
Bandung Side, Sangkanhurip – H. Mochamad Ridwan Kamil, ST, MUD., Gubernur Jawa Barat terpilih yang sudah bekerja sejak 5 September lalu, memulai langkah dalam kunjungan kerjanya sebagai Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Citarum sesuai Perpres No 15 Tahun 2018 Tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum menuju Sektor 7 dalam rangka melihat sejauh mana perkembangan dan perubahan kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum saat ini, Rabu (26/9/2018).
Dalam kegiatan kunjungan kewilayah Sektor Citarum Harum ini Ridwan Kamil didampingi Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Besar Harto Karyawan, S.H, M.Tr (Han), Kapolda Jabar Irjen Pol Drs. Agung budi Maryoto, M.Si dan Bupati Bandung Dadang M NasserĀ usai meninjau Oxbow Jembatan Biru, Bojongsoang dan pengerukan sedimentasi di Jembatan Putih perbatasan Bojongsoang dan Dayeuh Kolot menuju Sektor 7 diwilayah Desa Sangkanhurip, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung.
Pada bantaran Sungai Citarum di Desa Sangkanhurip sebelum Program Citarum Harum bergulir, terdapat bangunan liar yang dijadikan oknum warga sebagai tempat beraktifitas ekonomi. Akan tetapi, keberadaan aktifitas ekonomi tersebut tidak diperkenankan oleh warga lain, dikarenakan menjadi tempat yang melanggar hukum, seperti tempat perjudian dan beberapa kegiatan alih fungsi lainnya.
Hal tersebut disampaikan oleh Komandan Sektor (Dansektor) 7 Citarum Harum Kolonel Kav Purwadi saat melaporkan kegiatannya kepada Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. “Saat memulai Satgas Citarum Harum membersihkan bantaran di Bulan Febuari 2018, terdapat alih fungsi bantaran oleh oknum warga yang digunakan untuk aktifitas ekonomi. Akan tetapi berasal dari warga lainnya yang melaporkan bahwa ada bangunan liar yang digunakan untuk tempat perjudian, sabung ayam dan lain-lain yang membuat bantaran Sungai Citarum menjadi kotor dan ekosistem, lingkungannya rusak”.
Selanjutnya, tambah Kolonel Purwadi, bantaran Sungai Citarum Desa Sangkanhurip akan dijadikan area publik yakni sebagai tempat untuk berolah raga, taman bermain, taman bacaan warga serta sebagai tempat untuk berselfi ria dan destinasi wisata.
“Sungai Citarum yang wilayahnya masuk dalam Sektor 7 belum melakukan pengerukan sedimantasi, dikarenakan keterbatasan alat dan sekarang masih koordinasi dengan BBWS untuk meminjam eskavator long arm dalam menghadapi musim hujan ini,”ungkap Kolonel Purwadi.
Ditempat yang sama Gubernur Jabar H. M. Ridwan Kamil, ST., MUD. menyampaikan,”Pada dasarnya apapun keringat kita demi Sungai Citarum, Insya Allah akan menjadi amal ibadah kita. Kita bagi – bagi tugas ada para pengambil keputusan, ada yang menyumbangkan sebuah narasi atau cerita agar pola pikir kita berubah yaitu para budayawan dan ada yang berkeringat mengeruk yang tadinya menjadi tempat TPS sekarang menjadi tempat yang sudah bersih. Kita akan buktikan ke dunia bahwa sungai yang dulunya dijuluki tempat yang terkotor menjadi tempat terindah di Indonesia kuncinya adalah gotong royong”.
Saya juga mengucapkan terima kasih,lanjut Ridwan Kamil, kepada masyarakat yang berkelompokākelompok dalam kelompok minat, ada yang berkampanye sosial ada yang berkampanye lingkungan, ada yang berkampanye ekonomi. Ini menandakan tidak mungkin jika hanya dikerjakan oleh pihak sendiri-sendiri. Ini membuktikan Sila Ketiga Pancasila yakni Persatuan Indonesia sangat kuat. Jadi Pancasila dimana Sila Ketiga kita kokoh tentunya Program Citarum Harum ini menjadi sebuah cerita ke-anak cucu kita.
“Sekarang Allah sudah menakdirkan kekompakan dan gotong royong itu hadir, Saya baru 3 minggu jadi Gubernur tapi sudah ditugaskan sesuai Keppres sebagai Dansatgas Citarum Harum. Artinya selama lima tahun kedepan saya akan fokus dan ini adalah hutang ke-anak cucu kita karena selama ini penanganan Sungai Citarum kurang gesit dan kurang cepat. Nanti lima tahun kita akan cepat serta dengan kreatifitas dan momentum ini menjadi awal, mari kita bersemangat,”ucap
Gubernur memberi semangat.
Dalam ramah tamahnya dengan warga Desa Sangkanhurip, Gubernur Jawa Barat dan Bupati Kabupaten bandung Dadang M. Naseer mendapatkan kenang-kenangan dari penggiat lingkungan, yakni berupa kentongan dan dokumentasi berupa buku terjilid tentang cerita Sungai Citarum. Kentongan sebagai simbol bahwa agar Sungai Citarum cepat bersih disegerakan untuk dipatroli dengan menggunakan kentongan tersebut, agar bila ada yang membuang sampah ke Sungai Citarum dapat segera diketahui. Sedangkan buku berupa cerita Sungai Citarum memberikan informasi filosofi dan pengetahuan tehnologi sebagai bahan dalam menyelesaikan masalah Sungai Citarum.
Usai melakukan diskusi dengan warga, Gubernur Jawa Barat beserta rombongan melanjutkan kunjungan kerja ke Sektor 8 melalui bantaran Sungai Citarum.***