Tiny Dumpling Sajikan Menu Bukan Hanya Sekedar Dumpling

Bandung Side, Sukasari – Resto berkonsep kafe ini bernama Tiny Dumpling, sangat pas banget buat nongkrong bersama teman atau keluarga sambil menikmati makanan dan minuman sajian khas menu cina peranakan yang letaknya dikawasan Prof Dr Sutami Kav. 2, Sukarasa, Sukasari Kota Bandung.

Tiny Dumpling seakan memahami benar perilaku pasar kuliner lokal dengan lebih mendekati pelanggannya, bagi penikmat menu masakan Asia Timur yang biasanya mengunjungi kawasan jl. Cibadak atau jl. Jend.Sudirman Kota Bandung kini dapat menemui dikawasan Sukasari Kota Bandung yang sudah mulai padat menjadi tempat permukiman.

Tiny Dumpling yang sudah pasti menyajikan menu aneka Dumpling, eittt…tunggu dulu, masih banyak yang menduga bahwa Dumpling identik dengan dim sum, padahal Dumpling salah satu jenis dim sum.

Dumpling biasanya terdiri atas daging cincang ditambah dengan sayur-sayuran yang dibungkus dengan selembar kulit yang terbuat dari adonan tepung. Jenis dumpling-pun bermacam-macam, misalnya Jiaozi, dumpling ini berisi daging cincang dan sayuran dibungkus lembaran tepung terigu yang sudah diadon dengan air dan garam sebagai kulit dan biasanya dimasak dengan cara direbus, dikukus, dipanggang bahkan ada juga yang digoreng.

Virna, Operational & Marketing mengatakan saat dijumpai Bandung Side di Tiny Dumpling, Senin (29/4/2019)”Menu Dumpling bukan hanya dim sum, tapi merupakan salah satu menu dim sum yang menjadi sajian utama Tiny Dumpling”.

Bila ditelusuri dari sejarahnya, hidangan yang berasal dari negeri Tibet ini telah menyebar diseluruh dunia seiring dibawa perantauan dari suku Tibet. Dengan membawa resep Momo sejenis pangsit kukus dengan isian yang merupakan makanan cepat saji. Secara tradisional, Momo diisi dengan daging giling, namun sesuai kebutuhan isian Momo telah berubah menjadi lebih kompleks, seperti berupa kombinasi antara daging giling, sayuran, tahu, keju paneer, serta kombinasi antara sayuran dan daging. Setelah diisi adonan kemudian dibungkus seperti kantung atau dilipat berbentuk bulan sabit.

“Tiny Dumpling juga menyediakan varian menu cina peranakan lainnya seperti Chicken Green Curry served with prata bread, Beef Red Curry served with prata bread, Mix Vegetable, Kangkung Balacan, Cha Tau Ge Ikan Asin, fried Fish Yellow Curry, Roasted Chicken. Selain itu juga menyediakan menu berbahan nasi, Yang Cheow Fried Rice, Nasi Rendang, Beijing Sweet and Sour Beef, Lontong Cap Go Meh, Nasi Jambal,”.

Selain itu, lanjut Virna, ada juga Roasted Chicken pada main course dan aneka Noodles yang digemari oleh cina peranakan. Pada menu dessert ada, Chen Teng, Tau Suan, Mango Sticky Rice, Mantou Red, Hong Kong French Toast, Gui Ling Gao Ori, Gui Ling Gao Mango, Pao Pia Kacang Gula.

“Bagi yang suka nongkrong tidak akan lepas dari kopi, Tiny Dumpling juga menyajikan aneka kopi atau minuman lainnya sebagai teman nongkrong seperti Black Coffee Americano, White Coffee seperti cappucino, latte. Ada juga Macchiato dan Piicollo, Mocha Latte, Yuanyang yang merupakan kombinasi balck tea atau black coffee dipadukan dengan susu manis ditaburi cinnamon. Ada juga Flavored Latte dengan rasa cinnamon, butter rum dan tiramisu,”jelas Virna

Apa yang disebutkan tadi baru sebagian dari menu nikmat Tiny Dumpling, masih banyak makanan cina peranakan yang menjadi rekomendasi serta minuman yang di mix dengan herbal atau rempah-rempah yang dapat digunakan sebagai obat atau jamu sajian khas minuman thiongkok.

“Yang utama, pelanggan sudah mengetahui bila Tiny Dumpling dalam menyajikan menu sangat memperhatikan kehalalannya. Dikarenakan ada juga menu buat pelanggan non muslim dengan olahan yang dipisahkan dalam peralatan masaknya,”kata Virna

“Resto ini memiliki konsep menu Cina Peranakan namun tetap mengedepankan lidah lokal. Bukan hanya cina peranakan yang singgah di Tiny Dumpling, namun ada juga bule-bule dari India maupun warga lokal sekitar. Bahkan resto bernuansa rumahan ini menjadi rekomendasi bagi warga muslim baik disekitar maupun yang diluar Kota Bandung bila menginginkan menu Dumpling,”papar Virna.

“Salah satu menu yang selalu dicari pelanggan muslim adalah Lontong Cap Go Meh, makanan khas yang tersaji saat 15 hari saat perayaan Tahun Baru Imlek. Lontong Cap Go Meh ini bentuk makanan adaptasi peranakan Cina di Nusantara daerah pesisir yang sudah digemari segala kalangan. Ada simbul-simbul yang disajikan menu Lontong Cap Go Meh, seperti bentuk lontong yang panjang dianggap melambangkan panjang umur, telur melambangkan keberuntungan, dan santan yang dibumbui kuah kunyit berwarna keemasan melambangkan emas dan keberuntungan,”jelas Virna.

“Resto yang membawa konsep kafe ini diakui cocok untuk dijadikan tempat nongkrong dan mengisi waktu lepas bekerja. Dan temukan menu special dari Tiny Dumpling yang bukan hanya sekedar Dumpling,”pungkas Virna.***

Tinggalkan Balasan