Bandung Side, Jakarta – Angela Tanoesoedibjo, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, ajak generasi milenial dan generasi Z (Zoomers) mengambil peran untuk ikut mengembangkan pariwisata berkelanjutan.
“Salah satu peran untuk mereka adalah dengan memanfaatkan perkembangan teknologi yang semakin akrab di generasi muda,” kata Wamenparekraf, Angela.
Hal tersebut disampaikan Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo saat menghadiri webinar “Co-Creation dalam Program Sustainable Tourism Development di Era Generasi Millenial dan Generasi Z”, Kamis (25/2/2021),
Webinar ini dirasa tepat sasaran Angela ajak milenial karena dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan perlu melibatkan suara dan preferensi dari generasi muda, lanjut Angela.
“Ini topik yang sangat dekat di hati saya, dan saya yakini ini juga akan diminati oleh generasi muda yang sangat peduli sekali dengan isu-isu keberlanjutan sebagai bentuk rasa peduli terhadap lingkungan dan masyarakat,” ujar Angela.
Angela mengatakan, pandemi COVID-19 mengubah tatanan hidup, juga preferensi masyarakat berwisata, termasuk generasi muda yang semakin peduli isu keberlanjutan lingkungan.
Traveler milenial dan generasi z kedepan akan memilih destinasi yang ramah lingkungan, aman, sehat, jauh dari keramaian dan lebih otentik.
“Akibat pandemi ini, kepedulian masyarakat meningkat mengenai isu-isu keberlanjutan terutama bagi milenial dan generasi z. Mereka terdorong dan semakin peduli terhadap lingkungan dan ingin ikut membuat perubahan yang baik bagi masyarakat,” kata Angela.
Artinya, lanjut Angela, pengembangan pariwisata ke depan tidak boleh lagi berorientasi kepada nilai ekonomi yang dihasilkan, namun dari kesejahteraan yang diperoleh dan dapat diwariskan dari pengembangan pariwisata berkelanjutan.
Lebih lanjut Angela mengatakan, generasi muda dapat memainkan perannya dalam mendukung pariwisata berkelanjutan dengan memanfaatkan teknologi.
Diantaranya dengan mempromosikan pariwisata berkelanjutan tanah air dan juga dalam peningkatan pengalaman berwisata.
“Sebagai contoh mulai dari booking desa wisata, melakukan pembayaran cashless sampai membagikan momen di media sosial,” ujar Angela.
Sebagai bentuk komitmen Kemenparekraf dalam pariwisata berkelanjutan, terdapat beberapa program yang telah dijalankan.
Seperti revitalisasi destinasi, program CHSE, peningkatan kapasitas masyarakat, sertifikasi desa wisata, pengembangan eco tourism, pengembangan community based dan banyak lagi.
“Kami juga berkomitmen memberikan insentif promosi atau event bagi usaha pariwisata yang aktif terhadap pembangunan pariwisata berkelanjutan,” jelas Angela.
Saat ini pemerintah mengembangkan jaringan pariwisata HUB, di mana informasi wisata Indonesia mulai daerah hingga provinsi seluruhnya tersedia.
Selain itu pemesanan paket perjalanan pun dapat langsung dilakukan melalui platform tersebut.
“Ini adalah terobosan yang Kemenprekraf lakukan untuk menjawab kebutuhan generasi Millennial,” kata Angela.
Dalam acara ini turut hadir sebagai narasumber, Direktur Industri, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Bappenas Leonardo Adypurnama.
Ketua Program Doktor Kajian Pariwisata Sekolah Pasca Sarjana UGM Hendrie Adji, Direktur Eksekuif DCA Teni Lestari.
Dan Ketua Yayasan Green Leader Ferry Sutrisna serta Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi Kemenparekraf, Frans Teguh sebagai moderator.***