Tetap Lakukan Investasi dan Konsumsi di Masa Pandemi

Bandung Side , Jakarta – Pemerintah mengajak masyarakat yang memiliki likuiditas dana untuk tetap berani melakukan investasi dan juga melakukan konsumsi untuk mendorong kegiatan ekonomi termasuk kegiatan pelaku usaha UMKM dan menjaga produksi dalam negeri.

Sedangkan perencana keuangan menyampaikan bahwa masyarakat perlu tetap berpikiran positif sehingga dapat berpikir strategis dan melihat berbagai kesempatan investasi yang ada dan mengadaptasi cara usaha yang berbeda sebagai dampak pandemi.

Pesan ini disampaikan oleh Masyita Crystallin, Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Perumusan Kebijakan Fiskal & Makro Ekonomi dan Aidil Akbar, Chairman & Presiden Asosiasi Perencana Keuangan IARFC dalam acara Forum Dialog Produktif Semangat Selasa bertema “Investasi dimasa Pandemi”, yang diselenggarakan di Media Center KPCPEN, Selasa 13/10/2020.

Masyita Crystallin Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Perumusan Kebijakan Fiskal dan Makro Ekonomi menyatakan,” Beberapa indikator ekonomi, sebetulnya sudah terjadi pembalikan arah di kuartal ketiga, kita tentu mengharapkan terus membaik di kuartal IV. Meskipun mungkin kondisi pertumbuhan ekonomi masih dalam periode kontraksi, tapi tidak sedalam waktu di kuartal dua, artinya ada perbaikan ekonomi”.

Menurut Masyita, perbaikan ekonomi tergantung pada penanganan pandemi, memerlukan disiplin masyarakat enjalankan protokol kesehatan, untuk penurunan penyebaran pandemi di Indonesia.

Marsyita mengatakan,” Masyarakat masih bisa investasi, perlu tetap investasi dan tetap konsumsi karena itu akan membantu UMKM, produksi dalam negeri. Pemerintah banyak melakukan program pemulihan ekonomi tapi tetap perlu peran semua pihak untuk mendorong kegiatan ekonomi lebih baik”.

Kebijakan pemerintah ditambah dengan latar belakang populasi tinggi di Indonesia juga turut membantu menekan kontraksi pertumbuhan ekonomi.

Kebijakan pemerintah meluncurkan paket pemulihan ekonomi melalui program perlindungan sosial, dukungan UMKM, sektoral kementerian, lembaga, pemda, distribusi pembiayaan korporasi untuk menjaga konsumsi nasional.

Sedangkan di bagian Investasi, maka Investasi domestik berperan penting. Marsyita menjelaskan, Investasi domestik, baik ritel, UMKM, sektor ultramikro, perusahaan lokal, untuk tumbuh lebih cepat, ditambah investasi asing.

Untuk investasi ritel masyarakat dapat membeli sukuk atau obligasi negara, sebagai bagian berpartisipasi dalam pembiayaan negara.

Aidil akbar, Chairman & Presiden Asosiasi Perencana Keuangan IARFC mengatakan,” Untuk memulai investasi, bisa membaginya menjadi tiga kategori. Pertama, investasi jangka pendek seperti tabungan, deposito, emas dan obligasi. Kedua, jangka menengah yang meliputi reksadana pendapatan tetap dan campuran, Ketiga memulai bisnis”.

Lebih lanjut dikatakan Aidil, Cukup banyak juga bisnis dimulai di saat pandemi. Terutama bisnis-bisnis berhubungan dengan makanan. Untuk membagi dana investasi pakai rumusan 40:30:20:10.

40% memenuhi kebutuhan hidup, 30% membiayai cicilan, 20% investasi, dan 10% untuk sosial seperti zakat, infak, dan sedekah, lanjut Aidil.

Dalam investasi, masyarakat diingatkan juga menyediakan dana jangka pendek, menengah dan panjang, tak lupa memiliki asuransi kesehatan seperti BPJS Kesehatan.

Salah satu Instrumen finansial yang juga baik untuk diinvestasikan adalah melalui Obligasi Ritel Indonesia (ORI). Dimana likuiditas di bank dapat diubah menjadi instrumen investasi yang aman dan menghasilkan sekaligus membantu pemulihan ekonomi nasional.***

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan