Bijak di Kolom Komentar Media Sosial

Bijak di Kolom Komentar Media Sosial

Bandung Side, Kabupaten Bandung – Bijak ketika kita berkomentar di media sosial walaupun bukan bagian dari postingan, tetap saja harus memiliki etika.

Indonesia menganut kebebasan berekspresi dan berpendapat namun tetap harus sesuai dengan etika.

Aprida Sihombing, dosen Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR mengatakan jika ingin berkomentar di media sosial pastikan dulu konten itu benar bukan hoaks.

Jangan sudah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga orang-orang percaya dengan konten bijak yang sudah pernah dibuat.

“Rumus yang paling pertama itu kita harus mengecek faktanya supaya tidak cepat-cepat menghakimi dan berkomentar,” kata Aprida Sihombing.

“Jangan juga mencari fakta di dalam komen-komen orang itu bukan fakta tetapi opini,” ungkap Aprida Sihombing pada Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (5/8/2021) pagi.

Bermanfaat atau tidak patut menjadi pertimbangan, apakah kita ingin memberitahu orang itu dengan sesuatu yang bermanfaat. Jika ini menyangkut mengenai pribadi mereka sebaiknya disampaikan melalui pesan pribadi.

Sangat bijak ketika ingin memberi nasehat masukan sebaiknya dibicarakan hanya berdua.

Etika yang baik seperti itu tidak perlu banyak orang yang agar yang bersangkutan juga tidak malu, kepekaan yang seperti ini yang harus dimiliki oleh pribadi ketika di dunia online maupun offline.

Kolom komentar itu tidak hanya dibaca oleh pemilik akun dan followers tapi juga dibaca oleh semua netizen.

Jadi jangan sampai komentar kita justru menginspirasi orang untuk hal-hal yang negatif jadi pastikan mental kita menginspirasi hal-hal yang positif.

Saat di dunia offline ketika kita ingin berbicara dengan orang lain sangat dipikirkan apa yang wajar untuk kita tanyakan atau tidak.

“Sekalipun sosok publik figur tidak berhak kita bertanya yang terlalu privasi, bagaimanapun juga mereka manusia yang memiliki hak untuk memiliki privasi,” sebut Aprida Sihombing.

Pastikan saat berkomentar bukan untuk memprovokasi pemilik status bahkan orang lain. Alih-alih mengajak diskusi seringkali seseorang seperti mengajak orang lain berdebat karena merasa pandangan orang lain itu salah.

Tindakan seperti ini sebaiknya dihindari saat bermedia sosial terutama saat berkomentar.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi.

Webinar wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (5/8/2021) pagi, juga menghadirkan pembicara Leviane Jackelin Hera Lotulung (Japelidi), Muhammad Sjukri (Fotografer Underwater, Asep Suhendar (Kreator konten), dan Ida Rhinsjburger sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital.

Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.***

Tinggalkan Balasan