Peluang Ecommerce Jadi Kiat Sukses Jadi Drop Shipper

peluang ecommerce

Bandung Side, Kabupaten Garut – Peluang Ecommerce di saat sekarang sangatlah besar, tidak ada salahnya untuk kita masuk menjadi penjual online di ranah digital.

Dengan banyaknya marketplace yang ada memberikan kemudahan untuk berdagang online. Tidak punya barang yang akan dijual, jangan khawatir.

Menurut Zacky Badrudin Founder Visquares, platform acara digital, produk tidak dapat dijadikan alasan banyak cara yang dapat dilakukan.

Coba untuk melihat barang-barang yang ada di daerah sekitar, tetangga atau kerabat yang pintar memasak, membuat kerajinan atau memiliki koleksi tanaman coba tawarkan agar kita membantu menjualkan.

Tidak ada salahnya juga untuk menjadi reseller barang, dekati teman kita yang berjualan sesuatu lalu kita minta untuk menjadi reseller mereka.

Cara lain yakni dengan cara dropship tanpa barang di tangan, kita dapat menawarkan barang kepada orang lain, nanti penjual yang akan mengirim langsung kepada konsumen.

Gunakan marketplace yang menyediakan cara drop shipping seperti Tokopedia, Blibli dan Bukalapak, website Dropshipkit berbayar untuk sekali keanggotaan namun memiliki banyak produk yang bida ditawarkan.

Website Dutchscraper juga dapat diakses ini khusus untuk dropship barang dari luar negeri.

“Menjadi drop shipper, kita berada di tengah diantara dua marketplace, kita mengambil barang dari Shopee lalu dijual di Bukalapak atau Tokopedia begitu juga sebaliknya,” kata Zacky.

“Beruntung jika toko yang kita tuju hanya memiliki satu marketplace, sehingga kita seakan-akan dapat menjadi cabang dari mereka di marketplace lain,” ujar Zacky Badrudin di webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat, Rabu (18/8/2021).

Karena mudah dilakukan, tentu risikonya pun banyak. Seperti persaingan yang kompetitif, kita tidak tahu ketersediaan stok, tidak dapat mengontrol keadaan barang dari toko ke konsumen misalnya waktu pengiriman.

Kesulitan membangun brand karena kita akan terjebak di produk itu, toko kita hanya akan menjual satu jenis sesuai dengan toko yang kita jualkan barangnya dan konsistensi produk karena kita tidak memegang barangnya langsung.

Kita juga tidak tahu kualitas sesungguhnya, kalaupun tahu kita tidak tahu jika tiba-tiba kualitas produk menurun.

Zacky menilai banyak celah juga yang dapat dimanfaatkan dari kemudahan sistem ini. Sebaiknya jangan menjual produk musiman dan pilih produk yang tidak mudah rusak seperti produk fesyen, asesoris juga perlengkapan gawai.

“Sama seperti penjual dimanapun, perlakukan pelanggan sebaik mungkin. Terkadang karena ramah dan cepatnya kita membalas chat pelanggan mereka terkesan sehingga mereka senang berbelanja di toko kita,” jelas Zacky Badrudin.

Menentukan identitas brand namun dengan cara memiliki banyak toko, tidak masalah jika memang kita dapat melakukan itu. Jika memang pasarnya banyak dan kita menemukan toko dengan harga murah yang dapat kita tawarkan lagi mengapa tidak untuk menangani banyak toko.

Tidak lupa untuk visualisasikan produk dengan baik dan informatif. Meskipun tidak ada produknya langsung, namun kita dapat mengedit video menjadi lebih menarik.

“Di online itu judge book by its cover, jadi memang tampilan luar yang dinilai. Isi produk profile dengan lengkap kalau bisa di gambarnya langsung. Lebih disenangi oleh para konsumen karena hanya perlu melihat gambar, detail produk sudah didapat,” ungkap Zacky Badrudin.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi.

Webinar wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat, Rabu (18/8/2021) juga menghadirkan pembicara Giri Lukmanto (Mafindo), Katherine Jioe (Pebisnis Online), Muh Nurfajar Muharrom (Relawan TIK Indonesia), dan Rio Silaen sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital.

Kegiatan literasi digital ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.***

loading...
Facebook Comments

Tinggalkan Balasan