
Bandung Side, Majalaya – Desa Wangisagara, Kecamatan Majalaya memiliki potensi destinasi wisata yang menarik disekitar Daerah Aliran Sungai Citarum. Pesona alam yang indah, sepanjang mata memandang hijau daun padi berteras siring menyegarkan suasana hati dan membuat pikiran menjadi fresh kembali.
Desa Wangisagara memiliki jumlah penduduk kurang lebih 15.546 jiwa, memiliki geografis luas wilayah 195 Ha pada ketinggian 800m dibawah permukaan laut (dpl) berhawa sejuk dengan suhu maksimal 32derajat selsius yang dikelilingi bukit dan merupakan Daerah Aliran Sungai Citarum.

Sejak Satgas Sektor 4 Citarum Harum hadir satu tahun yang lalu, dalam rangka menjaga ekosistem Sungai Citarum agar tidak tercemari oleh limbah industri dan limbah domestik melirik potensi terpendam wilayah tersebut untuk dijadikan ikon Desa. Memang tidak mudah menjadikan ikon suatu wilayah, dikarenakan status lahan yang ada harusnya tidak bermasalah dan mendapatkan dukungan dari warga sekitar keberadaan ikon tersebut.
Akhirnya, tertujulah pada wilayah didaerah RT 1 RW 6 Kampung Bojong Koneng, Desa Wangisagara. Tempat tersebut sudah ada saung yang cukup besar, mungkin keberadaannya sebagai tempat peristirahatan petani saat mengelolah sawahnya atau penambang pasir atau penambang batu Sungai Citarum. Berkat ijin dari Kepala Desa Wangisagara, diperbolehkan untuk dibuat tempat sarana edukasi bagi masyarakat. Maka, terwujudlah Saung Edukasi.

Menurut Danpos Desa Wangisagara, Serma Eko Sapoetro bahwa Saung Edukasi sudah dipercantik tapi belum 100% jadi. Tapi antusias warga dari Desa Wangisagara untuk mengunjungi sangat banyak. Setiap harinya ada saja keluarga yang berkunjung bersama anak-anaknya untuk bermain sambil makan bersama di saung.
“Saung Edukasi dari rencananya ada tempat bermain, arena panjat, taman bunga serta beberapa tempat duduk santai yang terbuat dari ban bekas diberi sentuhan cat warna-warni agar lebih menarik dan kolam ikan. Warga merasakan keberadaan Saung Edukasi sebagai tempat yang nyaman untuk bersantai bersama keluarga sekaligus menjadi tempat pembelajaran mencintai lingkungan,”tutur Danpos Serma Eko.

“Setiap Sabtu dan Minggu sudah ada pengunjung setia dari beberapa keluarga yang tidak jauh dari lokasi untuk berkumpul bermain bersama, sementara orang tua mengawasi dari kejauhan dan diakhiri dengan botram makan bersama,”cerita Serma Eko bangga.
“Masih dalam pengerjaan, yakni akan dibuatkan kamar mandi sederhana atau wc sederhana, agar pengunjung nanti tidak buang hajatnya ke Sungai Citarum,”pungkas Serma Eko.

Saung Edukasi memang strategis keberadaan, berada ditempat terbuka yang dikelilingi sawah dan didepan saung mengalir air Sungai Citarum. Bila Bandung Side amati, aktifitas penambang pasir dan batu mewarnai juga keasrihan lokasi yang hijau karena sisi kanannya terhampar sawah yang menghijau. Tapi sayang akses menuju lokasi masih melalui lahan juragan pasir, sehingga pengunjung masih riskan bila menggunakan kendaraan roda empat untuk berlibur dilokasi tersebut.
Saat Bandung Side mendekati untuk mengajak ngobrol dua anak yang sedang asik menonton youtube upin-ipin dikamera androidnya malu-malu bercerita. Sebut saja Rian dan Usep usia 10 tahun dan masih duduk dibangku sekolah dasar.

“Saya senang bermain disini, udaranya sejuk dan nyaman suasanannya. Kadang saya dan Usep suka ngerjakan PR sekolah bersama disaung,”kata Rian tersenyum malu.
“Karena saung edukasinya sedikit jauh dari rumah, makanya saya harus ijin dulu ke orang tua agar tidak kuatir mencari. Makanya Usep selalu menemani. Nanti kalau libur sekolah mau main lagi dan mengajak teman-teman yang banyak,”cerita Rian penuh semangat.

“Keberadaan Saung Edukasi buat masyarakat merupakan upaya Satgas Sektor 4 Citarum Harum memanfaat tempat untuk bersosialisasi. Pentingnya menjaga lingkungan dan Sungai Citarum tercermin pada desaign saung yang dibuat oleh anggota Satgas Sektor 4. Ada lukisan mural edukasi, ada taman, ada kolam ikan bahkan pengunjung disuguhi keindahan pemandangan sawah dan aliran Sungai Citarum yang sudah mulai bersih,”kata Dansektor 4 Citarum Harum, Kolonel Inf. Kustomo Tiyoso.
“Selain itu, Saung Edukasi juga sebagai ruang public bagi masyarakat untuk berkumpul, bermain dan menjadikan tempat berwisata murah,”pungkas Kolonel Kustomo.***(pamasa)