Bandung Side, Des 2017 – Reruntuhan bekas rumah tahanan dan hotel yang terpelihara dengan baik di Australia akan dipamerkan bagi masyarakat umum untuk kali pertamanya setelah 200 tahun ketika diresmikannya pusat baru peninggalan sejarah Parramatta minggu lalu.
Situs Sejarah ini Bukan Hanya Menjadi Yang Pertama Di Sydney dan Parramatta, Namun Juga Merupakan Sebuah Proyek Cagar Budaya Skala Besar Pertama Di Australia Yang Terintegrasi Dengan Manara Hunian Dan Diinisiasi Oleh Pengusaha Kelahiran Indonesia
Selama ini tersembunyi di bawah tanah, reruntuhan rumah tahanan tahun 1800an dan gudang bawah tanah di salah satu pub tertua di Parramatta yang dibangun pada tahun 1801, Wheatsheaf Hotel, ditemukan pada saat proses pembangunan menara hunian baru di 45 Macquarie Street.
Kepala Pemerintahan Negara Bagian NSW, Gladys Berejiklian, bersama dengan Komisaris dan CEO Crown Group, Iwan Sunito, memotong pita untuk membuka pusat peninggalan sejarah tersebut dihadapan lebih dari 100 orang undangan dan pemuka masyarakat tepat pada pukul 12:00 siang.
Wheatsheaf Hotel (1801-1809) terletak di “Western Road” di Parramatta dan telah menjadi salah satu bangunan besar pertama yang dapat terlihat ketika memasuki area kota dari arah barat antara tahun 1801 dan 1810.
Selama proses penggalian terungkap bahwa Wheatsheaf Hotel dahulu adalah reruntuhan hotel tertua di Australia.
Arkeolog juga menemukan sumur yang pernah digunakan untuk mengakses air minum, bengkel yang digunakan untuk membuat roda untuk gerobak tahun 1800-an dan oven roti yang digunakan untuk membuat roti dalam jumlah besar juga ditemukan di samping piring makan, mainan anak-anak, botol dari abad ke-19 dan ratusan artefak yang ikut dipamerkan.
Setelah proses penggalian selesai, situs yang sensitif tersebut dilindungi dengan sebuah kanopi beton yang memungkinkan pembangunan menara apartemen setinggi 590 terus dilanjutkan, dan kemudian situs sejarah ini diabadikan menjadi ‘Philip Ruddock Heritage Centre’ yang baru, dan akan dibuka untuk umum setiap hari.
Dikatakan sebagai Kampung Vertikal Parramatta, V by Crown Group setinggi 29 lantai ini memiliki 590 unit apartemen, kolam renang, gym, hotel bintang lima dan restoran modern.
Pusat peninggalan sejarah yang terletak di lantai dasar bangunan ini secara resmi diabadikan dengan nama mantan Anggota parlemen Parramatta dan salah satu politisi federal terlama di Australia, Philip Ruddock, yang baru-baru ini terpilih sebagai Walikota Hornsby.
Ruddock mengatakan bahwa dia merasa sangat terhormat mengetahui pusat peninggalan sejarah tersebut yang mengabadikan namanya.
“Crown Group telah melakukan pekerjaan yang luar biasa untuk proyek ini dan saya bangga mengetahui bahwa nama saya digunakan untuk situs ini,” kata Ruddock.
“Ini sangat mencerminkan pandangan saya tentang pembangunan – kita perlu terus melangkah maju, namun pada saat bersamaan sangat penting untuk mempertahankan warisan kita,” katanya.
Komisaris dan CEO Crown Group, Iwan Sunito, mengatakan bahwa V by Crown Group telah menetapkan sebuah standar baru dalam integrasi ruang publik dan pribadi dalam pembangunan hunian.
“Saat kami mengakuisisi situs ini di Parramatta kami langsung tahu bahwa kami harus membuat bangunan yang benar-benar istimewa. Situs ini terletak di persimpangan utama dari CBD Parramatta yang sedang tumbuh dan kami tahu ini harus menjadi desain yang luar biasa untuk masa depan, sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya, “kata Sunito.
“Banyak pengembang akan melihat penemuan arkeologi penting seperti ini sebagai rintangan yang tidak diinginkan, namun kami melihatnya sebagai kesempatan sekali dalam seumur hidup untuk menciptakan sesuatu bagi masyarakat. Visi kami untuk V by Crown Group adalah membawa masa lalu, saat ini dan masa depan bersama-sama, “katanya.
Kepala arkeolog untuk proyek tersebut, Dr. Ted Higginbotham, mengatakan bahwa penemuan ini merupakan sebuah kejutan besar, karena sebelumnya diperkirakana bahwa situs di Macquarie Street kurang terjaga.
Dr. Higginbotham memimpin tim yang terdiri dari lebih dari 20 arkeolog profesional dan sukarelawan selama proses penggalian.
“Ini adalah penemuan yang menarik. Meskipun ada tiang beton dari pembangunan sebelumnya, situs ini terpelihara dengan baik. Ini adalah pertama kalinya reruntuhan rumah tahanan dapat dipamerkan. Oven tukang roti, bengkel tukang roda, pondok batu bata yang kemudian bisa dicocokkan dengan sejarah penghuni yang diketahui berdiam di lokasi tersebut, “kata Dr. Higginbotham.
“Arkeologi ini juga mengungkapkan banyak kontribusi dari para pemukim awal terhadap perkembangan Parramatta. Rumah tahanan terlihat mencolok jika dibandingkan dengan Gedung Pemerintahan Lama di Taman Parramatta, “katanya.
Ini adalah untuk pertama kalinya reruntuhan rumah tahanan bisa ditampilkan ke publik. Sebelumnya pernah ditemukan reruntuhan rumah tahanan lainnya di lokasi berbeda dan tidak mungkin ditampilkan ke publik – karena materi kayu nya tidak bertahan, NAMUN dalam kasus ini, tetap dapat dilestarikan di pusat peninggalan sejarah ini dengan kondisi materi kayu yang masih terjaga dengan baik.
Philip Ruddock Heritage Center juga dilengkapi dengan dinding “walk-through” yang menampilkan sejarah Parramatta secara lebih luas dan sebuah video yang secara menjelaskan secara kronologis dan rinci tentang penemuannya.
Pusat sejarah ini terbuka untuk umum setiap harinya dari pukul 10.00 – 11:30 pagi dan 14:30 – 16.00 waktu setempat.
Para pengunjung dapat masuk dengan nyaman dan meluangkan waktunya menjelajahi sejarah daerah Parramatta yang kaya. Tidak diperlukan pemesanan.***