Sikap Siaga Menjaga Keamanan Digital

Sikap Siaga Menjaga Keamanan Digital

Bandung Side, Kabupaten Garut – Sikap warga digital harus melakukan siaga untuk keamanan digital, tiga siaga yang harus dilakukan. Sikap siaga, siaga infrastruktur dan perilaku siaga.

Hal tersebut disampaikan Felix Kusmanto seorang dosen psikologi yang juga peneliti Sumber Daya Manusia. Sikap penggunanya dahulu yang harus dibangun.
Sebagai pengguna internet, warga digital yang aktif menggunakan media sosial dituntut untuk selalu waspada, kritis dan proaktif.

Waspada ini alam digital dapat menjadi tempat yang berbahaya, tidak selamanya alam digital ini aman gitu sikap. Maka dibutuhkan pikiran yang kritis dan selalu siap menyaring.

Selalu mengevaluasi apa yang dilihat, apa yang didengar terutama hal-hal yang biasanya terlalu bagus atau jelek. Contohnya mendapat SMS kalau kita menang ratusan juta tapi harus klik sebuah link untuk mengisi data.

“Tidak mungkin hadiah sebesar itu, hanya lewat SMS nomor ponsel biasa atau pikiran lain yang mengatakan ketidakpercayaan. Harus dapat berpikir juga kalau kita memberi saya pribadi, akan diapakan data kita,” ujar Felix Kusmanto.

“Semua harus kritis untuk dipikirkan,” jelas Felix Kusmanto pembicara Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis (29/7/2021).

Pengguna internet juga harus proaktif untuk membaca. Di Indonesia tingkat baca sangatlah rendah hanya satu dari 1.000 orang yang suka membaca.

Akhirnya yang terjadi, jika informasi mudah disebar padahal tidak dibaca utuh dan tidak ada keinginan mencari tahu faktanya.

Infrastruktur sigap yang harus disiapkan ialah antivirus yang ter-update, operating sistem juga terbaru. Antivirus itu sangat penting karena kalau kita sering update maka komputer atau ponsel jadi pintar mendeteksi virus terbaru.
Password sudah pasti dibuat namun tidak asal, harus kuat yakni terdiri dari angka, huruf juga simbol.

Jika perlu untuk keamanan, tambahkan yang namanya 2FA, OTP, SMS atau verifikasi email jadi lebih terjaga keamanannya. Akses dari aplikasi juga harus diperhatikan, seringkali gara-gara kita lupa atau lengah mengatur fitur akses.

“Kalau di aplikasi pinjaman online, aplikasi akan bertanya boleh tidak mengakses kontak kamu kita bilang boleh padahal dengan kita memberikan itu, mereka bisa melihat siapa kontak kita sehingga dia bisa nanti SMS atau mengancam atau membantu mereka menagih utang kita,” jelas Felix.

Aplikasi atau fitur-fitur tambahan seperti kalau kita sering lupa menyimpan password kita perlu password storage. Untuk yang sudah punya anak dapat dipasang parental control seperti Google Friendly atau yang suka ditelepon nomor-nomor nggak jelas kita bisa pakai aplikasi Get Contact.

Perilaku siaga ialah saring sebelum sharing, kurangi membagi informasi personal via online mulai tanyakan apakah Anda benar-benar butuh dibagikan.

Buat password yang kuat dan ganti secara berkala dan kalau perlu tambahkan 2 step verification. Selalu hati-hati dengan email spam atau URL yang tidak jelas begitu juga nomor tidak jelas.

“Selalu cek rekening kita, apakah ada uang yang masuk tiba-tiba gitu karena kadang-kadang kita terima uang, tidak sadar kita pakai ternyata malah ditagih. Jangan lupa selalu membina kelompok yang rentan kejahatan digital seperti orang tua, anak di sekitar kita,” ujar Felix.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKomInfo) bersama Siberkreasi.

Webinar wilayah Kabupaten Garut Jawa Barat, Kamis (29/7/2021) juga menghadirkan pembicara Ryzki Hawadi (Attention Indonesia), Steve Pattinawa (Konten Kreator Cameo Project), Dewi Tresnawati, dan Aflanhandita sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital.
Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.***

Tinggalkan Balasan