Yuk jadi YouTuber, Jangan Hanya Sebagai Penonton

youtuber

Bandung Side, Kabupaten Karawang – YouTuber menjadi sebuah profesi dan cita-cita seseorang, sehingga jika ada orang yang tidak ingin menggunakan internet khususnya berusia produktif, nampaknya menjadi hal yang mustahil.

Digitalisasi merupakan sebuah keniscayaan, sehingga mau tidak mau suka tidak suka seseorang akan masuk ke dunia digital lambat laun.

YouTuber menjadi sebuah profesi dan cita-cita seseorang, sehingga jika ada orang yang tidak ingin menggunakan internet khususnya berusia produktif, nampaknya menjadi hal yang mustahil.

Lintang Ratri Rahmiaji, Dosen Universitas Diponegoro mengatakan, alih alih seseorang ingin jauh dari internet mengapa tidak untuk memanfaatkan potensi yang ada di internet karena internet of things membawa dampak yang luar biasa yakni masuknya era prosumer.

Semua pengguna Internet dapat menjadi produsen, penyebar sekaligus pengguna informasi.

“Berbeda dari dulu kita hanya bisa menerima informasi bahkan dari satu sumber saja,” kata Lintang.

Dulu membuat sebuah stasiun TV itu biayanya sangat mahal, tapi kalau sekarang kita bisa menjadi stasiun TV itu. Mengapa kita hanya menjadi penonton para YouTuber, padahal kita bisa menjadi YouTuber itu, tambah Lintang.

“Bukan hanya sekadar menghasilkan karya namun juga menghasilkan dari karya itu,” ungkap Lintang Ratri Rahmiaji di webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Selasa (24/8/2021).

Mengapa hal tersebut dapat terjadi, mengapa kini setiap orang dapat menghasilkan informasi sendiri, Lintang mengatakan, kita sudah masuk dalam pilar kelima demokrasi.

Dengan kehadiran internet yang memiliki kekuatan baru. Mengutip apa yang dikatakan Mark Zuckerburg pemilik facebook internet membawa kekuatan baru yang lebih besar.

Dengan jaringan yang ada dapat membantu industri, bisnis menuju global. Semakin lama, kita juga tidak hanya menjadi sumber informasi namun juga bisa berkolaborasi yang akan menjadi sebuah kekuatan.

“Jangan tertawakan jika ada anak muda yang kini bercita-cita menjadi kreator konten atau YouTuber. Apapun konten yang kita buat asal menarik dan positif tentunya bisa saja banyak yang tonton. Yang terpenting konsisten dan memiliki ciri khas sendiri,” ujar Lintang.

Sebut saja Youtuber Almira yang hanya bermain slime dan disukai anak-anak. Mainan anak berbentuk seperti adonan yang kenyal yang hanya diremas-remas ini mampu menjadi daya tarik sendiri.

Almira konsisten membuat konten mengenai slime, hingga akhirnya memiliki brand sendiri dengan nama “Almira”. Dia memiliki pabrik slime sendiri di rumahnya.

“Membuat konten di YouTube bukan hanya sebuah konten semata namun juga membuka bisnis baru,” pungkas Lintang Ratri Rahmiaji.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Siberkreasi.

Webinar wilayah Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Selasa (24/8/2021) juga menghadirkan pembicara Michael Syukrie (Fotografer Underwater Ahmad Rofahan (Ketua RTIK Kabupaten Cirebon), Ismita Saputri (pengusaha, podcaster, dosen), dan Ida Rhinjsburger sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital.

Kegiatan literasi digital ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.***

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan