Bandung Side, Kabupaten Cirebon – Mengenalkan storynomics pada wisata berbasis budaya adalah salah satu jenis kegiatan pariwisata yang menggunakan kebudayaan sebagai objeknya.
Menurut recidance ada 12 unsur kebudayaan yang dapat menarik kedatangan wisatawan yaitu bahasa, masyarakat, kerajinan tangan, makanan musik, cara kerja, agama, bentuk dan karakteristik arsitektur di bidang masing-masing daerah tujuan wisata, tata cara berpakaian, sistem pendidikan dan aktivitas pada waktu senggang.
Sektor wisata sedang mengalami masa terpuruk namun kini ini sedang bangkit pasca pandemi.
Efek dari pandemi banyak destinasi wisata budaya yang ditutup, pemutusan hubungan kerja bagi pekerja di destinasi wisata budaya dan masyarakat sekitar destinasi wisata budaya kehilangan pendapatan karena tidak adanya wisatawan.
Reza Saiful Rahman, dosen yang juga copywriter menyebut, kini ada storynomics adalah salah satu model baru dalam komunikasi pariwisata.
Konsep ini memungkinkan wisatawan untuk menjelajah destinasi wisata secara mendalam baik secara digital maupun media digital, secara konvensional melalui pemandu wisata.
Secara digital itu bisa dari foto 3D, namun untuk ini kita kekurangan fasilitas kita tidak bisa menggunakan alat-alat yang canggih yang paling mudah kita bisa menggunakan model ini karena kita hanya menulis.
“Ini dapat lebih mudah dilakukan, tetapi jika melihat kultur masyarakat Indonesia yang senang bertutur yang sudah akrab dengan budaya lisan tidak akan mengalami kesulitan untuk mendeskripsikan tentang destinasi wisata budaya ini,” jelas Reza Saiful Rahman dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Jumat (05/11/2021).
Namun dalam era pandemi seperti ini media digital dapat memegang peran lebih penting akibat dari perlunya menjaga jarak antara individu satu dengan lainnya.
Storynomics itu berbentuk cerita tentang hal-hal menarik di destinasi wisata budaya tersebut.
Sebetulnya tidak hanya wisatanya saja tapi aktivitas nya juga bisa misalnya dengan wisata yang destinasi karena ada juga wisata budaya bukan berupa tempat tapi berupa aktivitas masyarakat.
Namanya storynomic gabungan dari kata Story atau cerita dengan ekonomi berarti salah satu bagian tulisan menyatakan tentang hal-hal bernilai ekonomis, misalnya cinderamata khas dan lain-lainnya.
Jika menggunakan media digital kita juga dapat menyertakan tautan untuk membeli cinderamata khas destinasi wisata tersebut,” jelas Reza Saiful Rahman.
Untuk memperkuat, kita juga bisa menggunakan media foto dan video untuk memperkuat penggambaran citraan mengenai destinasi wisata tersebut.
Storynomic ini dapat memperkuat posisi desa wisata di sekitar destinasi wisata budaya yang sudah dikenal.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Siberkreasi.
Webinar wilayah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Jumat (05/11/2021) juga menghadirkan pembicara, Ginna Desiana (Relawan TIK Jawa Barat), Sisi Suhardjo (Praktisi Humas), Andi Astrid Kaulika (Digital Marketer), dan Martin Kax sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital.
Kegiatan literasi digital ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.***