menghadirkan pula 17 seniman undangan yang dipilih dan dikurasi langsung oleh Aminudin TH Siregar yang bertindak sebagai kurator pameran,” ungkap Angga Atmadilaga.

Para seniman undangan tersebut diantaranya, Andreas Camelia, Dedy Shofianto, Dedy Suherdi, Deden H. Durahman, Diyanto, Dolorosa Sinaga, Erwin Windu Pranata, Garis Edelweiss, Isa Perkasa, J.A. Pramuhendra, Krishnamurti Suparka, Louise Henryette, Mujahiddin Nurahman, Patriot Mukmin, Yasmine Aminanda, Yogie Achmad Ginanjar, dan Zamrud Setya Negara.
“Keberadaan Grey Art Gallery di Kawasan Braga, kami harap dapat menambah semarak nuansa seni di Kota Bandung yang memang memiliki sejarah seni yang khas sebagai bagian dari perjalanan wisata pada kota yang dikenal dengan Kota Kembang ini,” kata Arya Sudarajat, Operation Manager Grey Art Gallery.
Sebagai ruang kreatif baru di Kota Bandung, kehadiran Grey Art Gallery ditujukan sebagai katalisator perkembangan ekosistem kesenian Kota Bandung, tambah Arya.
Karena itu dalam rancangan program kedepannya, kami merumuskan beberapa agenda kegiatan diantaranya, Pameran Terbuka melalui jalur Open Call, Kegiatan residensi Seniman, Program pertukaran seniman lintas Kota dan Negara.

“Kelas atau Workshop kreatif untuk publik, diskusi budaya dan kesenian, serta program Kerjasama yang melibatkan beragam komunitas,” ujar Arya Sudarajat.
Hal ini dirancang sebagai strategi dalam mendekatkan seni rupa kepada pemirsanya sehingga karya seni berjarak lebih dekat dengan menawarkan pengalaman yang menyenangkan, tambahnya.
“Kami tidak menutup kemungkinan untuk dapat bekerjasama dengan komunitas seni atau menggelar workshop multidisiplin seni sekaligus memamerkan karya yang diunggulkan sebagai media edukasi bagi khalayak umum,” ujar Arya
“Strategi ini juga diharapkan dapat mengubah cara kita mengkonsumsi dan memahami seni menjadi lebih baik,” ungkap Arya Sudarajat.***