Mengenal Digital Marketing dan E-commerce Optimizer

mengenal digital marketing

Bandung Side, Kota Bandung – Mengenal digital marketing itu terbagi menjadi beberapa cara atau media yang digunakan untuk melakukan promosi di ruang digital, salah satunya dengan menggunakan e-commerce optimizer.

Optimizer ialah seorang atau kelompok yang mengkhususkan untuk menganalisis, mempercepat, membuat proyeksi dalam hal sales di e-commerce.

Mumu Saepul Mubarok, Digital Marketing Optimizer, menerangkan perbedaan digital marketing dengan e-commerce optimizer.

Digital marketing melakukan teknik pemasaran secara digital untuk menyampaikan ke personal secara efisien dengan bantuan media sosial, aplikasi perpesanan online, mesin pencarian Google dan kanal video digital.

Sedangkan e-commerce optimizer merupakan spesialis digital marketing yang bergerak pada aplikasi penjualan digital seperti Shopee, Tokopedia dan Lazada serta yang lainnya. Optimizer adalah goals untuk mengefektifkan penjualan dengan analisa data.

Cara kerja optimizer, langkah pertama dengan menganalisa data penjualan yang sedang berjalan. Membedah data yang sedang berjalan atau berlangsung.

Setelah mengetahui data penjualan optimizer akan menanyakan mengenai apa goals dari owner terkait kampanye yang akan dilakukan.

Untuk diambil satu benang merah agar optimasi di e-commerce. Hal terakhir yaitu percobaan teknik sale yang akan dioptimasi dan dianalisis dalam kurun waktu yang sudah ditentukan.

“Setiap percobaan akan membuat kita tahu di mana celah yang tidak teroptimasi untuk membuat keputusan sedini mungkin. Saat ini data adalah acuan kita dalam membuat keputusan berfokus pada data dan tim yang akan membuat keputusan yang matang dan bijaksana,” ungkap Mumu Saepul Mubarok saat dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (27/10/2021).

Mumu memberi contoh pada platform Shopee, sebelum dioptimasi bisnisnya oleh Mumu dan tim omset bulanan mencapai di angka Rp 137 juta lebih.

Toko ini sudah berjalan beberapa bulan. Ketika sudah bertemu dengan optimizer, tugas optimizer, bagaimana mengoptimasi salah satu toko yang sudah berjalan.

“Dalam satu bulan setelah saya optimasi, omset klien saya itu naik hampir 41 persen. Selama satu bulan itu saya, saya mengoptimasi dari mulai analisa data, stock, konten apa yang diperlukan. Juga iklan menghemat masa iklan dalam satu bulan ke depan,” jelas Mumu Saepul Mubarok.

Hal itu baru satu bulan ‘dipegang’ Mumu, setelah 3 bulan naik menjadi hampir Rp 600 juta. Ada target target yang harus kita penuhi dari mulai pembahasan konten dan semua.

Dari data yang kita bahas banyak penjual mengapa banyak penjual online mereka tidak melihat data yang lama mereka jual dalam beberapa bulan terakhir karena di sinilah perlunya optimizer.

Mulai dari kenaikan omset, strategi yang harus benar-benar diperlukan. Menurut pengalaman Mumu ini sudah melewati tiga bulan pertama.

Mengapa butuh waktu tiga bulan? Karena ingin memaksimalkan beberapa kategori, optimizer dengan kata kunci, bagaimana bisa mencari kata kunci yang relevan.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Siberkreasi.

Webinar wilayah Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (27/10/2021) juga menghadirkan pembicara, dr. Frendy Winardi (Founder Royals Rejuvia), Arya Shani Pradana (Founder Tekape Workspace), Andi Astrid Kaulika (Merchandiser Analyst), dan Aflhandita sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital.

Kegiatan literasi digital ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.***

Tinggalkan Balasan