Bandung Side, Kota Cimahi – Membangun self branding pada produk yang bisa dipasarkan berupa barang atau jasa, melainkan diri kita sendiri termasuk ke dalam produk.
Ketika kita terkenal sebagai sebuah produk, ingin menjual atau membuka bisnis apapun pasti memiliki peminatnya.
Menjadikan diri kita sebagai produk bermula dari self-branding, yaitu proses memasarkan diri dalam arti positif dan karier melalui suatu citra yang kita bentuk untuk khalayak umum.
Citra ini kemudian dipresentasikan melalui berbagai jalur, seperti media sosial, blog, situs web pribadi, hingga perilaku di depan umum.
“Membangun di dalam dunia self branding, jangan menggunakan prinsip be your self,” Kis Uriel.
Karena ketika kita ingin menggunakan prinsip tersebut, itu enggak menjual. Prinsip yang benar itu be your best self.
“Kita harus bentuk kepribadian yang diinginkan dalam pandangan orang lain,” ujar Kis Uriel seorang Storyteller dan Self Development Coach, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kota Cimahi, Jawa Barat, Rabu (22/9/2021) siang.
Self-branding dapat dimulai dengan menceritakan diri kita sendiri, bisa dari kehidupan sehari-hari.
Dapat juga dari produk yang dipakai, produk yang dijual, opini pribadi, pengalaman pribadi, kecakapan atau keterampilan, semuanya bisa dibagikan selama positif.
Akan tetapi, ketika kita merasa telah menceritakan diri sendiri dan belum memiliki dampak signifikan, kita perlu menanamkan self-branding merupakan proses yang panjang.
Kita perlu melakukan self-branding secara konsisten dan menjadi lebih percaya diri. Selain itu, buat konten sesuai dengan target audiens.
“Identitas diri kita harus ditentukan lebih dulu. Identitas diri ini tentang tujuan kita dalam self-branding,” jelas Kis Uriel.
Misalnya, pada self-branding milik Kis Uriel ia terfokus pada bercerita dalam membangun self-branding dan self-identity.
Kemudian, ia pun menggunakan satu warna secara konsisten dalam postingannya agar lebih mudah diingat oleh audiens.
Agar semakin mudah, kita bisa membuat mind mapping terkait hal yang terdapat dalam diri kita.
Kelebihan-kelebihan kita, alasan dan tujuan masuk ke dalam media sosial, ingin dikenal sebagai apa, dan sebagainya. Kita pun perlu mengenali diri kita sendiri.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi.
Webinar wilayah Kota Cimahi, Jawa Barat, Rabu (22/9/2021) siang, juga menghadirkan pembicara Santia (Owner @Limbackstore), Erri Gandjar (GA Director OZ Radio Bali), Irsan Maulana (Ketua RTIK Kota Cimahi), dan Winda Ribka sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital.
Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.***