Bertahan Hidup di Masa Pandemi, Melihat Peluang dari Perubahan

bertahan hidup

Bandung Side, Kota Bekasi – Bertahan hidup sejak pandemi corona, membuat setiap orang mengalami begitu banyak perubahan, bahkan tidak ada pilihan, hanya bisa beradaptasi dengan perubahan.

Banyak orang kehilangan pekerjaan, harus bekerja dan sekolah di rumah, perubahan ini pun membuat setiap orang harus keluar dari zona nyaman untuk bertahan hidup.

“Keluar dari zona nyaman, membuat orang jadi ketakutan, depresi, hilang arah dan hal inilah yang terjadi di dunia saat ini,” kata Klemes Rahardja, Founder The Enterpreneur Society saat webinar Literasi Digital wilayah Kota Bekasi, Jawa Barat I, pada Kamis (23/9/2021).

Ada dua sudut pandang yang bisa diambil oleh setiap orang setelah pandemi melanda Indonesia dan dunia. Dari sudut negatif corona merupakan sebuah kehilangan, ketakutan dan penurunan.

Akan tetapi di sisi positifnya, terdapat solusi yang hanya bisa dilihat jika seseorang mengubah sudut pandangnya bahwa corona menjadi sebuah momen perubahan.

Dunia tanpa batas, peluang baru yang justru memberikan daya saing atau mungkin sebuah kesempatan untuk beristirahat sama-sama untuk bertahan hidup.

Pandemi corona telah mengubah 3 hal yaitu cara bekerja atau belajar, cara berinteraksi, dan cara bertransaksi.

Sehingga semua industri yang mengarah pada ketiga hal tersebut diperkirakan akan berkembang.

Di sinilah saatnya setiap orang dipaksa untuk beradaptasi dan siapa yang tidak mau berubah akan tertinggal, sebab corona menjadikan semuanya berubah ke arah percepatan.

“Kalau kita tidak mau berubah, maka kita akan tertinggal. Percepatan yang terjadi saat ini mau tidak mau harus diterima masyarakat,” kata Klemes Rahardja lagi.

Bila dunia disebutkan mengakami krisis selama corona, sebetulnya dari 2020-2021 penjualan e-commerce di seluruh dunia justru mengalami peningkatan yang jauh lebih besar dari tahun sebelumnya.

Peluang bahkan dikatakan tidak hilang, tapi bergeser ke online sehingga tentunya dalam hal promosi produk para pemilik bisnis perlu beradaptasi menggunakan sarana media sosial.

Terlebih sejak pandemi peningkatan jumlah pengguna internet di Indonesia sekarang menjadi 202,6 juta. Di antaranya sebanyak 170 juta aktif di media sosial.

Branding dan digital marketing menjadi kemampuan digital skills yang diperlukan untuk meningkatkan penjualan. Dengan rumus A.I.D.A yang merupakan singkatan dsri awareness, interest, decision, dan action.

Pemilik bisnis perlu meningkatkan brand awareness dulu agar produk dan jasanya dikenal masyarakat hingga menimbulkan ketertarikan orang untuk membeli atau memakai jasa.

Tahap selanjutnya jika sudah tertarik tentunya konsumen akan membuat keputusan membeli dan membeli produk atau jasa.

Webinar Literasi Digital di Kota Bekasi, Jawa Barat I, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Hadir pula nara sumber seperti Cyntia Jasmine, Founder GIFU, Elfira Fitri, Manager External Student Affairs Universitas Multimedia Nusantara, dan Asep H. Nugroho, Dosen Fakultas Teknik UNIS.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama.

Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.***

Tinggalkan Balasan