Menjadi Orang Tua Bijak di Era Digital

menjadi orang tua

Bandung Side, Kabupaten Subang – Menjadi orang tua selama pandemi berlangsung, anak sekolah harus menggunakan media digital, namun orang tua yang bekerja tetap harus mengawasi penggunaan gawainya.

Akan tetapi, media digital ini bisa memberikan pengaruh positif dan negatif bagi anak saat ketergantungan gawai.

Media digital bisa berdampak positif bagi tumbuh kembang anak, seperti mengasah motorik anak, menambah minat anak dalam pembelajaran, meningkatkan kreativitas, wawasan, dan pengetahuan anak, serta menambah sosialisasi.

“Di zaman dulu, anak-anak belajar dari buku misalnya tentang proses terjadinya tumbuhan, tetapi saat menggunakan media digital mereka bisa melihat prosesnya secara virtual dari proses awal hingga berbuah. Mereka jadi punya gambaran,” papar Katherin selaku praktisi kesehatan, sekaligus pembicara di webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Subang, Jawa Barat, Jumat (4/9/2021).

Pengaruh negatifnya, anak jadi suka sesuatu yang instan, konsentrasi menurun, gangguan kesehatan seperti merusak mata, depresi, kecanduan, terlambat berbicara, hingga gangguan berbahasa.

Untuk menghadapi dampak dari penggunaan media digital ini, orang tua harus bisa melakukan pendampingan pada anak. Orang tua juga bisa memposisikan diri sebagai teman dan guru bagi teman. Berikan anak kesempatan untuk menentukan minatnya.

“Memberikan pelajaran anak menahan diri menggunakan gadget pada usia yang lebih kecil bisa diajari dengan pembatasan konten dan durasi. Untuk anak yang lebih besar, ajarkan dengan menahan diri agar tidak terbawa emosi di media sosial,” tutur Katherin.

Berikan juga anak pemahaman terkait bahaya di media sosial dan sebagainya, caranya dengan melakukan pendekatan pada anak. Orang tua bisa membatasi penggunaan media digital dengan membuat jadwal kegiatan, membuat aturan, dan kompak.

Pada dasarnya, menjadi orang tua tidak boleh meninggalkan anak menggunakan media digital tanpa pendampingan. Hal ini karena adanya potensi konten iklan yang tidak sesuai dengan usia anak.

Apabila orang tua telah melihat potensi kecanduan pada anak, langkah yang bisa diambil ialah dengan memberikan teguran. Kemudian, bisa menghapus aplikasi kalau anak tidak patuh.

Namun, apabila anak sudah kecanduan berat terhadap media digital, orang tua bisa meminta bantuan profesional.

Ikut juga ke dalam grup-grup atau forum parenting untuk berbagi sesama orang tua. Jadi, orang tua bisa mendapatkan informasi serta menambah ilmu baru dalam merawat dan mendampingi anak.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi.

Webinar wilayah Kabupaten Subang, Jawa Barat, Jumat (3/9/2021) juga menghadirkan pembicara, Zacky Badrudin (Founder Visquares Digital Event Platform), WIjaya Kusuma (Ketua RTIK Kabupaten SUbang), Muhammad Miftahun Nadzir (Dosen Entrepereneurship), dan Shinta Putri sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital.

Kegiatan literasi digital ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.***

loading...
Facebook Comments

Tinggalkan Balasan