Berita Hoaks dan Dampaknya Terhadap Disinformasi

Berita Hoaks dan Dampaknya Terhadap Disinformasi

Bandung Side, Kabupaten Bekasi – Berita Hoaks adalah informasi bohong, dengan tujuan membentuk opini yang salah, menipu, menghasut, menyakiti, bersifat provokasi dan memecah belah dan menimbulkan keresahan bagi yang membaca maupun mendengarnya.

Di tengah era internet yang memungkinkan informasi tersebar dengan cepat melalui medium perangkat komunikasi seperti ponsel pintar dan media sosial, hoaks akhirnya begitu mudah menyebar di masyarakat.

Tentunya hal ini meresahkan, apalagi di tengah kondisi pandemi hoaks seputar kesehatan mengenai vaksin dan Covid-19 bangak beredar.

“Hoaks dapat dikenali ciri-cirinya seperti sumbernya tidak jelas, memunculkan kebencian, dan cenderung tidak netral,” ujar Fibra Trias Amukti, Editor in Chief Mommies Daily saat webinar Literasi Digital wilayah Jawa Barat I, Kabupaten Bekasi, pada Rabu (21/7/2021).

Hoaks juga memanfaatkan fanatisme terhadap agama, memiliki judul provokatif, biasanya minta diviralkan, dan sering memanipulasi foto dan keterangan.

Hoaks memiliki dampak yang tak bisa diabaikan seperti akan memengaruhi kesehatan mental seseorang dengan menimbulkan cemas, panik berlebihan, stres, takut luar biasa, dan mudah marah.

Adapun di sisi kesehatan fisik, hoaks bisa membuat sulit tidur, malas beraktifitas hingga susah konsentrasi.

Di masyarakt hoaks juga menimbulkan relasi sosial yang tidak baik, bisa berupa saling ejek, saling debat, saling benci dan menimbulkan konflik serta perpecahan.

Hoaks sangat berbahaya dan dapat memecah belah masyarakat, oleh sebab itu perlu adanya pemahaman untuk mengenal ciri-ciri hoaks seperti yang disebutkan di atas. Fibra pun menjabarkan peran setiap orang yang mungkin bisa menjadi penyebar hoaks.

“Jadilah pembaca yang cerdas, baca keseluruhan artikel, cek siapa penulisnya, cek situsnya, cek nara sumber yang dikutip dalam tulisan, cek keaslian foto, dan cari berita pembanding,” kata Fibra.

Namun, setiap orang dapat peran dalam penyebaran hoaks maka tiap individu perlu mengedukasi diri sendiri dan orang terdekat. Selain itu beri tahu bahwa ada ancaman pidana dari penyebaran hoaks.

Sedari kecil anak pun bisa diajarkan oleh orang tua agar memutus rantai generasi hoaks dengan melatih anak berpikir lebih kritis dan biasakan anak untuk memahami pesan dari berita yang dibacanya. Orang tua pun bisa bekerja sama dengan pihak sekolah terkait edukasi hoaks.

Webinar Literasi Digital untuk wilayah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat I merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi.

Di webinar kali ini hadir juga nara sumber lainnya seperti Maria Natasya, seorang Graphic Desainer, Aditya Nova, Ketua Jurusan Hotel & Pariwisata IULI, dan Firzie A Idris, Assistant Editor Kompas.com.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama.

Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.***

loading...
Facebook Comments

Tinggalkan Balasan