Bandung Side, Kabupaten Tasikmalaya – Memilih tempat transaksi saat perkembangan teknologi digital saat ini memunculkan berbagai e-commerce, hal ini telah menjadi kebiasaan untuk berbelanja secara online.
Aktivitas transaksi digital yang dikatakan tinggi pun didukung oleh banyaknya promo yang diberikan oleh platform marketplace, seperti diskon, gratis ongkir, dan cashback.
“Masyarakat Indonesia senang dengan layanan e-commerce karena harganya terjangkau, promo menarik, banyak variasi, pengiriman gratis dan cepat, dan bonus lainnya,” kata Richard.
“Dari kebutuhan primer, sekunder, tersier semua ada di e-commerce,” tutur Richard Pradana, CEO TMP Event dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (21/10/2021).
Di antara banyaknya e-commerce, pilihlah e-commerce yang terpercaya yang banyak digunakan masyarakat. Sebelum berbelanja dan memilih tempat transaksi, jangan lupa untuk cek rating dan history dari penjual.
Mulai dari kualitas produk, status toko, jumlah produk yang telah dijual, dan berapa lama toko buka. Kemudian, kita bisa memilih opsi pembayaran yang aman.
Pembayaran instan melalui virtual account lebih aman untuk menghindari kebocoran data pribadi, dibanding dengan menggunakan kartu kredit.
Selain kebocoran data, beberapa kejahatan yang mungkin terjadi saat kita berbelanja online atau beraktivitas secara online ialah spamming, phishing, dan carding.
Spamming ialah pesan berulang secara terus-menerus yang mengajak pengguna untuk mengklik suatu link.
Phishing merupakan teknik kejahatan lanjutan dari spamming, di mana kita diminta untuk mengisi data-data berisi informasi pribadi.
Umumnya phishing mengatasnamakan perusahaan ternama. Lalu, carding yakni pembobolan kartu kredit untuk digunakan bertransaksi secara online sebanyak-banyaknya hingga rekening korban terkuras.
“Sekarang banyak challenge-challenge di media sosial yang menunjukkan data pribadi, seperti KTP, saldo rekening, nomor SIM. Hal-hal seperti itu lebih baik jangan dilakukan. Karena kalau kita mengikuti hal tersebut, kita itu membuka pintu data privasi kita,” jelas Richard Pradana.
Sebagai konsumen digital, dalam menghadapi kejahatan siber kita perlu rutin untuk mengubah password, menghindari jaringan publik untuk transaksi keuangan, serta mengaktifkan 2 factor authentication.
“Hindari aktivitas mengklik link secara random,” kata Richard Pradana mengingatkan.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi.
Webinar wilayah Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (21/10/2021) juga menghadirkan pembicara, Arya Shani Pradhana (CEO & Founder Tekape Workspace), Ira Pelitawati (Relawan TIK dan Pegiat Literasi), Rabindra Soewardana (Direktur OZ Radio Bali), dan Isnaini Arsyad sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital.
Kegiatan literasi digital ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.***