Bandung Side, Kabupaten Garut – Awas jangan lengah jika kita tidak dapat menjaga data diri kita, bisa jadi ada pihak yang akan melakukan profiling dari data-data diri yang sudah terungkap.
Selain itu yang berbahaya, membobolan layanan keuangan ini paling banyak terjadi atau juga telemarketing yang dapat menggangu kita dengan penawaran-penawaran.
Jadi, yang harus kita lakukan untuk menjaga data-data pribadi. Leni Fitriani, dosen dan Kepala Pusat Karir Institut Teknologi Garut menjelaskan, dimulai dari yang paling dekat dan paling sangat dekat dengan kita yakni mengidentifikasi aset digital. Sadari apa saja aset digital yang kita miliki. Misalnya, di dalam handphone kita apa saja media sosial yang kita gunakan dan aktif, Facebook, Instagram, Twitter, TikTok, dan lainnya.
“Bedakan semua password untuk media sosial kita semua akun untuk media sosial kita. Lalu ada messaging dari WhatsApp, telegram. Kita harus lihat WhatsApp kita sudah aman atau belum. Aktifkan dua langkah verfikasi agar tidak mudah dibobol. Email dan marketplace juga jangan sampai lupa apakah kita menggunakan akun yang sama atau password yang sama di marketplace. Sebisa mungkin bedakan setiap akun yang kita miliki,” ungkapnya saat mengisi webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat, Selasa (23/11/2021).
Memang berat namun itulah risiko yang harus kita hadapi jika ingin tetap aman dengan banyak akun di media digital. Leni menyarankan, gunakan Password Manager untuk menyimpan semua password akun media digital kita. Setelah itu kita memproteksi aset digital itu dari password, buat password yang kuat kombinasi antara angka, simbol dan huruf. Kemudian juga aktifkan dua faktor otentifikasi untuk siapapun yang dimiliki. akun yang kita lihat keamanan di setiap apapun yang kita miliki dan kita aktifkan itu. Bilamana ada yang sudah tahu password akun kita nanti otentifikasi dulu. Sehingga tidak bisa langsung masuk ke dalam akun kita.
Lalu kita juga jangan lupa untuk selalu memeriksa privasi setting dan selalu kita perbaharui. Selalu cek apakah akun media sosial kita itu dapat dilihat oleh semua orang atau hanya teman kita saja. dan proteksi keamanan lainnya misalnya backup data juga anti-virus.
Untuk edukasi diri kita jangan lupa harus memperkaya dengan pengetahuan soal modus kejahatan pencurian data pribadi dan cara menghindarinya. Sebab itu adalah bagian dari literasi digital di mana kita harus terus meningkatkan literasi digital. Para pengguna digital harus mengetahui modus seperti social engineering yaitu mencari informasi rahasia dengan meminta langsung atau melalui pihak lain.
“Para oknum ini pintar dengan cara mendekati dengan berbagai cara yang tidak disadari. Setelah mereka sudah terperdaya data data diri bisa langsung diambil. Yang dicari pelaku biasanya adalah akses ilegal untuk ke bank, dompet digital. Ada juga phishing upaya mencuri data dengan mengirim pesan jebakan. Makanya kita harus memiliki pengetahuan ini agar kita tidak sembarangan dalam membuka link yang tidak jelas,” tuturnya.
Selain kita mengetahui edukasi mengenai edukasi kejahatan digital jangan lupa harus sering-sering membagikan literasi digital mengenai keamanan. Sebab keamanan digital bukan hanya dapat merugikan satu orang namun juga bisa merugikan banyak orang dalam sekali melakukan kejahatannya. Kita mengingatkan, teman-teman kita di media sosial untuk tidak membuka data pribadi seperti yang saat ini sedang marak terjadi yaitu mengikuti tren dari fitur Instagram untuk membuka data pribadi kita seperti nama panggilan atau nama lain.
Hal ini ternyata sudah memakan korban karena dengan nama panggilan itu seorang yang berpura-pura menjadi teman baiknya dan meminjam uang. Seluruh pengguna digital harus bisa menyadari apa yang termasuk dari data pribadi mereka termasuk nama panggilan. Penting untuk berliterasi digital agar tidak mudah dalam mengikuti tren yang padahal dapat membahayakan diri kita.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat, Selasa (23/11/2021) pagi, juga menghadirkan pembicara, Laura Ajawaila (Psikolog Klinis), Michael Sjukrie (Kreator Konten Underwater), Aditianata (Dosen Universitas Esa Unggul), dan Diza Gondo sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.***