Rendahnya Kepedulian Terhadap Lingkungan Menjadi Penyebab Banjir Wilayah Majalaya


Bandung Side, Majalaya – Satgas Sektor 4 Citarum Harum lakukan karya bakti bersihkan selokan di sepanjang jalan Laswi bersama warga guna meminimalisir terjadinya genangan banjir yang sering terjadi, sehingga mengganggu akifitas warga Majalaya dalam berekonomi, Senin (4/2/2019).

Jalan Laswi, Desa Biru merupakan jalan utama akses warga Majalaya menuju wilayah lain termasuk menuju Kota Bandung dalam melakukan aktifitas ekonomi dilalui oleh beberapa cicit Sungai Citarum, seperti sungai Ciraya, Cibontor, Cipejeuh yang mengalir menuju anak Sungai Padaulun dan bermuara ke Sungai Citarum.

Sampah yang menghambat selokan Jalan Laswi menyebabkan aliran air tidak lancar menuju anak Sungai Citarum

Bila terjadi luapan air Sungai Citarum dikarenakan intensitas hujan yang tinggi, secara otomatis jalan Laswi akan menjadi tempat genangan sementara atau banjir dengan ketinggian antara 30 – 60 cm. Kondisi tersebut bisa juga dikarenakan tidak tertampungnya air hujan diselokan yang terdapat dikanan-kiri Jalan Laswi yang dikurung oleh jumlah pabrik tekstil, ruko dan pergudangan.

Tidak tertampungnya air hujan diselokan juga disebabkan terjadinya pendangkalan karena sedimentasi dan adanya timbunan sampah yang telah menumpuk sehingga menghambat kelancaran air yang mengalir dari cicit sungai keanak-anak Sungai Citarum. Ditambah lagi cicit dan anak Sungai Citarum juga mengalami pendangkalan yang disebabkan sedimentasi dan sampah juga. Permasalahan berputar karena sedimentasi dan sampah menjadi terputus sejak tidak adanya kepedulian warga terhadap lingkungan sekitar. Upaya membersihkan selokan dengan gotong-royong sudah tidak pernah terdengar dilingkungan Desa Biru, dianggapnya kewajiban peduli lingkungan adalah tugas pemerintah.

Sungai Biru yang mengalami pendangkalan dan penyempitan

Inisiasi Satgas Sektor 4 Citarum Harum dengan mengajak warga sekitar dan perwakilan beberapa pabrik untuk melakukan karya bakti membersihkan selokan menjadi upaya dalam mengurangi timbulnya banjir yang sudah menjadi langganan menggenangi Jalan Laswi.

Peltu Jurry, Danto II Subsektor Biru mengatakan,”Giat karya bakti ini merupakan upaya mengurangi banjir yang sering terjadi menggenangi Jalan Laswi, selokan yang menghambat aliran air yang disebabkan karena sedimentasi dan sampah diangkat dengan menggunakan peralatan cangkul dan sekop”.

Sungai Biru tampak bersih tapi masih rawan akan erosi dan pengikisan bila terjadi luapan air karena hujan dengan intensitas tinggi

Selain itu juga karya bakti dengan bergotong-royong ini untuk mengedukasi masyarakat yang ada disekitar selokan agar peduli dengan lingkungan, terutama peduli terhadap selokan yang ada didepan bangunan rumah, toko atau ruko tempat mereka memiliki usaha, lanjut Peltu Jurry.

“Semoga yang dilakukan Satgas Sektor 4 dalam meminimalisir banjir yang sering terjadi di Jalan Laswi membuahkan hasil meskipun belum maksimal. Karena musti dengan peralatan berat atau upaya yang lebih serius dalam mengurangi sedimentasi, khususnya yang terjadi di Sungai Padaulun dan Sungai Biru yang sudah mengalami penyempitan,”pungkas Peltu Jurry.

Jembatan Desa Biru, Majalaya menghubungkan wilayah Ciparay dan Majalaya yang padat lalu lintasnya

Senada dengan Peltu Jurry, dalam kegiatan karya bakti yang juga ditinjau oleh Danki Lettu Asep Hendi pun mengatakan,”Setelah dilakukan patroli oleh Satgas Sektor 4 yang menjadi penyebab terjadinya banjir yang selalu menggenangi Jalan Laswi selain curah hujan yan tinggi sehingga air tidak dapat ditampung oleh selokan, juga karena terhambatnya aliran selokan yang mengalir menuju anak-anak Sungai Citarum. Selain sedimentasi pada selokan, juga terdapatnya sampah yang menghambat lajunya air saat terjadi hujan”.

Upaya mengurangi terjadinya banjir agar tidak menggenang terlalu lama dengan upaya membersihkan selokan yang berada dikanan-kiri Jalan Laswi, lanjut Lettu Asep. “Hal tersebut dilakukan agar bila terjadi banjir tidak sampai membuat lumpuh transportasi masyarakat yang berlalu-lalang Majalaya ke Bandung atau wilayah lain. Dengan cepat air yang menggenang cepat surut kembali normal mengalir ke anak-anak sungai hingga Sungai Citarum,”pungkas Lettu Asep menjelaskan kepada Bandung Side.

Kondisi Sungai Padaulun yang mengalami pengikisan pada bantarannya yang mengancam pondasi tembok salah satu pabrik di Desa Biru.

Sementara dilokasi yang berbeda, melalui ponselnya Komandan Sektor (Dansektor) 4 Citarum Harum, Kolonel Inf. Kustomo Tiyoso mengatakan saat dikonfirmasi oleh Bandung Side,”Giat harian yang dilakukan Satgas 4 Citarum Harum dengan karya bakti yang melibatkan warga dan perwakilan pihak industri di Majalaya merupakan upaya meminimalisir penyebab kerusakan ekosistem Sungai Citarum. Banjir dapat menyebabkan ekosistem Sungai Citarum menjadi rusak, dikarenakan adanya sedimentasi baik oleh endapan lumpur limbah industri maupun sedimentasi karena erosi dan pengikisan tanah bantaran. Selain itu, penyebab lainnya bisa karena sampah yang dibuang ke selokan, cicit dan anak-anak sungai sehingga aliran airnya tidak dapat lancar menuju Sungai Citarum”.

Banjir dapat menyebabkan kelumpuhan transportasi sehingga akan menyebabkan kerugian secara ekonomis bagi pengusaha yang akan menyalurkan produknya melalui pendistribusian lewat darat akan terhambat, lanjut Kolonel Kustomo.

“Kerugian yang disebabkan oleh banjir sudah dirasakan oleh masyarakat, akan tetapi kepedulian terhadap lingkungan tidak berbanding lurus dengan upayanya. Hal ini menjadi tanggung jawab bersama, bukan hanya warga dan masyarakat, komponen dan elemen masyarakat juga harusnya memiliki kepedulian dalam mengatasinya selain pemerintah,”pungkas Kolonel Kustomo.***(pamasa)

loading...
Facebook Comments

Tinggalkan Balasan