
Bandung Side, Kota Bandung – Ricek akses salah satu yang harus dilakukan dalam melindungi atau memproteksi gawai yang kita miliki ialah saat menginstal aplikasi.
Kita harus pastikan aplikasi itu bersumber dari sumber yang terpercaya. Caranya dengan melihat ratingnya, apakah aplikasi itu ratingnya baik atau buruk. Kemudian apakah aplikasi itu sudah diverifikasi.
Danny Aidil Rismayadi, dosen Sekolah Tinggi Teknologi Bandung menjelaskan, semua itu dapat dilihat saat kita akan menginstalnya dari Google play ataupun dari App Store. Ini menjadi hal yang sangat penting, jangan sampai terkena jebakan dari banyak aplikasi-aplikasi itu.
“Sebetulnya ketika kita download aplikasi tersebut lalu kita instal, mereka meminta akses-akses yang sebetulnya tidak boleh kita izinkan. Misalnya mereka meminta akses ke daftar kontak kita, untuk apa?” ungkapnya saat mengisi webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (10/11/2021).
Jika diizinkan mengakses daftar kontak ternyata kasusnya banyak yang terjadi nantinya debt colector itu menagih ke orang-orang yang ada di kontak gawai itu. Dimanfaatkan juga disalahgunakan, nanti juga daftar kontak kita bisa dijual ke pihak-pihak untuk spamming. Tidak heran, kita sering sekali mendapat SMS macam-macam.
“Spamming SMS itu ternyata kontak kita disimpan oleh kerabat kita dan men-download aplikasi yang mengizinkan akses ke kontak mereka. Sehingga nomor kontak saya tidak secara langsung ada tersebar di luar sana,” jelasnya.
Lebih bijak jika kita menggunakan media sosial kita ataupun mau meng-install aplikasi di handphone, pastikan bagian permission dari aplikasi tersebut kita cek, apa saja yang mereka minta. Jika sudah terlihat mulai mencurigakan seperti minta akses ke kontak, ke media atau galeri itu sudah tidak masuk akal. Apalagi untuk suatu aplikasi pinjaman online. Kalau sudah tidak masuk akal jangan kita izinkan, kita blok saja aksesnya atau kita batalkan jadi menginstal aplikasi tersebut.
Jadi, mulai sekarang jika ada keterangan panjang sebelum menyetujui sebuah aplikasi jangan hanya oke saja. Tetapi cermati terlebih dahulu ketentuan dari mereka.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (10/11/2021) juga menghadirkan pembicara, Muh.Nurfajar Muharram (Relawan TIK Indonesia), Laura Ajawaila (Psikolog), Rabindra Soewardana (Direktur Radio Oz Bali), dan Aflahandita sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.