Fashion Show Tunggal Anggiasari Mawardi Mantapkan Syiar Hijab

Desainer muda penuh inspiratif, Anggiasari Mawardi merealisasikan niat untuk mengajak lebih banyak orang mengenal fashion hijab dengan menggelar show tunggal. Memasuki pertengahan bulan Maret 2017, fashion show tunggal bertemakan Hina’ea digelar di Peta Park, jl. Peta No. 229 Bandung sekaligus memperkenalkan brand logo baru Anggia Handmade.

Hina’ea yang memiliki arti Dewi Matahari yang diaplikasikan didalam karya Anggia, panggilan akrab Anggiasari Mawardi dengan menampilkan kreasi-kreasi busana muslim perpaduan warna Nude
dan Pastel menjadi bagian penampilan berbusana sehari-hari masyarakat dunia. Dimana mereka setiap hari beraktifitas dikantor, special moment dengan kerabat dan aktifitas lainnya dengan menggunakan fashion hijab yang simple dan ready to wear bagi siapa saja.

Wanita kelahiran 5 November 1981 ini, dalam kurun waktu 6 tahun perjalannya menggeluti dunia fashion syar’i berupaya terus menjadi fashion label yang menginspirasi dan selalu menghadirkan kreasi busana muslim terbaru di tanah air.

Melakonkan misi Indonesia menjadi pusat mode busana muslim dunia, brand Anggia Handmade concern dalam melakukan syiar hijab dipanggung-panggung busana level nasional maupun
internasional. Sebagai catatan keterlibatan Anggia dalam gelaran Hijab Fashion Week (2012), Moslema in Style (2013), Bandung Fashion Week (2013), Indonesia Islamic Fashion Fair (2013),
Indonesia Moslem Fashion Week (2014), Indonesia Fashion Week (2014-2016), Paris Fashion Week (2016), Istanbul Modest Fashion Week (2016), Malaysia Fashion Week (2016) dan Jakarta Fashion Week (2015-2017).

“Waktu mengikuti Paris Fashion Week, merupakan salah satu impian saya selama menjadi desaigner. Saya ingin show di kota atau luar negeri yang ada fashion weeknya. Cita-cita melanglang di Eropa adalah rencana dari awal. Kebetulan melihat agenda fashion di Paris dan bertepatan yang dipilih gelaran Paris Fashion Week,” papar Anggia saat konferensi pers di Pagelaran Fashion Show Tunggal Anggia Handmade, Kamis (23/3/2017).

Namun ternyata saat tiba di Paris, jauh dari bayangan Anggia tentang Paris Fashion Week tersebut. Anggia harus berusaha cukup keras memperkenalkan karya busana hijab muslimnya karena tidak semua lokasi penyelenggaraan Paris Fashion Week menerima karya busana hijab. Tanpa disangka, usaha kerasnya membawa hasil, bukan hanya mendapatkan kesempatan show, koleksinya bahkan diminati dan diborong oleh salah seorang fashion blogger di Paris.

“Ternyata moment Paris Fashion Week tidak diselenggarakan pada satu titik pagelaran, ada beberapa tempat dan banyak hampir disetiap toko busana bahkan bisa di butik sendiri. Nah karena gak semua mau menerima fashion hijab, waktu itu yang mau menerima adalah Fashion Glam Couture kebetulan dia masih satu rangkaian juga sama Paris Fashion Week,”cerita Anggia bersemangat.

ANGGIASARI MAWARDI

“Feedback-nya setelah memamerkan karya terbaru di Fashion Glam Coulture, ada blogger yg minat, dia beli sekitar 4 sampai 5 potong. Jadi, sampai 2 koper yang aku bawa kosong, dan
karena tidak terfikir bakal dijual ternyata ada yang tertarik Lumayan lah, karena nominalnya cukup tinggi juga, Alhamdulillah, akhirnya pembayaran transaksi dilakukan di KBRI karena
blogger tersebut bayar pakai kartu kredit,” kisah Anggia berbinar.

Saat itu koleksi yang dibawa show di Paris menggunakan bordir asal Tasikmalaya, Jawa Barat. “Looknya Paris banget, warna biru jenis Coat, selutut setengah paha, dikasih detail Swarovski dan bordirnya dari Tasikmalaya, Indonesia asli karena disana kan ditanya
dari mana aja bahannya gitu,”lanjut Anggia.

Sebelum menjadi perancang busana, Anggia berprofesi sebagai dokter gigi di Bandung. Wanita lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran ini juga telah mengambil Spesialis Konservasi Gigi agar kariernya semakin berkembang dalam kurun waktu 11 tahun. Kariernya sebagai perancang diawali dengan mengikuti pameran peralatan dokter gigi yang menyediakan tempat untuk menjual busana. Ia berjualan ditemani sang ibunda, Isye, yang memang berprofesi sebagai desainer sejak 1987 dan sudah sering menerima tawaran membuat seragam untuk perusahaan atau busana model blazer buat dijual. Bakat tersebut mengalir
ke Anggia dan ia pun sudah bisa merancang busana sendiri sejak usia 17 tahun. Anggi baru merilis label perdananya dengan nama “Anggia Handmade’ di 2011 lalu. Seiring berjalannya waktu, nama Anggi mulai dikenal dan semakin populer di kalangan desainer hijab.

Anggota Indonesia Fashion Chamber ini hingga kini terus melakukan terobosan busana muslimnya. Fashion Show Tunggalnya mempersembahkan 50 koleksi outfit by Anggia Mawardi dengan
kategori casual ready to wear, office wear dan party dress. Untuk kategori office wearoutfit akan bermain pada warna monokrom agar berkesan rapi dan clean. Sedangkan untuk kategori party dress akan menonjolkan bentuk A line yang dijadikan dasar silhoute pada hampir semua koleksinya.***

loading...
Facebook Comments

Tinggalkan Balasan