Menyambut Transformasi Digital Merata di Indonesia, Siapkah ?

Menyambut Transformasi

Bandung Side, Kabupaten Bandung – Menyambut transformasi digital tidak hanya terjadi di kota-kota besar atau hanya untuk orang-orang yang berpendidikan tinggi tetapi juga masuk ke dalam pelosok-pelosok daerah.

Seperti yang selalu disampaikan Johny Gerard Plate, Menteri Komunikasi dan Informatika, semakin digital Indonesia akan semakin maju.

Pemerintah berupaya agar koneksi internet merata untuk seluruh masyarakat Indonesia sampai ke daerah terpencil. Maka perlahan tapi pasti semua akan menyambut transformasi digital.

Ridwan Rustandi, dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN SGD Bandung mengatakan, pandemi Covid-19 sebagai momen percepatan untuk digitalisasi, masyarakat seperti dipaksa dengan segala kondisi yang ada agar semakin digital.

Sehingga mau tidak mau semua akan serba digital bukan hanya di kota-kota besar tetapi juga di perkampungan dalam menyambut transformasi.

Salah satunya terjadi metamorfosis media, ditandai dengan munculnya public domain yang baru. Public domain itu menjadi ruang interaksi bersama aplikasi untuk meeting seperti Zoom, Google Meet, WhatsApp dan media sosial lainnya.

Kita gunakan semuanya, itu bukti ada satu perubahan atau metamorfosa pada peradaban kita. Salah satunya adanya media metamorfosa yang menyasar kita untuk membentuk suatu perkampungan besar atau yang disebut global village.

“Kita tercipta menjadi satu sekat-sekat itu hilang semua terkoneksi internet,” ungkap Ridwan Rustandi di webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (9/9/2021).

Semua yang terhubung dengan internet disebut juga warganet tanpa ada identitas suatu negara, semua berkumpul ditandai dengan adanya public domain ini.

Begitu juga di Indonesia bagaimana daerah terpencil sudah masuk internet, mereka yang dari beragam pendidikan bergabung menjadi satu di dunia digital.

Bahkan para orang tua, bagaimana mereka menemani anak-anaknya sekolah online melalui aplikasi zoom meeting.

Ridwan menyebut, ada gap yang besar, maka dibutuhkan kecakapan digital yang sejak tahun 2018 sudah banyak diusung para penggiat literasi digital. Jaringan Penggiat Literasi Digital (Japelidi) menguraikan 10 kompetensi untuk masyarakat memahami literasi digital.

Tular Nalar tahun 2020 membagikan 8 kompetensi, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) membuat 5 kompetensi hingga akhirnya Kemenkominfo membuat 4 area kompetensi untuk mencapai kecakapan digital.

“Empat kompetensi tersebut ialah skill, budaya, etika dan keamanan digital,” ungkap Ridwan Rustandi.

“Minimal masyarakat Indonesia tidak gagap teknologi, dapat mengikuti perkembangan teknologi, tidak melupakan budaya, menjaga sopan santun dan tetap waspada selama berinternet. Intinya empat faktor itu,” sebut Ridwan Rustandi.

Saat belajar literasi, atmosfer dari literasi itu juga harus dibangun dimulai dari diri kita sendiri, kesadaran kemelekaksaraan, mengidentifikasi minat diri kemudian melakukan promosi nilai dan budaya di ruang digital.

Ketika seseorang sudah masuk ke ruang digital akan menjadi sebuah kebiasaan atau habitus dengan mengkondisikan lingkungan mereka.

Kemudian para warganet ini akan menghidupkan pusat literasi atau desain ruang digital, supaya tercipta ekosistem suasana literasi yang baik dengan tujuan terbentuk ekosistem digital yang terliterasi.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi.

Webinar wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat Kamis (9/9/2021) juga menghadirkan pembicara Lintang Ratri (Jaringan Penggiat Literasi Digital), drg. Silvia (dokter dan pengusaha online) dan Deya Oktarissa sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital.

Kegiatan literasi digital ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.***

loading...
Facebook Comments

Tinggalkan Balasan