
Bandung Side, Sumedang – Program BISA Phase Out atau memasuki fase penutupan, sehingga tahapan pelatihan dan pendampingan yang berkelanjutan segera diserahkan kepada pemerintah daerah.
Guna mendukung keberlajutan Program BISA (Better Investment for Stunting Alleviation) yang merupakan paket intervensi terpadu untuk mendukung program Pemerintah Indonesia melalui intervensi gizi spesifik dan gizi sensitive terkait penurunan Stunting 2018-2024 digelar workshop yang bertempat di Sapphire CityPark jl. Prabu Tajimalela, Sumedang, Selasa, 21 Mei 2024.
Workshop Phase Out Program BISA yang diikuti oleh Fasilitator Kabupaten Sumedang, Fasilitator Madrasah, Kepala Madrasah, Kementerian Agama Kab. Sumedang, Pengawas MTs, BAPPEDA Sumedang, Dinas Kesehatan Kab. Sumedang dengan jumlah peserta 75 orang.
Menurut Popi Sundari, District Coordinator BISA bahwa Phase Out Program BISA di lingkungan Pendidikan Kementerian Agama (Kemenag) secara simbolis akan diserahkan kepada Pemda. Sumedang dalam hal ini adalah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Sumedang yakni Dinas Pendidikan Kementerian Agama dan Dinas Kesehatan.
“Program BISA dijalankan melalui kerjasama Save the Children dan Nutrition International dalam periode 2019-2024 dengan cakupan wilayah intervensi di Kabupaten Sumedang dan Kabupaten bandung Barat,” ujar Popi Sundari.

Pada Selasa, 16 Mei 2024 kegiatan Workshop Phase Out Program BISA juga dilaksanakan di Kabupaten Bandung Barat pada lingkungan pendidikan Kemenag bertempat di MTsS Riyadlul Huda 2, jl. Tegallaja No 40, Sukatani, Ngamprah.
Dalam perjalanannya, Program BISA telah menyelenggarakan kegiatan Peningkatan Kapasitas Modul CTPS dan Gizi Remaja di Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Sumedang 2021 -2023, dengan capaian pelatihan fasilitator secara bertahap di Kabupaten Bandung Barat telah memiliki 16 Fasilitator Kabupaten, 1.874 Fasilitator Sekolah, 955 SD,SMP/MTs, SMA yang melaksanakan Gebyar CTPS dan Gizi Remaja.
Pada level layanan kesehatan, Program BISA bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan TTD Ibu Hamil dan Remaja Putri di sekolah sebagai investasi jangka panjang dalam program kesehatan dan nutrisi serta Vitamin A, Oralit dan Zinc di Puskesmas dan kualitas layanan konseling gizi oleh petugas Puskesmas.
Capaian level Kesehatan telah mencetak 19 Fasilitator dari tenaga kesehatan, 445 fasilitator Desa dan mencetak Fasilitator Emo Demo pada 222 Posyandu.
Sedangkan untuk Kabupaten Sumedang, lanjut Popi Sundari, telah memiliki 21 Fasilitator Kabupaten, 1.488 Fasilitator Sekolah, 613 SD,SMP/MTs, SMA yang melaksanakan Gebyar CTPS dan Gizi Remaja serta 526.647 siswa yang mengikuti Gebyar CTPS dan Gizi Remaja di Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Sumedang.

Pada capaian level Kesehatan telah memiliki 15 Fasilitator dari tenaga Kesehatan, 137 Fasilitator Desa dan memiliki Fasilitator Emo Demo pada 98 Posyandu.
“Adapun tujuan dari Workshop Program BISA Phase Out ini diantaranya meyepakati bersama kegiatan yang menjadi kunci untuk intervensi penurunan stunting lewat kegiatan perubahan perilaku yang telah disampaikan melalui 21 modul,” jelas Poppi.
Selanjutnya, tambah Popi Sundari, menyepakati Rencana Tindak Lanjut kegiatan terkait kebijakan dan penganggaran Gebyar CTPS dan TTD Remaja Putri di sekolah untuk intervensi penurunan stunting
Kemudian, upaya tidak lanjut atau berkelanjutannya diserahkan secara simbolis rangkaian kegiatan Program BISA di Kabupaten Sumedang yang akan dilaksanakan Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang melalui OPD.
“Semoga dengan tersedianya Rencana Tindak Lanjut kegiatan terkait kebijakan dan penganggaran Gebyar CTPS dan TTD Remaja Putri di sekolah lngkungan Kemenag untuk intervensi penurunan stunting dapat terealisasi,” pungkas Popi Sundari.***