PT Bintang Cipta Perkasa IPALnya Semakin Baik

Bandung Side, Majalaya – Pabrik tekstil PT Bintang Cipta Perkasa yang terletak di jl. Leuwidulang No. 24, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung menunjukkan komitmennya untuk mensukseskan percepatan perbaikan DAS Citarum dengan terus melakukan perbaikan instalansi pengolahan air limbah(IPAL)nya hingga menunjukkan baku mutu air limbah sesuai standar, Kamis (14/3/2019).

Danki Lettu Rusnoto Satgas Sektor 4 Citarum Harum bersama Dadi Nandang Kepala Utility PT Bintang Cipta Perkasa sedang mengamati tower equalisasi

Dijelaskan Dadi Nandang, Kepala Utility yang menangani IPAL PT Bintang Cipta Perkasa saat diminta keterangan oleh Bandung Side mengatakan,”Sejak ditambahkannya instalasi Lamela sebagai proses pretreatment limbah pencelupan proses produksi kami semakin baik hasilnya. Hal tersebut ditunjukkan pada tangki Lamala I yang sudah berjalan memproses limbah cair dari produksi secara koagulasi dengan menambahkan suatu zat koagulan bersifat alkalis pada air limbah sehingga partikel koloid terlarut menjadi mengumpal agar dapat dipisahkan sebelum melanjutkan ke bak aerasi. Pemrosesan pada tangki Lamela 2 dengan memberikan zat polimer agar flok dapat mudah mengendap dan memasuki tangki sedimentasi II sebagai pengendapan terakhir. Instalasi tersebut sangatlah meringankan limbah pencelupan sebagai pretreatment sebelum masuk ke proses biologi”.

Proses pengelolahan limbah setelah adanya penambahan instalasi baru PT Bintang Cipta Perkasa

“Memang belum sempurna instalasi pengelolahan air limbah yang dimiliki PT Bintang Cipta Perkasa, karena akan ada instalasi lagi yang terpasang yakni untuk proses Equalisasi yang sedang dibangun sesuai progres yang sudah direncanakan dengan pendampingan dari Satgas Sektor 4 Citarum Harum,”papar Dadi.

Proses Lamela untuk menekan endapan limbah cair dari proses produksi pencelupan

Progres yang menjadi capaian bagi PT Bintang Cipta Perkasa dalam menambah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) menunjukkan perkembangan yang signifikan. Tambahan perangkat peralatan teknik beserta perlengkapannya dalam memproses/mengolah cairan sisa proses produksinya sudah menunjukkan hasil bahwa cairan limbahnya layak sebagai bahan recycle untuk bahan baku produksinya kembali dan sisanya dapat dibuang karena sudah menunjukkan baku mutu air yang baik.

Dadi Nandang, Kepala Utility PT Bintang Cipta Perkasa sedang mempresentasikan cara kerja filter carbon aktif yang baru dimiliki dihadapan Satgas Sektor 4 Citarum Harum

Masih menurut Dadi, bahwa sangat berterima kasih atas pendampingan dari Satgas Sektor 4 Citarum Harum yang selalu memberi masukan agar cara pengelolahan limbah cair PT Bintang Cipta Perkasa menjadi sesuai baku mutu. Hal tersebut juga mendasari keyakinan managemen untuk tidak ragu lagi menginvestasikan kurang lebih 20 milyar dalam perbaikan IPAL yang sedang berlangsung ini. Intinya air adalah kebutuhan utama kami dalam proses produksi, karena bahan bakunya diambil dari Sungai Citarum maka kelestariannya harus dijaga pula agar proses produksi kami menhasilkan produk yang berkualitas.

Kolam Aerasi PT Bintang Cipta Perkasa

Seperti gayung bersambut, hal senada juga dikatakan Dewi, Marketing Manajer PT Bintang Cipta Perkasa,”Saat ini kami terus melakukan perbaikan pembangunan IPAL dan secara intens sharing dengan Satgas Sektor 4 sebagai pendampingan. Sangat bersyukur dengan berjalannya waktu kami dapat berproduksi hingga menghasilkan limbah cair yang sesuai dengan baku mutu. Bahkan bila dilihat dari produksi akhir benang celup yang dihasilkan menjadi lebih baik kualitasnya”.

Mesin Sludge akhir PT Bintang Cipta Perkasa

“Upaya perbaikan IPAL yang kami lakukan sangatlah didukung oleh managemen dan sekaligus mendukung Program Citarum Harum agar segera pulih kembali. Pada tanggal 20 Agustus 2018 tahun lalu, saat dibukanya cor saluran pembuangan limbah, kami telah mengaktipkan kembali para karyawan pabrik BCP yang nganggur karena perusahaan kami tidak produksi akibat dampak dari ditutupnya saluran lubang limbah cair beberapa waktu lalu,”papar Dewi.

“Saat sekarang sudah mulai pembangunan kembali tower Equalisasi agar proses pretreatment limbah cair kami lebih sempurna. Sesuai arahan pimpinan kami, Mr. Shen Lian Huan bahwa target produksi PT Bintang Cipta Perkasa nanti setelah normal kapasitas air limbah cair yang akan kami gunakan kurang lebih 3000 ltr sampai 4000 ltr dari kapasitas IPAL yang dibuat 5000 ltr, tentunya hal ini untuk menjaga stabilitas kadar air yang kami gunakan,”pungkas Dewi.

Kertas Kerja sebagai lembaran catatan hasil uji laboratorium kualitas air limbah PT Bintang Cipta Perkasa

Komandan Sektor 4 Citarum Harum, Kolonel Inf Kustomo Tiyoso mengatakan,”Upaya yang dilakukan PT Bintang Cipta Perkasa menunjukkan komitmennya dalam memperbaiki IPALnya. Dengan kesadaran bahwa bahan baku air yang digunakan dalam proses produksi mengandalkan dari Sungai Citarum, apabila sungainya tercemar dengan limbah cair yang belum diolah dengan baik secara otomatis, hasil produksinya juga menunjukkan kualitas yang rendah. Hal tersebut dikarenakan pasokan bahan baku airnya juga tidak berkualitas”.

Kulkas sebagai fasilitas laboratorium menyimpan zat regent sebagai campuran test air limbah

“Bila hal tersebut tidak segera dihentikan pencemaran air limbah yang tidak dikelola dari industri tekstil yang ada di Majalaya, maka air Sungai Citarum akan tercemar terus dan hasil produksi tekstilnya akan rendah terus sehingga hasil tekstilnya akan jatuh harga jualnya. Apa tidak rugi yang berkelanjutan hal tersebut,”ungkap Kolonel Kustomo.

Hasil test air limbah PT Bintang Cipta Perkasa

“Belum lagi akibat lain dari pencemaran air Sungai Citarum yang sangat merugikan generasi yang akan datang. Efek rusaknya gen manusia akibat pencemaran kimia yang dihasilkan dari limbah cair tanpa dikelola sangatlah urgen untuk segera diatasi. Sebagai warga negara yang baik hendaknya turut memikirkan solusi terciptanya generasi emas untuk kemajuan Bangsa Indonesia,”papar Kolonel Kustomo kembali.

Progres capaian yang dilaksanakan PT Bintang Cipta Perkasa dalam perbaikan IPALnya

“Program Citarum Harum diluncurkan sebagai salah satu upaya merubah mainset atau pola pikir masyarakat dan pengusaha yang mengandalkan kontribusinya dari Sungai Citarum sebagai Sumber Penghidupan, bukan tekstilnya, bukan peternakannya, bukan hasil industri lainnya yang menjadi penghidupan. Tapi Air Sungai Citarumlah yang menjadi Sumber Penghidupan bagi mereka, maka jaga dan lestarikan Sungai Citarum agar kita dapat memperoleh manfaatnya secara maksimal,”pungkas Kolonel Kustomo.***

Tinggalkan Balasan