Waspada Hoaks di Media Sosial

waspada hoaks

Bandung Side, Kabupaten Tasikmalaya – Waspada hoaks seperti yang banyak survei sebutkan, bahwa media sosial menjadi media penyebaran informasi bohong atau hoaks paling banyak.

Tertinggi media sosial berbagi pesan WhatsApp yang dinilai paling banyak, khususnya grup-grup di WhatsApp kerap digunakan untuk berbagi pesan hoaks.

Meylani Pratiwi, pengurus Relawan TIK Jawa Barat berkomentar, jika faktor penyebab WhatsApp menjadi media penyebaran hoaks karena kini banyak diisi oleh para generasi immigrant digital. Atau mereka yang lahir sebelum adanya perkembangan teknologi digital. Mereka seakan tergagap dengan banjir informasi yang datang setiap saat.

“Parahnya hoaks banyak dipercaya karena yang menyebarkan informasi tersebut adalah sosok yang dituakan atau sosok yang dihormati sehingga dia merasa lebih yakin bahwa itu adalah informasi yang benar,” jelas Meylani dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital Nasional 2021 di wilayah Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (8/9/2021) pagi.

Kebanyakan dari mereka hanya membaca judulnya atau headlinenya saja kemudian langsung disebar. Mereka pun sebenarnya tidak tahu bahwa yang dibagikan ialah hoaks. Meylani mengatakan itulah salah satu jenis kesalahan informasi adanya misinformasi, seseorang tidak menyadari jika informasi yang dia bagikan hoaks.

Maka masyarakat Indonesia itu harus diedukasi soal saring sebelum sharing, selalu sabar untuk membagikan ulang informasi yang diterima di media sosial. Padahal seharusnya, media sosial menjadi sumber utama masyarakat untuk mendapatkan informasi.

Menurut survei, masyarakat kini biasa mengakses informasi itu melalui media sosial sebanyak 76 persen, televisi 59,5 persen dan dari berita online 25,2 persen. Langkah-langkah yang harus dilakukan ketika menerima informasi ialah selalu mengecek apakah benar atau tidak di situs terpercaya.

“Jika memang informasi tersebut tidak benar yang wajib dilakukan adalah tidak membagikan hanya stop sampai di kita. Jika informasi itu benar tidak buru-buru juga untuk dibagikan tapi harus dilihat manfaatnya. Hanya sekedar hiburan atau berguna, jika berguna, pentingkah ini diketahui orang lain tahu selain kita,” jelasnya.

Panjang perjalanan untuk membagikan sesuatu itu mengingat situasi dan kondisi Indonesia yang sedang tidak menentu. Sekalipun informasi bermanfaat dan penting. Tetap harus dilihat apakah mendesak agar semua orang tahu. Jika tidak, kita dapat bersabar untuk membagikannya.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (8/9/2021) pagi, juga menghadirkan pembicara Febriyanti Kristiani (founder @vitaminmonster), Tim Hendrawan (creative director), Erlangga Setu (pakar IT), dan Inayah Chairunissaa sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

loading...
Facebook Comments

Tinggalkan Balasan