
Bandung Side, Braga – Memetakan Seni Lukis Kontemporer kembali di momen Bandung Painting Day melibatkan 72 seniman yang karyanya digelar di Grey Art Gallery, Sabtu 27 April 2024.
Pameran seni lukis dengan tajuk “Bandung Painting Day” ini merupakan tajuk yang dipilih untuk menghantar keadaan tentang karya dan praktik memetakan seni lukis Kontemporer Kota Bandung.
Secara praksis keadaan tersebut ditandai ke dalam bentuk pameran besar seni lukis, yang melibatkan 72 seniman Bandung, dan mewakili beberapa generasi seniman Kota Bandung.
Menghadirkan sejumlah karya terpilih dari para seniman dengan pendekatan, penjelajahan dan kecenderungan yang beragam. Lebih jauh, memetakan seni lukis kontemporer ditujukan untuk merekam jejak dan mengenali keragaman gejala seni lukis yang tumbuh pada suatu ranah perkembangan praktiknya di Kota Bandung.
Pameran ini diselenggarakan di Grey Art Gallery, dikurasi oleh Asmujo Jono Irianto serta Jajang Supriyadi, berlangsung dan terbuka bagi publik dari tanggal 27 April hingga Juni 2024.

Dalam kaitan kerja kurasi, pameran “Bandung Painting Day” menggunakan metoda pemetaan yang dilanjutkan dengan survei dan observasi (kunjungan studio dan wawancara).
“Hal tersebut dilakukan lebih tampak sebagai upaya mengidentifikasi dan memberikan ruang pembacaan terhadap karya serta praktik seni lukis Bandung, Ujar Asmujo Jono Irianto, curator Bandung Painting Day.
Menjadi sebentuk pengupayaan dalam proses kurasi, untuk menjemput pemahaman dari para seniman, kemudian menandai pergeseran dan perubahan nilai-nilai, serta praktik seni lukis itu sendiri,lanjut Asmujo.
Dapat dijejaki melalui telisik pada pernyataan-pernyataan para seniman, berdialog dengan biografi, dan atau mengenali strategi perupaannya.
Melalui pameran ini, serangkaian temuan, hubungan dan pertalian menjadi mungkin tergambarkan. Antara lukisan, antara seniman, sehimpunan pengetahuan, sebagai jejak perkembangan seni lukis.
“Bukan tidak mungkin, pula didapati kebedaan cara pandang dan kemajemukan praktiknya,” ungkap Asmujo.
Maka pemetaan awal mengenai keragaman seni lukis Bandung yang dibangun dalam kerja kurasi, menjadi memungkinkan untuk diperkaya oleh temuan-temuan dan gambaran keadaan melalui perbincangan dengan para seniman atau pun pihak lainnya dalam diskusi.
“Termasuk pula membayangkan arti penting seni lukis kontemporer yang tumbuh di Kota Bandung, sekurangnya hari-hari ini,ujar Asmujo.

Seni Lukis Kontemporer Dalam Perjalannnya
Seni Kontemporer menjadi tonggak perkembangan seni yang terpengaruh dalam aliran modernisasi dan digunakan sebagai istilah umum sejak istilah “Contemporary Art” berkembang di Barat sebagai produk seni sejak perang dunia II.
Istilah ini berkembang di Indonesia seiring makin beragamnya teknik dan medium yang digunakan untuk memproduksi suatu karya, juga karena telah terjadi suatu percampuran antara aliran-aliran yang berbeda. Metode artistik dan presentasi karya yang tidak terikat lagi oleh standar tertentu.
Dalam bidang Seni Rupa Kontemporer, para seniman cenderung melakukan simbolisasi makna tertentu melalui karakter-karakter unik yang divisualkan pada sebuah karya dengan berbagai macam ekspresi.
Pada lukisan kontemporer, dalam menyajikan karyanya secara tematik merefleksikan situasi yang sedang dilalui saat ini, lebih tepatnya adalah segala aktivitas yang tidak terikat oleh aturan-aturan jaman dulu dan berkembang sesuai jaman sekarang.
Seperti yang disampaikan oleh Rafania, Mahasiswi Desain Komunikasi Visual bahwa karya Lukis yang dipamerkan sepertinya mengembalikan kejayaan dasar seni lukis, yang mengingatan kita saat mengenal pelajaran menggambar, namun ada juga karya yang menampilkan lukisan kontemporer.

“Lukisan karya seniman Bandung seperti menampakkan kegembiraan, seperti saat waktu kecil dulu dalam pelajaran menggambar sangat senang sekali menuangkan inspirasi kedalam kertas gambarnya,” kata Rafania.
Seniman lukis kontemporer juga dengan kuat menyampaikan pesan melalui lukisannya yang tampak pada kekayaan teknik-teknik dalam karyanya,sehingga perkembangan seni lukis kontemporer di Kota Bandung ternyata menggeliat juga.
“Saya, menurut imajinasi saya, lukisan yang dipamerkan terselip kritik terhadap perkembangan situasi dan kondisi masyarakat,” ujar Rafania.
“Selain itu ada karya seni lukis Abstrak yang merupakan dominasi karya seni lukis Kota Bandung di waktu lalu, bentuknya agak sulit dikenali tetapi terlihat sederhana yang pasti hanya terwakili oleh pelukisnya dalam memaknai,” pungkas Rafania.***