
Bandung Side, Kabupaten Bogor – Di era internet, pertumbuhan teknologi dan pengguna ponsel serta internet yang kian massif, data adalah segalanya.
Rata-rata orang Indonesia menggunakan internet sekitar 8 jam 50 menit per hari yang digunakan untuk live streaming, podcast, hingga bermain game.
Akan tetapi yang paling besar dan bisa membawa dampak signifikan adalah durasi di media sosial yaitu 3 jam 14 yang rata-rata dihabiskan tiap orang.
Di ruang digital ini setiap orang bukan hanya akan menuliskan komentar tapi juga dapat menggunggah sesuatu yang ternyata tak disadari sebagai data pribadi.
“Di Indonesia data pribadi belum dianggap penting pengaruhnya. Padahal layanan digital sudah di segala sendi masyarakat di mana orang banyak WFH dan melakukan aktifitas online,” kata Rizki Arnosa, CEO Codelite, saat webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat I, Rabu (30/6/2021).
Data merupakan segalanya di era internet pertumbuhan teknologi dan meningkatnya penggunaan internet. Oleh sebab itu menjaga identitas pribadi di internet sangatlah penting, di antaranya dengan mengamankan hal yang berhubungan dengan nama lengkap, nomor telepon, nomor rekening bank, termasuk data anak.
Rizki pun mengungkapkan ada banyak pencurian data dengan target pencurian data personal, kelompok, perusahaan, pemerintah.
Betapa pentingnya data pribadi untuk dilindungi sebab ada potensi masalah yang mungkin timbul dari pencurian data tersebut.
Sementara itu, modusnya pencurian data pribadi bisa beragam. Seperti berupa penawaran untuk pinjaman online dengan syarat yang sangat mudah hanya KTP dan foto diri bersama KTP namun sebenarnya yang diarahkan pelaku adalah supaya bisa mendapatkan data pribadi.
Termasuk bila ada transaksi online yang meminta untuk mengisi data dan memberikan foto KTP untuk disalahgunakan.
Modus lainnya, dapat terjadi pencurian data lewat iklan lowongan kerja palsu yang biasanya di broadcast, padahal iklan tersebut palsu.
Ada juga pencurian data dalam bentuk survey abal-abal dengan iming-iming pemberian pulsa atau sembako dengan cara meminta foto KTP.
Hal ini patut diwaspadai masyarakat. Dengan pengguna internet dan sosial media yang semakin bertumbuh, peretasan data pribadi juga bisa didapat melalui akun email dan sosial media. sebabnya tetap perbarui kata sandi secara berkala.
Lalu gunakan kata sandi yang kuat, sebisa mungkin tidak berhubungan nama, tangal lahir yang bisa jadi mudah ditebak. Saat sedang mengakses internet di tempat umum juga jangan lupa harus selalu logout
“Kadang kita terpaksa menggunakan perangkat milik orang lain atau perangkat umum, pastikan kamu selalu log out setelah menggunakannya. Kalau lupa segera ganti password mu agar data tetap aman,” kata Rizky.
Ketika mengganti gadget jangan lupa untuk melakukan factory reset, lalu jangan pernah membuka lampiran pada email spam, bisa jadi ada hacker atau malware yang mengambil data Anda.
Jangan mengklik tautan di situs web. Hal yang paling penting lagi jangan memberikan kode OTP.
“Banyak terjadi kasus penipuan dan pencurian hanya dikarenakan kode ini diketahui oleh pelaku kejahatan. OTP hanya berlaku terbatas dan hanya boleh digunakan oleh orang-orang yang menerimanya baik melalui email, what’sApp dan sms,” kata Rizky
Di samping itu, pastikan URL situs web yang anda kunjungi. Perhatikan URL yang anda klik apakah mereka terlihat sah? Hindari mengklik tautan dengan URL yang tidak. Usahakan untuk tidak penggunaan wifi publik.
Untuk keamanan keuangan di era internet, awasi laporan bank secara berkala dan menanyakan ke pihak bank jika transaksi yang tidak dikenal.
Bagaimana bila data sudah dicuri? Laporkan melalui customer service, bila ada transaksi mencurigakan yang tidak diketahui di rekening bank.
Selanjutnya Anda juga bisa lapor ke siber polri, dengan alamat patrolisiber.id. Persiapkan barang bukti dan simpan juga sebagai backup, agar cepat bisa juga dilaporkan melalui webite langsung ke sentra pelayanan Polri dengan menyertakan apa kerugian yang sudah dialami.
Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat I, kali ini menghadirkan pula nara sumber lainnya seperti Digital Marketing Strategist Dee Rahma, Rachel Octavia Founder The F People, dan Dila Karinta Enterprise Consultant at Digital Economy Coorporation.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama.
Di antaranya digital skills, digital ethics, digital safety dan digital culture untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.***