Bandung Side, Kabupaten Karawang – Aktivitas digital skill dalam kehidupan masyarakat saat ini telah memasuki era revolusi industri 4.0 yang serba digital sangat penting dimiliki UMKM.
Di tahun 2020 saat adanya pandemi, kehidupan kita jadi berdampingan dengan kemajuan dan perkembangan teknologi, serta bermanfaat untuk memudahkan aktivitas.
Sebelumnya, masyarakat memiliki kebiasaan konvensional di mana aktivitas dilakukan secara langsung, seperti belanja ke pasar atau pergi bekerja tanpa digital skill.
Menurut Oktavian Jasmin, COO dari Prospero Food, kepentingan teknologi ini bisa dimanfaatkan untuk memperluas koneksi sosial, mempelajari kesempatan, kecepafan dalam berkomunikasi, dan membuat segala sesuatunya menjadi otomatis.
“Adanya perubahan ini, suka tidak suka, mau tidak mau di zaman sekarang memang harus beradaptasi di dunia digital,” tutur Oktavian saat menjadi pembicara di webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Selasa (31/8/2021).
Oktavian Jasmin memaparkan, data e-commerce adiption menyatakan Indonesia sebagai negara dengan transaksi online terbesar di dunia. Hal ini menunjukkan pada dasarnya, masyarakat Indonesia sudah melek digital.
Pasar secara online pun sangat besar serta sudah memiliki kebiasaan dalam membeli sesuatu secara online. Perubahan dan kemajuan ini mendatangkan kesempatan untuk orang-orang yang ingin membuka bisnis secara online dengan aktivitas digital skill.
“Dari transaksi jual beli ini kita harus memanfaatkan juga menjadi pihak yang berjualannya,” ungkap Oktavian Jasmin dalam webinar.
Selain itu, data juga menujukkan rata-rata masyarakat memiliki aplikasi chatting, media sosial, dan marketplace. Ketiga jenis aplikasi ini sangat bisa dimanfaatkan untuk berjualan.
Oktavian Jasmin menjabarkan, aplikasi dengan pengguna paling aktif ialah WhatsApp, Facebook, Instagram, Shopee, Tokopedia, dan Gojek.
Aplikasi-aplikasi tersebut saat ini bukan hanya digunakan untuk chatting dan berkomunikasi, tetapi bisa juga dimanfaatkan untuk bisnis. Misalnya, aplikasi WhatsApp Business dan Instagram Shop.
Pada aplikasi WhatsApp Business, kita bisa membuat katalog sesuai dengan yang disediakan oleh WhatsApp Business sehingga lebih memudahkan pembeli. Sementara, dengan Instagram Shop kita dapat mengunggah produk/jasa seperti menggunakan marketplace.
Sebagai penjual, kita juga bisa melihat kebiasaan masyarakat dalam berbelanja online. Di antaranya, langsung mencari produk/jasa yang mereka butuhkan.
Dengan itu, penjual harus bisa memilih nama yang unik dan kreatif sehingga memudahkan pembeli dalam mencari produk/jasa. Kemudian, memberikan pelayanan yang maksimal kepada customer, hal ini dapat menjadikan customer merasa puas dan menjadi langganan.
Selain itu, perhatikan juga testimoni atau review dari customer. Pendapat customer lama bisa mendatangkan customer baru hingga menjadi bahan evaluasi toko.
Di samping manfaat yang telah dipaparkan sebelumnya, digital skills bagi UMKM juga berdampak untuk menghemat biaya, menganalisis preferensi masyarakat, hingga memudahkan analisis audiens kita.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi.
Webinar wilayah Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Selasa (31/8/2021) juga menghadirkan pembicara, Byarlina Gyamitri (Konsultan Pemberdayaan SDM), Dhani Sudirman (Pendiri Masyarakat Anti Pungli Indonesia), Wijaya Kusuma (Ketua RTIK Kabupaten Subang), dan Rio Silaen sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital.
Kegiatan literasi digital ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.***