
Bandung Side, Majalaya – Satgas Sektor 4 Citarum Harum bersama puluhan warga di Kampung Leuwidulang RW 03 dan RW 04 Desa Sukamaju Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung melaksanakan kerja bhakti membersihkan endapan sampah yang memenuhi selokan dikanan-kiri jalan baru yang dapat mengakibatkan mencemari lingkungan dan air sumur warga, Minggu (1/3/2020).
Selain membersihkan sampah plastik dan streaform yang memenuhi selokan berwarna hitam tersebut, Satgas Sektor 4 dan warga membersihkan rumput ilalang serta sampah yang ada di sejumlah ruas jalan di lingkungan dua RW tersebut. Tumpukan sampah plastik, streaform dan rumput ilalang itu diangkut menggunakan cator, dan sebelumnya sebagian sampah dimasukkan ke dalam karung untuk dibuang ke tempat pembuangan akhir sampah.

Aparat Desa Sukamaju, Kadus, dan Ketua RW juga turun langsung ke lapangan untuk menanggulangi persoalan sampah yang mengendap dan menumpuk di selokan di Kampung Leuwidulang RW 03 dan RW 04 Desa Sukamaju tersebut. Satgas Citarum Harum, aparat Desa Sukamaju, Kadus dan RW itu turut membahas persoalan sampah yang menumpuk di selokan yang menyebabkan pencemaran lingkungan dan resapan airnya mencemari sumur warga sekitar.
“Pasalnya dari endapan sampah bercampur air selokan itu menimbulkan bau karena resapan airnya ke sumur warga. Itu yang dikeluhkan warga,” kata Kadus Desa Sukamaju, Dadan di lokasi endapan sampah di selokan jalan baru Kampung Leuwidulang.

Dadan mengatakan, penumpukan sampah di selokan akses jalan baru yang digunakan karyawan dan transportasi pengangkut bahan baku pabrik PT Jiale Garment Indonesia, pasca dilaksanakannya pembangunan jalan beton tersebut pada 2019 lalu.
“Tumpukan sampah itu tak hanya dikeluhkan warga karena sampah yang mengendap di antara genangan air itu meresap ke dalam sumur warga, sehingga air sumur warga tercemar dan bau,” keluh Dadan.
Dadan menambahkan, resapan air selokan yang bau sampah itu, setelah dilakukan penutupan saluran selokan tersebut oleh warga karena aliran air selain dari air hujan juga berasal dari limpasan air dari pabrik garment tersebut di Kampung Leuwidulang.

“Seharusnya, air limpasan saat turun hujan itu tak dibuang atau dialirkan semuanya ke selokan. Sebaiknya dikelola di kawasan pabrik dan dibuatkan kawasan resapan air. Ini yang terjadi hampir semuanya dialirkan ke selokan, akibatnya beberapa rumah warga terendam banjir. Seharusnya, air hujan yang jatuh di kawasan pabrik sekitar 70 persen dikelola dan 30 persen dialirkan, ini malah semuanya dibuang dan dialirkan ke selokan,”jelas Dadan.
Dampak dari genangan banjir itu, lanjut Dadan, warga terpaksa menutup saluran selokan pembuangan air dari kawasan pabrik. “Sampai saat ini masih menjadi konflik di kalangan warga karena belum ada solusi untuk menangani selokan yang dijadikan pembuangan air dari kawasan pabrik. Selokan itu masih tertutup material bekas coran jalan dan belum dibuka warga, sehingga masih menimbulkan genangan air, bila tidak ditutup akan mengakibatkan banjir diwilayah lain” terang Dadan kembali.

Ketua RW 04 Kampung Leuwidulang, Nining juga mengeluhkan lemahnya kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah. “Saya sempat marah kepada warga saya atau karyawan yang melintasi jalan baru tersebut. Soalnya, buang sampah di bahu jalan dengan begitu saja, yang akhirnya masuk ke selokan” terang Nining.
Sekretaris Desa Sukamaju Heri Supriatna mengungkapkan, apa yang dikeluhkan warga terkait selokan yang dijadikan tempat aliran air dari perusahaan dan menimbulkan banjir ke sejumlah rumah warga, sempat dikonfirmasikan dua kali oleh Kepala Desa Sukamaju ke pihak perusahaan.
“Namun sampai saat ini belum ada solusi,” kata Heri.

Heri berharap pihak perusahaan membuat saluran khusus pembuangan air hujan ke Sungai Citarum maupun ke Sungai Ciwalengke. “Supaya saluran airnya tersendiri dan terpisah dari saluran pembuangan air yang berasal dari permukiman warga,” ujar Heri.
“Kami berharap, pihak perusahaan turut peduli terhadap penataan saluran air dan pengelolaan sampah yang sekarang ini mengisi selokan. Jangan sampai dikeluhkan warga setempat dari akibat air selokan yang terus menggenang jadi merembes ke sumur warga,”kata Heri.
Satgas Sektor 4 Sub Desa Sukamaju, Serda Muhidin dan anggota Satgas lainnya turut menyikapi persoalan tumpukan sampah yang mengendap dan menumpuk di selokan yang saluran airnya ditutup warga.

“Kita fokus pada penanganan sampah. Persoalan sampah ini akan kita komunikasikan dengan Danki dan Komandan Sektor 4. Persoalan sampah yang mengendap di selokan yang ditutup warga ini tidak bisa dibiarkan. Apalagi berdasarkan informasi dari warga, sampah ini dibuang oleh karyawan pabrik sisa dari makanan yang dibawa,” kata Serda Muhidin.
Satgas Citarum Harum pun akan menindaklanjuti persoalan sampah itu dengan sejumlah pihak esok hari, Senin (2/3/2020). “Supaya segera ada solusi penanganan sampah dan aliran air di selokan yang ada di kanan-kiri jalan baru yang ditutup warga. Jangan sampai warga mengeluhkan genangan air akibat hujan atau dari air luapan selokan yang berasal dari limpasan air di kawasan pabrik PT Jiale garment Indonesia,” pungkas Serda Muhidin.***