Budaya Teknologi Mengubah Banyak Kebiasaan

budaya teknologi

Bandung Side, Kabupaten Garut – Budaya teknologi kini sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi digital. Contoh kecil dulu kita terbiasa menggunakan dompet dan akan gelisah jika tertinggal.

Namun sekarang, seakan akan kebiasaan akan menyimpan uang di dompet perlahan sirna. Jika ketinggalan tidak masalah karena ada dompet elektronik di smartphone kita.

Terlebih, kini sudah banyak tempat makan, warung, toko yang menerima pembayaran secara digital itu.

Rikza Nashrulloh, Ketua Program Studi Sistem Informasi Institut Teknologi Garut menyebut, smartphone jadi bukan hanya digunakan untuk update status di media sosial tetapi banyak sekali manfaat yang kita bisa gunakan.

Perkembangan  budaya teknologi digital ini, seharusnya dapat digunakan untuk mempermudah kehidupan sehari-hari juga untuk berkarya.

“Makanya kita harus bisa mengikuti perkembangan. Jangan sampai kita hanya menjadi penonton saja,” ungkap Rikza Nashrulloh dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital di Kabupaten Garut, Jumat (29/10/2021).

Terdapat persiapan yang dibuat oleh pemerintah dalam roadmap digital Indonesia 2021-2024.

Pemerintah itu sudah menyiapkan roadmap yang membahas 4 sektor strategis yaitu infrastruktur digital, pemerintahan digital, masyarakat digital, dan ekonomi digital

Pemerintah menyedikan infrastruktur agar masyarakatnya memanfaatkan ke arah ekonomi digital.

Semuanya sudah dipersiapkan, jika kita tidak memanfaatkan akan sia-sia. Jadi kita harus menjadi pelopor masyarakat dengan melihat potensi besar ekonomi digital yang perlu didukung dengan keberadaan masyarakat agar Indonesia itu dapat menjadi tuan rumah di ekonomi digital sendiri.

“Teknologi digital yang biasa kita temukan sehari-hari,” kata Rizka.

Bekerja menggunakan komputer, atau melakukan pencatatan bisa lebih cepat dan hasilnya juga bisa bagus daripada kita menulis di atas kertas.

“Dengan teknologi digital bisa lebih mudah lagi lebih jauh dari itu manusia dapat dengan mudah berinteraksi dengan manusia lain bahkan hingga ke belahan bumi manapun,” jelas Rikza Nashrulloh.

Masyarakat digital,nidentik dengan kebiasaan interaksi dengan media baru melalui konsep atau metode baru dalam berkomunikasi.

Di dunia digital memungkinkan orang-orang dari kelompok kecil berkumpul untuk berbagi pengetahuan, informasi kemudian juga untuk menjual barang, hasil karya atau apapun.

Implementasi masyarakat digital yaitu melakukan interaksi tidak hanya tatap muka atau hadir secara fisik saja seperti dulu tetapi masyarakat digital juga berinteraksi secara virtual.

Masyarakat digital itu bisa kita lihat dari ciri-cirinya yaitu digital citizenship yaitu penggunaan perangkat digital yang digunakan untuk pelayanan publik dan kontribusi masyarakat juga sangat diperlukan.

Misalnya sekarang penggunaan perangkat digital dalam membuat paspor KTP dan sejenisnya. Itu kini bisa kita lakukan secara online melalui internet.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Siberkreasi.

Webinar wilayah Kabupaten Garut, Jumat (29/10/2021) ini menghadirkan pembicara lain, Lucia Palupi ( praktisi event virtual), Didin Miftahudin (founder Gmathpro), Erri Ginandjar (GA Radio Oz Bali) dan Aflahandita sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital.

Kegiatan literasi digital ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.***

Tinggalkan Balasan