Tawarkan Indahnya Sungai Citarum Dari Bantaran, Tapi Rawan Longsor

Bandung Side, Majalaya – Kondisi alam yang membentuk pola aliran Sungai Citarum mengikuti arus kemana mengalirnya yang bermuara kelaut, memiliki kekhasan yang dapat ditilik dari bebatuan yang membentuk teksturnya.

Bila sungai mengalir diatas bebatuanyang kurang resisten terhadap erosi atau tidak tahan terhadap erosi akan membentuk tekstur sungai yang rapat. Sedang kan batuan yang resisten akan membentuk tekstur sungai yang renggang. Hal ini terjadi pada Sungai Citarum yang mengalir diatas bebatuan yang kurang resisten terhadap erosi.

Pemandangan indah dari sungai Citarum dilokasi Desa Sukamaju, Majalaya

Dapat dijumpai akibat kurang resistensinya batuan Sungai Citarum diwilayah RW 20 Desa Sukamaju, Majalaya yang masuk dalam Sektor 4 Citarum Harum terdapat pergeseran aliran secara merapat dengan membawa hasil erosi dinding bantaran menggerus sehingga tampak berbelok-belok pada tekstur aliran sungainya.

Sungai Citarum dapat berbelok bila dialiri arus yang deras akibat curah hujan yang berintesitas tinggi, maupun gerusan erosi dari arah hulu turun ke hilir hingga bergeser sejauh hampir 30 meter dari aliran semula. Hal tersebut terjadi kurang lebih hampir 10 tahun kebelakang, seperti yang dituturkan oleh Ketua RW 20 Desa Sukamaju-Majalaya,Tarman Suherman,”Aliran Sungai Citarum bergeser kurang lebih 30 meter menggerus dinding bantaran hingga memakan tanah warga. Upaya pemeritah Kabupaten Bandung saat itu dengan memasang bronjong sebagai penahan dibantaran tanah warga agar tidak terus-menerus mengikis”.

“Harapan kami aliran Sungai Citarum dikembalikan lagi kejalur semula, yakni lurus melintasi Desa Sukamaju dengan dinding beton atau batu cor agar kuat menahan derasnya aliran Sungai Citarum,”tutur Tarman kepada Bandung Side yang didampingi Danki Sektor 4 Citarum Harum, Lettu Asep Hendi.

Selanjutnya, Bandung Side bersama Danki, Lettu Asep Hendi menuruskan penelusuran kewilayah RW 19, 18, 17 dan RW 16 melalui jalan inspeksi bantaran Sungai Citarum yang sudah mulai padat penghuninya. Pemandangan hal yang sama akibat erosi yang membawa dampak terkikisnya bantaran membuat kekawatiran warga bila sewaktu-waktu berakibat longsor dan rumah mereka akan terbawa arus Sungai Citarum.

“Dua hari yang lalu, Satgas Sektor 4 Citarum Harum mendapat laporan dari warga kalo ada bantaran yang longsor di RW 18 Desa Sukamaju,”kata Danki Asep Hendi.

Bila dilihat dari stuktur tanah bantaran memang tidak akan kuat menahan derasnya arus Sungai Citarum, yang perlahan-lahan akan mengikis dinding tanah bantaran yang mengandung pasir dan batuan kecil. Batuan kecil yang menempati pinggiran sungai tidak kuat menahan aliran air, sehingga dengan mudah akan hanyut juga terbawa arus, lanjut Danki Asep.

“Bantaran yang terdapat pada Desa Sukamaju diwilayah RW 20, 19, 18, 17 dan 16 sejauh hampir 2km mengalami kelabilan. Sehingga mudah sekali longsor, karena dindingan mengandung pasir dan batuan kecil saja. Upaya menanam pohon keras sudah dilakukan oleh Satgas Sektor 4, tapi tidak maksimal juga karena akar tidak kuat mengikat batu atau pasir yang ada dibawahnya,”jelas Danki Asep.

“Arahan Dansektor 4, Kolonel inf. Kustomo Tiyoso agar dibuatkan bronjong yang diisi batu gunung sebagai penahan dinding bantaran sebagai solusinya. Meskipun bukan alternatif utama, upaya menahan dengan bronjong semoga dapat mencegah longsornya bantaran yang sudah tinggal 1 meter dari rumah warga,”harap Danki Asep.

Warga Desa Sukamaju seakan pasrah, dari mulai lahannya tergerus terus oleh arus Sungai Citarum bahkan bantaran yang harusnya dimiliki oleh Sungai Citarum, kini bergeser bantarannya menggunakan lahan warga akibat dari pergeseran aliran Sungai Citarum. Padahal, tawaran keindahan Sungai Citarum dari bantaran dapat ditemuin di Desa Sukamaju.

“Satgas Citarum Harum hanya bisa semaksimal mungkin mengupayakan secara swadaya dalam pengadaan bronjong yang berisi batu besar sebagai penahan derasnya aliran Sungai Citarum. Secara bertahap dulu, dibuatkan tanggul dari karung yang berisikan pasir dan batuan kecil ditahan dengan bambu dengan kemiringan tertentu,”kata Dansektor 4 Kolonel inf. Kustomo Tiyoso saat ditemui di Taman Citarum Harum Sektor 4, Desa Patrol.

“Kondisi yang tidak menguntunkan bagi warga Desa Sukamaju ini hendaknya mendapat perhatian khusus dari institusi terkait. Karena cukup memprihatinkan menyangkut hidup orang banyak serta dipastikan dikemudian hari dan sewaktu-waktu bisa longsor secara permanen bila tidak ada tindakan cepat mengatasinnya,”pungkas Kolonel Kustomo.***(pamasa)

loading...
Facebook Comments

Tinggalkan Balasan