
Bandung Side, Gudang Selatan – RD Collection nama yang dipilih oleh Ranti (18 th) siswi kelas 3 SMA, atas karya busana yang ditampilkan pada pentas Aksi Generasi Iklim, Minggu 11/9/2022.
Koleksi baju rompi yang dibuat dari bahan sampah pilihan dan barang bekas ini lahir dari keprihatinan Ranti melihat kondisi lingkungannya yang dipenuhi dengan tumpukan sampah tanpa dikelola terlebih dahulu oleh empunya.
Inisiatif mengelola sampah untuk menjadi barung baru cukup jauh realisasinya bila setiap individu tidak memiliki budaya mengelola sampah.
” Budaya mengelola sampah harus ditanamkan sejak dini oleh setiap umat manusia, agar memiliki manfaat buat diri sendiri dan lingkungannya,” kata Ranti.
Fashion show pada acara pentas Aksi Generasi Iklim, merupakan rangkaian aksi Child Champaign Save The Children yang temanya perubahan iklim dalam sebuah film nantinya menjadi dokumenter bagi anak-anak agar turut juga merespon apa yang terjadi pada lingkungannya, tambah Ranti.
Aksi Generasi Iklim merupakan respon bagi anak-anak terhadap perubahan iklim yang disalurkan melalui media apa saja, seperti yang saat ini digelar adalah Festival Film Dokumenter.

Bisa jadi disalurkan melalui lirik sebuah lagu, puisi, melukis dan lain-lain termasuk Ranti menyalurkannya melalui karya busana dengan mendesain baju rompi dan asesoris berbahan dari sampah dan barang bekas yang terpilih.
” Pilihan membuat baju rompi dari bahan sampah karena mudah didapatkan dan sebagai bentuk keprihatinan Ranti atas banyaknya sampah yang tidak dikelola oleh empunya menjadi barang yang bermanfaat,” ujar Ranti.
Data menurut Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung bahwa sampah yang dihasilkan oleh warga sekitar 3,6 juta sebesar 1.268 ton perhari, jadi bisa dikatakan bahwa setiap orang menghasilkan sampah 0,35 kg perhari.
Sementara itu, sampah baru bisa dimanfaatkan atau dikelola hanya sekitar 6,24 persen diantaranya dapat diangkut di TPA Sarimukti, menjadi kompos, sampah organiknya dijadikan barang baru seperti pot bunga, dijual ke pabrik plastik dan lain-lain, lanjut Ranti.
“Jadi ingin rasanya memberi manfaat untuk lingkungan yang berasal dari mengelola sampah yang bahannya didapat dengan mudah dari sekitar, sekaligus memberi edukasi bahwa sampah kalau dimanfaatkan dengan baik akan menjadi sahabat,” ucap Ranti.
Ada pilihan bahan yang berasal dari karung goni yang sudah mulai susah didapat, hingga mencari di pasar pun tidak dapat, akhirnya pilihannya dari karung beras dari bahan plastik yang didesaign menjadi rompi, lanjut Ranti.
“Tema fashion show kebetulan Reuse and Recycle Sampah, jadi cocok sekali baju rompi ini sebagai media edukasi dan respon Ranti terhadap perubahan iklim yang salah satunya disebabkan oleh sampah yang tidak dikelola,” tegas Ranti.
Proses pembuatannya lumayan lama, kurang lebih 3 minggu untuk menghasilkan baju rompi dan asesorisnya, dari mulai membuat pola, menjahit, membuat pernak-pernik bunga, memilih warna agar tampak full colour dan menarik,” ujar Ranti penuh semangat bercerita.
“Alhamdulillah, baju rompi dapat diselesaikan sebelum diperagakan diacara fashion show Aksi Generasi Iklim, meskipun sangat sederhana namun harapan Ranti bisa menginspirasi anak-anak di Indonesia bahwa jangan menyerah dengan keterbatasan, kekurangan maupun adanya skala prioritas tertentu, tapi berbuatlah sesuatu untuk menyuarakan pesan perubahan iklim ini karena dampaknya juga menimpa kita semua,” ucap Ranti.
“Menyuarakan pesan perubahan iklim dapat melalui media apa saja yang menjadi potensi anak-anak miliki, dan teruslah berkarya agar menjadi mandiri,” pungkas Ranti pemilik brand RD Collection.***