Bandung Side, Majalaya – Komandan Sektor 4 Kolonel inf. Kustomo Tiyoso kembali sidak PT Bintang Cipta Perkasa yang berlokasi di jl.Leuwidulang No.24, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung usai mendapatkan peringatan keras dengan menghentikan produksi pencelupan kain berbahan polyiester, Selasa (2/4/2019) lalu dikarenakan kelalaian karyawan produksi dalam menggunakan mesin pencelupan.
Kejadian kelalaian tersebut mendapatkan reaksi cepat oleh Komandan Sektor 4 Kolonel Inf. Kustomo Tiyoso setelah mendapat laporan dari masyarakat adanya temuan pembuangan limbah yang mengalir disaluran air menuju Sungai Citarum disiang hari. Sehingga Jum’at (5/4/2019) kembali melakukan sidak di PT BCP bersama anggota Satgas Sektor 4, Babinsa dan Media.
Menurut keterangan Dadi Nandang, Kepala Utility yang menangani IPAL PT Bintang Cipta Perkasa (PT BCP) bahwa terjadi kelalaian karyawan pencelupan dengan bahan polyiester saat melakukan proses terakhir pewarnaan dengan membuang air secara bersamaan dari 3 mesin celup yang beroperasi. Sehingga air panas yang harusnya mengalir ke selokan yang menuju saluran equalisasi tidak bisa tertampung meluber dilantai hingga mengalir ke saluran selokan penampung air hujan menuju aliran selokan diluar pabrik yang menuju Sungai Citarum.
“Mesin pencelupan berkapasitas 500kg tersebut yang proses terakhir air limbahnya dialirkan kesaluran equalisasi tersebut harusnya memiliki jeda waktu saat melakukan proses pembuangan limbahnya sebelum dibilas. Terjadi luapan, sehingga dari 3 mesin pencelupan bersamaan dalam waktunya saat akan pergantian air bilas mengalir menuju bak equalisasi,”jelas Dadi kembali
Atas kejadian tersebut dibenarkan oleh Dewi Susanti, Marketing Manajer PT Bintang Cipta Perkasa,”Kami ditegur keras oleh Bapak Kustomo selaku Komandan Sektor 4 atas kejadian tersebut, sehingga kami berhenti produksi kembali sejak 3 hari lalu”.
“Upaya kami atas kelalaian tersebut dengan kembali membuat selokan dari pipa yang lebih besar berukuran 10 inch agar daya tampung air proses pencelupan yang dibuang kesaluran equalisasi dapat tertampung mengalirnya,”jelas Dewi kembali.
“Atas insiden kelalaian karyawan produksi PT BCP ini kami mohon maaf kepada masyarakat karena proses yang begitu cepat air mengalir dalam kondisi panas kesaluran warga yang menuju Sungai Citarum, dan ucapan terima kasih kepada Satgas Sektor 4 Citarum Harum atas pendampingannya dalam membina PT BCP hingga progres pembangunan IPAL kami selesai serta menunggu arahan selanjutnya dari Dansektor 4,”ujar Dewi.
Komandan Sektor 4 Citarum Harum, Kolonel Inf Kustomo Tiyoso mengatakan,”Kami merespon cepat laporan dari masyarakat atas mengalirnya air yang berwarna merah keluar dari outlet limbah PT BCP mengalir kesaluran warga yang menuju Sungai Citarum dengan menghentikan produksi sejak Tanggal 2 April 2019 lalu. Upaya yang dilakukan PT BCP dengan memperbaiki pipa lebih besar diameternya sudah dilakukan dan saluran-saluran dari ruang produksi pencelupan polyiester yang menuju selokan penampung air hujan sudah ditutup”.
Saat itu, imbuh Kolonel Kustomo, PT BCP sudah menandatangani Surat Pernyataan Komitmen yang ditandatangani oleh Direktur PT BCP, Shen Jian Lin bahwa kejadian tersebut tidak akan terulang kembali dan perusahaan bersedia untuk ditutup.
“Adapun hari ini sudah memasuki hari ke-4 PT BCP tidak produksi, Jumat (5/4/2019) kami sidak kembali dengan melihat langsung upaya perbaikan yang dilakukan PT BCP apa sudah maksimal dilaksanakan, serta akan memberi arahan sesuai dengan temuan Satgas Sektor 4 dilapangan menjadi rujukan analisa perbaikan kembali,”ungkap Kolonel Kustomo.
“Dalam memberi arahan, secepatnya agar managemen PT BCP membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) penggunaan mesin dyeing atau pencelupan dengan ditempel pada ruang yang tidak jauh dari mesin. Hal tersebut dilakukan agar karyawan dengan disiplin dalam mengoperasikan mesinnya,”ungkap Kolonel Kustomo kembali.
Selain itu, lanjut Kolonel Kustomo, PT BCP segera menambah personil atau karyawan yang tugasnya khusus dalam mediasi bagian IPAL dan bagian Produksi sehingga bila terjadi kelalaian kembali dapat dilakukan tindakan preventifnya atau pencegahannya sebelum terjadi kejadian yang tidak diinginkan ada yang bertanggung jawab. Selain itu, personil mediasi berfungsi juga sebagai perantara penterjemah bahasa, karena kepala bagian produksi masih dijabat oleh personil dari tiongkok sebagaimana karakter perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA).
“Dari cara preventif dapat dilakukan dengan merubah kebijaksanaan produksi, yakni kapasitas produksi yang akan diproses haruslah atas persetujuan dari pihak IPAL sebelum melakukan tindakan. Karena pihak IPAL yang mengetahui kapasitas olahan limbah yang dihasilkan, sehingga bagian produksi dapat membuat jadwal produksi sesuai kapasitas IPAL yang dimiliki oleh PT BCP sekarang ini, tidak asal menugaskan produksi sesuai order yang diterima tapi dijadwalkan proses produksinya sesuai kapasitas IPAL nya”ulas Kolonel Kustomo.
“Kami Satgas Sektor 4 Citarum Harum mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Leuwidulang yang telah menunjukan kepeduliannya kepada Program Citarum Harum dengan melakukan fungsi kontrol kepada industri secara kontinyu agar berjalan pada rel-nya dengan tidak melakukan pencemaran Sungai Citarum. Harapan kami akan semakin luas kesadaran warga akan kepeduliannya terhadap lingkungan baik dengan aksi sosial kesadaran akan kebersihan maupun aksi sadar tidak mengotori atau merusak Sungai Citarum,”pungkas Kolonel Kustomo.***