
Bandung Side, Baleendah – Sate Madewi menyeruakkan aroma sedap menggelitik syaraf hidungku mengalir hingga menyentuh kelenjar ludah ke dalam mulut dan gemerucuk lambung membuat aku sadar kalau saat ini signal lapar meminta perhatian.
Berlokasi di Jl. Mulyasari No. 2 Baleendah, Kabupaten Bandung, Sate Madewi menyita perhatian karena sore ini asap mengepul dari are panggangan sate, hingga antrian pemesan dengan sabar menunggu dilayani satu persatu sesuai pesanan.
Bersama teman, sebut saja Edi berinisiatif mengambil parkir untuk menyandarkan motor yang selanjutnya turut mengantri memesan Sate Madewi 2 porsi untuk dimakan ditempat, sesuai isyarat lambung.
Tidak begitu lama, 2 porsi Sate Madewi sudah tersaji di meja makan, penampilannya menarik, aroma sedap tercium hidung mancungku menggugah selera untuk segera dinikmati bersama teman.

Bumbu kacang melumer diatas daging sate dengan olesan kecap manis membuat tak tahan pada tusukan pertama untuk segera dilahap, ehmmm…daging empuk sudah terasa, bergumul diantara kunyahan bumbu kacang dan kecap,ditambah irisan cabe dan bawang merah menyatu membuat seger dimata.
Tusukan kedua, masih bertahan dengan rasa empuknya daging ayam dan bumbu membuat suasana hening hingga tusukan ke tujuh, tanpa suara, tanda gemuruh, Kembali senyap…
Seorang temen pun juga sama, tanpa komando langsung melahap tusukan demi tusukan dengan brutal diantara keheningan.
Sambil tetap melahap, penasaran juga dari mana daging empuk ini bisa didapat, sambal menoleh kearah crew pemanggang Sate Madewi dengan sigap tangan kanan memegang kipas dan tangan kiri memegang sate untuk dibolak balik.
Tampak api pemanggang tidak terlalu dekat dengan daging sate dan mempertahankan panas api berjarak hingga warna daging berubah baru membalik daging sisi lainnya, tidak seberapa lama antara kurang lebih 2 – 5 menit bakaran selesai dan sate Madewi disajikan diatas piring.

Bila diperhatikan tusukan daging ayam yang belum dibakar tampak bersih denganpemilihan daging yang tepat pada potongan yang terukur dadu dengan seragam tersimpan pada baki beralaskan daun pisang.
Sempat traveling pikiran merangkai, apakan rasa empuk dan juicy karena itu ? Pilihan daging dan potongan dadu yang terukur dadu kemudian dibakar diatas api yang berjarak agar tidak langsung terbakar dagingnya dan perubahan warna mempertandakan kematangan juicy dan tidak membuat daging ayam terlalu kering.
Siraman bumbu kacang dan olesan kecap manis diatas sate mempertahankan panas dan lamat-lamat tercium aroma yang sedap dan menggugah selera untuk segera disantap.
Hari ini, dengan segala penasarannya aku mendapatkan pengalaman bahwa sate ayam yang enak berasal dari daging ayam pilihan yang sudah dibersihkan terlebih dahulu, potongan dadu yang terukur sama memudahkan hinggap pada tusukan sate yang selanjutnya dibakar diatas api yang berjarak. ehm….
Hari ini juga Sate Madewi mencuri perhatian, nikmatnya sampai tusukan terakhir.***