Bandung Side, Minggu pertama mengawali bulan April 2018 menjadi momen tersendiri bagi komunitas line dance di Kota Bandung, karena tepat hari Rabu, (4/4/2018) dikukuhkannya The Universal Line Dance Cabang Kota Bandung di Convention Hall Puri Cipaganti di Jl. Cipaganti Kota Bandung.
Suasana menjadi sanagatlah berbeda, ratusan ibu-ibu mengenakan kostum layaknya sedang mngikuti pesta dansa berbaur ditiap sudut lantai 2 Puri Cipaganti bercengkrama akrab. Ada yang ditunggu sepertinya, yakni anggota susunan The Universal Line Dance Cabang Kota Bandung diantaranya Gina Sadeli (59) yang didaulat sebagai Ketua The Universal Line Dance (ULD) Cabang Kota Bandung.
Dalam sejarahnya, tarian Line Dance yang tertua diciptakan tahun 1961 berjudul San Fransisco Stomp, yang merupakan nomor ‘country’. Dengan berkembangnya disco di era ’70an maka berkembang pula Line Dance dalam bentuk yang kita kenal sekarang, dengan berbagai ‘genre music’ seperti swing, rock ‘n roll, disco, latin dan sebagainya.
Harfiahnya, line dance dalam bahasa Indonesia bisa disebut sebagai dansa berderet, seperti tari Poco-poco dan Sajojo. Secara medis dan ditinjau dari unsur leisure, kegiatan tarian ini termasuk dalam kategori olahraga.
Para konsultan kesehatan dan psikolog, tidak jarang menganjurkan ikut berbaur pada kegiatan ini. “Biar Hepi dan tidak pikun. Apalagi gerakan pada setiap lagu yang berirama Cha Cha Cha, Bosanova, Jazz, Rock, hingga Soul, R&B, serta lainnya, punya format gerakan tersendiri. Jadi, daya ingat pun selalu terasah,” papar Gina Sadeli yang tampak selalu sumringah.
Terdaftar menurut catatan Gina Sadeli, anggota ULD diluar 30 orang pengurus,” Mungkin sekitar 200 oranglebih yang tergabung. Bagi yang berminat gabung, datang dan daftar saja di tempat kami berkegiatan di sudut-sudut Kota Bandung”.
Sedangkan menurut D Mulyati Abun, sebagai Pembina ULD Cabang Kota Bandung,”Dulu saya suka olah raga aerobic, dan tenis, sekarang renang yang diselingi dengan line dance atau dansa berderet ini. Ahamdulillah, tak terkena banyak penyakit terutama pikun atau ku’uleun (*bahasa sunda=tak responsive),” ujarnya dengan nada riang.
Uniknya, acara pelantikan yang dihadiri ULD dari tingkat pusat serta Jawa Barat, dan kota-kota lainnya, pada akhir sesi pengukuhan di isi kegiatan demo line dance dari berbagai komunitas yang ada di Bandung.
Komunitas ULD yang biasa berkegiatan di kota Bandung seperti di Bumi Sangkuriang, Braga City Walk, Bumi Samami, serta di Car Free Day, sempat unjuk kabisa di Puri Cipaganti. Tak pelak tempik sorak dan tepuk tangan silih berganti, mengapresiasi kepada setiap grup yang tampil.
“Nah, ini bagusnya Line Dance itu sangat terbuka. Dansanya tak bersentuhan seperti dansa biasanya. Busana pun formal, tak ada etika yang dilanggar,” urai pasangan Adang Suhara (72) dan Ny. Sriyani Purwati (67).
Yang menarik lainnya, salah satu Pembina ULD Cabang Kota Bandung adalah Mugi Sujana sebagai suami dari Gina Sadeli. Ia pun dikenal sebagai Ketua Ormas BBC. Mugi dalam sambutannya, mengungkapkan penyakit esensial yang selalu melanda sebuah organisasi seperti yang terbentuk pada hari itu.
”Bila kepengurusan ini sudah terbentuk, sebaiknya tidak ‘tukcing’. Maksudnya, setelah “terbentuk lalu cicing” alias diam. Sebaiknya, setelah terbentuk membuat program jangka menengah atau panjang, lalu kita praktikkan bersama-sama dengan mensosialisasikan program tersebut,”pungkas Mugi mengakhiri sambutannya.***