
Bandung Side, Paris Van Java – Bunga Bangsa adalah Drummer Progressive perempuan asal Kota Semarang yang menjadi kebanggaan Inodnesia yang menorehkan prestasi berkelas.
Dalam perjalanan sebagai Drummer, Bunga sudah mencapai banyak sekali prestasi, salah satunya memcahkan rekor Muri sebagai “Remaja Perempuan Penabuh Drum Terlama” (22 jam) di tahun 2021, dan disaat yang bersamaan Bunga berhasil menggalang donasi sebesar 2.2 Miliar yang seluruhnya diberikan kepada 1.400 Anak Yatim di seluruh Indonesia melalui Yayasan Mizan Amanah.
Sukses dengan 2 single sebelumnya, Panggrantesing Jagad (Kesedihan Bumi) tahun 2020 dan Prahara Rusaking Jagad (Kejadian Rusaknya Bumi) tahun 2022, kali ini Bunga Merilis single ke 3 sekaligus sequel dari runtutan cerita tentang Rusaknya Bumi dan seisinya. Single ke 3 di tahun 2023 ini berjudul Rurah (Rusak).
Rurah bercerita tentang Egosentris manusia yang terjadi belakangan ini. Manusia mulai hanya memikirkan keingunan dirinya sendiri, mereka tega melakukan segalanya, dengan cara apapun untuk memenuhi hasrat nafsunya yang tidak pernah tercukupi. Sehingga pada akhirnya tanpa sadar merusak semua yang ada disekitarnya bahkan menghancurkan dirinya sendiri. Inilah cikal bakal yang menjadikan Manusia memiliki “Ideologi Sampah”.

Kerusakan di muka bumi juga diakibatkan dari Ideologi Sampah merupakan perilaku “buruk” manusia yang dilakukan secara berulang-ulang hingga menimbulkan anggapan bahwa hal tersebut merupakan sesuatu yang “benar” dan biasa.
Seringkali kita menemukan banyak Netizen yang tanpa ragu menggerakan jarinya untuk menebar kebencian melalui Platform Media Sosial. Tidak sedikit pula banyak orang “besar” yang ingin semakin “besar” dengan cara menyetir serta menyamakan persepsi pola pikir manusia melalui berbagai media Digital.
Sehingga semakin hari keburukan sudah dianggap menjadi hal yang “Lumrah” untuk dilakukan. Manusia mulai saling berebut kebenaran, saling menyalahkan jika sesuatu tidak sesuai dengan keinginannya, dan saling mencaci hanya sebuah eksistensi.
Jika hal ini terus terjadi dan dibiarkan terus menjalar, maka Rusaklah Semua Hukum Alam.
Dalam Musik Video Rurah, Bunga mengilustrasikan dirinya menjadi 3 karakter yag berbeda. Menjadi “Ratu Ideologi Sampah”, “Pemberontakan” dan “Rakyat Jelata”.

Ratu Ideologi Sampah menjadi simbol Metafora dari Ideologi Sampah/Negatif sebagai bentuk, Kekuasaan, Ketidakpedulian, rasa angkuh terhadap apapun dan egosentris manusia yang selalu haus akan sanjungan dan pujian.
Pemberontak menjadi simbol kebebasan dan idealisme positif yang melakukan perlawanan terhadap ideologi sampah.
Rakyat adalah simbol Metafora dari kepolosan setiap Insan yang menjadi Korban keEgoisan Manusia Berideologi Sampah.
Sebagai Musisi muda yang memiliki visi untuk melestarikan budaya Indonesia, komposisi Lagu Lurah merupakan cross culture dari musik Gamelan Banyuwangi dan Ritme Latin Percussion. Dalam karya ini, Bunga berkolaborasi dengan Komunitas Musik Tradisional Banyuwangi dan Komunitas Perkusi USBP (United States Of Bandung Percussion).
Menampilkan sesuatu yang berbeda dari karya yang sebelumnya, Bunga tidak lagi bermain Drum Set, melainkan bermain perkusi menggunakan ragam barang yang sudah tidak terpakai (sampah). Kendati demikian Bunga tetap meramu Komposisinya dalam balutan khas musik Progressive yang memiliki multi birama serta sinkopasi yang unik dalam karyanya. Rudimental Drag serta Flam tersusun menarik melengkapi aksentuasi rtimik sesuai dengan kebutuhan Komposisi dan Karakter karyanya. Susunan Notasi Tradisional pun dipikirkan secara apik oleh seluruh tim gamelan dan sindennya.
Musik Video Rurah ditayangkan secara Premiere di CGV Paris Van Java Bandung pada tanggal Rabu 31 Mei, yang bertepatan dengan ulang tahun Bunga ke-18. Acara ini dihadiri oleh Keluarga, Rekan Musisi, Rekan Media, Serta seluruh Tim yang terlibat, dan para tamu undangan lainnya.
Single terbaru ini juga akan dirilis secara digital dalam format Musik Video di Channel Youtobe Bunga Bangsa Official dan disusul dengan perilisan audionya yang dapat didengar di seluruh Platfrom digital seperti Spotify, Joox, Apple Music, dll.
Semoga karya ini bisa mewarnai khasanah Musik Indonesia dan menjadi pengingat bahwa keEgosian Manusia dapat membuat Rusaknya Hukum Alam. Semoga lagu ini juga menjadi inspirasi bagi anak muda untuk tidak melupakan Kebudayaan Indonesia.
Mari Jaga Bumi, Maka Bumi Jaga Kita.***