
Bandung Side, Majalaya – Sektor 4 Citarum Harum memilki wilayah strategis meliputi Kecamatan Majalaya yang memiliki 11 Desa, dialiri Sungai Citarum yag menjadi sumber kehidupan masyarakatnya.
Kota Dolar identik dengan Kecamatan Majalaya, yang sejak Tahun ’80 lambat laun dari wilayah agraris berubah menjadi wilayah industri. Majalaya menjadi wilayah Sektor 4 Citarum Harum sejak turunnya Perpres No. 15 Tahun 2018 merupakan wilayah dilalui Sungai Citarum yang rusak ekosistemnya.

Kerusakan ekosistem baik di Sungai Citarum maupun dilingkungan cenderung diakibatkan oleh limbah industri yang tidak melalui proses IPAL dan kebiasaan warga Majalaya membuang sampah di Sungai Citarum maupun anak-anak sungainya. Perkembangan jaman dan bergesernya kehidupan sosial menjadi biang keladi kerusakan ekosistem tersebut, sehingga prioritas Satgas Sektor 4 Citarum Harum tahun 2020 mengagendakan perbaikan ekosistem dengan melakukan penghijauan dan menanggulangi sampah.
Dari 2 agenda kerja prioritas Satgas Sektor 4 tidak bisa serta merta berdiri sendiri menjalankan, ada ekses dan runtutan proses yang harus dijalani sehingga menuju perbaikan ekosistem dari 2 agenda tersebut. Keterlibatan warga dalam perbaikan ekosistem juga dibutuhkan untuk bisa membuka dan merubah pola pikir warga agar menjadi sebuah kebiasaan atau menjadi budaya dalam melestarikan lingkungan yang bersih, sehat dan tertata nyaman.

Seperti yang dilakukan oleh Satgas Sektor 4 Citarum Harum Sub Desa Padaulun, 2 agenda prioritas telah dipersiapkan dilokasi Pos Desa Padaulun dengan menanam kembali bibit tanaman keras, sayuran, tanaman buah hingga bibit tanaman toga. Lahan yang dibuat sebagai pusat pembibitan skala kecil berasal dari pemanfaatan lahan tidur dari PT Cita Bahana Inti Persada (PT CBIP) merupakan tempat kolam air baku dalam proses produksinya.
Dalam perjalanan 3 bulan menempati lahan PT CBIP, Satgas Sektor 4 berusaha mengiventarisis tanaman yang dapat dimanfaatkan oleh warga sebagai tanaman rumahan. Hal tersebut menjadi tujuan Satgas Sektor 4 Sub Desa Padaulun, Serka Aep Saepudin agar sampah rumah tangga dapat dikurangi dengan memanfaatkan atau menanam kembali sisa-sisa bahan makanan yang berasal dari dapur.

“Masyarakat Desa Padaulun dalam memenuhi kebutuhan makannya apapun yang disajikan selalu dibarengi dengan membuat sambal, sambal yang berasal dari cabe bila memiliki sisa masakannya bisa ditanam kembali sehingga nantinya tidak perlu lagi membeli cabe lagi kepasar atau kewarung. Cukup dengan memanen hasil tanamnya bisa langsung di rendos cabe nya jadi sambel,”kata Serka Aep Saipudin.
Bila pola pikirnya sudah efisien seperti itu, warga secara otomatis akan bijak dalam berbelanja sehingga bahan-bahan yang dibeli bisa diminimumkan yang dapat menimbulkan sampah, termasuk tidak ada sisa dapur yang masuk tong sampah tapi dikembalikan ke alam dan dimanfaatkan untuk ditanam kembali. Hal sekecil itu harus dimulai dari sekarang, lanjut Serka Aep.

“Bahkan dari hasil pembibitan kembali tanaman cabe, sudah terdapat 15 polibag yang siap diberikan ke warga untuk bisa diduplikasi atau ditularkan ke warga lain agar melakukan hal yang sama, yakni menanam kembali sebagai salah satu upaya mempertahankan ketahanan pangan,”jelas Serka Aep.
Saat Satgas Sektor 4 Sub Desa Paulun melakukan komunikasi sosial (komsos) ke warga dalam mensosialisasikan tentang ketahanan pangan, sambil membawa 3 polibag bibit cabe diberikan kepada Mamat (40th) Ketua RT 1, RW 13, Desa Padaulun agar kemudian dapat ditularkan kepada warganya, Sabtu (6/6/2020).

“Ada kalanya Satgas Sektor 4 harus jemput bola dan memperlihatkan apa yang dilakukan untuk ketahanan pangan, bila warga ingin lebih jauh tahu proses cara menanam atau membibitkan tanaman pangan bisa langsung datang ke Pos Ketahanan Pangan, Pos Desa Padaulun Satgas Sektor 4 di jalan Cihareuyheuy, depan pemakaman umum,”kata Serka Aep.
“Beberapa waktu lalu saat memulai membibitkan tanaman masih menggunakan pupuk kandang dalam mengelola tanah untuk mengembalikan unsur haranya, dalam waktu dekat Satgas Sektor 4 akan menggunakan pupuk BIOS 44 yang sudah dalam proses fermentasi hingga matang untuk lebih mengefektifkan tanah agar lebih produktif lagi,”pungkas Serka Aep.***