Landasan Dunia Digital Kunci Persatuan

Landasan Dunia Digital

Bandung Side, Kabupaten Garut – Landasan Dunia Digital tidak berbeda dengan landasan bernegara Indonesia yakni Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai bangsa yang memiliki banyak perbedaan itulah kunci persatuan.

Tidak berbeda, landasan dunia digital juga dua landasan itu tetap harus digunakan untuk bersosialisasi.

Leviane Jackelin Hera Lotulung, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Sam Ratulangi mengatakan, ada banyak cara membumikan Pancasila di ruang digital yakni mendukung toleransi keberagaman.

Masyarakat Indonesia terbiasa dengan segala perbedaan terlebih di ruang digital, karena bersosialisasi dengan masyarakat dunia.

Mereka harus melihat perbedaan itu sebagai kekuatan satu dalam NKRI memaknai Bhinneka Tunggal Ika. Berbeda agama, suku, namun tetap satu Indonesia.

Kemudian memprioritaskan cara demokrasi di ruang digital sama dengan landasan bernegara Indonesia.

“Kalau ada masalah dibicarakan dengan musyarawah. Demokrasi dalam bermasyarakat terlebih saat Pemilu menghargai mereka yang memilih berbeda karena sadar inilah bagian dari demokrasi bangsa ini,” ungkap Leviane dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat, Rabu (30/6/2021).

Leviane juga mengatakan, harus mendukung UMKM dengan membeli produk lokal. Itu cara membumikan Pancasila dengan mengutamakan Indonesia.

Sebab, kalau UMKM maju yang akan terdampak masyarakat Indonesia yang perekonomiannya terus bergerak.

Saling mendukung sesama masyarakat Indonesia dengan berbelanja online produk lokal.

Menginisiasi kerja gotong royong ini sangat dapat dilakukan saat ini. Apalagi pandemi ini banyak yang terdampak, masyarakat Indonesia harus dapat saling membantu.

“Marilah kita mewujudkan gotong royong dengan membantu meringankan beban mereka. Kasus gelombang kedua Covid-19 ini semakin parah kita bisa membantu memberikan makanan bagi mereka yang isolasi mandiri atau membeli produk UMKM yang terdampak pandemi,” jelas Leviane.

Menjadikan ruang digital sebagai praktik berbudaya melalui aktivitas sehari-hari seperti membuat konten positif bukan hoaks ataupun ujaran kebencian atau berubah perwujudan cinta Tanah Air.

Mempromosikan gaya hidup yang berkualitas, media sosial bukan tempat pamer kekayaan atau jabatan.

Ruang digital juga tidak membuat kita hilang etika tetap saling menghargai santun dan bermartabat. Menguatkan harmoni dan kebersamaan dengan mampu menciptakan ruang diskusi yang sehat.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKomInfo) bersama Siberkreasi.

Webinar wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat ini juga menghadirkan pembicara Oktora Iriahadi (CEO Infina), Sri Astuty (anggota Jaringan Penggiat Literasi Digital – Japelidi), Muhamad Sahid (Dosen komunikasi UIN Alauddin Makassar dan Indi Arisa sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital.

Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.***

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan